PART 3

23 6 0
                                    

"Aku mencintaimu seluas lautan, tapi sialnya kau tidak tahu bagaimana cara menyelami lautan ku"

"Cel dipanggil pa Indra tuh, katanya nanti siang SMA Jingga ngajak sparing basket". Ucap seorang siswa berpostur tinggi yang tak asing bagi Marcell.

Yang diajak bicara hanya mengangguk memberi isyarat bahwa ia sudah paham.

"SMA Jingga? sekolahnya Nathan Cel?", tanya Felix memastikan bahwa informasi yang ia ketahui tidak salah.

"Iya", jawab Marcell singkat seakan malas mendengar nama itu.

"Si bangs*t itu mau ngapain lagi?", tanya Putra agak kesal, ia baru saja tiba karena habis memesan segelas es kelapa.

Memang sepertinya ketiga orang ini memiliki masalah yang cukup rumit dengan seorang laki laki yang dipanggil Nathan itu.

Marcell segera bergegas menemui pa Indra selaku guru Olahraga SMA Cakrawala untuk memastikan informasi yang ia terima.

Belum sampai ia ke ruang olahraga tiba tiba ada suara gadis yang tidak asing memanggilnya, ya siapa lagi kalau bukan seorang Alyssa Cornella.

"Celll mau kemana?" Teriak Ela yang lari kearah nya.

"Bukan urusan lo!", ucap Marcell yang membuat Ela seketika cemberut.

"Ihh jahat banget Marcell, aku kan cuman nanya! Btw Cel nanti malem kamu-", belum selesai Ela berbicara perkataan Marcell berikutnya cukup untuk membuat seorang Alyssa terdiam.

"Bacot lo benalu", ya lagi lagi Ela menahan tangisnya karena perkataan Marcell.

Marcell yang tanpa merasa bersalah pun langsung meninggalkan Ela yang terdiam berusaha menahan air mata nya agar tidak jatuh.

(Flashback On)

BUGGG!!!

Pukulan itu mengenai tepat pipi seorang laki laki bernama Nathan.

"Bang*at lo ngapain cewek gw anji*g", teriak Marcell yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Gw apain cewek lu? Hahahaha tanya sendiri ke dia siapa yang dateng tiap malem ke kost gw", Ujar Nathan dengan santai nya.

Sementara itu perempuan yang dimaksud hanya bisa terdiam sekaligus takut.

"Maksud dia apa Liana?", tanya Marcell menahan amarahnya yang sudah diujung kepala.

Yang ditanya hanya diam tanpa tahu apa yang harus dijelaskan.

"Lo tuh harusnya sadar, gw lebih bisa muasin Liana sedangkan lo? Liana cuman mau uang lo Cel sadar dasar tol*l", teriak Nathan.

"Bacot lo anj*ng", balas Marcell serta sekali lagi memukul Nathan.

Nathan yang tak terima juga membalas pukulan Marcell, Liana hanya bisa terdiam tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Kedua laki laki itu melewatkan malam dengan perkelahian hebat.

"Cukup cel, tan", ucap Liana gemetar, ia tak sanggup lagi menahan tangisnya karena takut.

"Gw salah apa sama lu li? Sampe lu bisa begini? Gw udah ngasih semuanya buat lo li" ucap Marcell kecewa.

"Maaf Cell", singkat Liana.

Marcell yang sudah cukup kecewa meninggalkan kedua orang itu.

Hari itu adalah kecewa paling hebat bagi seorang Marcell, malam itu ia hancur hancurnya.

Mungkin rasa sakit akan perlahan hilang seiring waktu, tapi tidak dengan rasa trauma seseorang.

Dan trauma itu akan tetap membekas, ia tak pernah mengering entah sampai kapan akan tetap tinggal, trauma itu akan jadi trauma hebat yang tetap tinggal bersama nya, padahal orang lain yang jahat tapi ia yang kena.

(Flashback Off)

"Siang pa", ucap Marcell sopan memasuki ruang guru.

"Ah iya Marcell sini kamu", ucap pa Indra yang sedang membereskan berkas dimeja nya.

Marcell yang mengerti langsung masuk dan mendekat ke pa Indra.

"Jadi bapak ingin minta ke kamu siapkan anak anak untuk besok ya, SMA Jingga ingin melakukan pertandingan persahabatan dengan sekolah kita, lakukan dengan maksimal", perintah pa Indra yang langsung di iyakan oleh Marcell.

Marcell langsung bergegas menyampaikan info tersebut kepada teman temannya, mempersiapkan semuanya secara matang.

*******

"Eh ada neng Ela, apa kabar neng mang Iyan kangen loh sama neng Ela, kasian bunga bunga nya juga pada kangen itu", ucap seorang laki berumur 30 tahunan yang akrab dipanggil mang Iyan.

"Eh iya mang Ela juga kangen sama mamang", ujar Ela yang berusaha mengelap air mata nya lalu mencoba tersenyum.

"Kenapa atuh neng cantik nangis? pasti gara gara si curut ya", ucap Mang iyan yang seakan sudah tau apa yang menyebabkan seorang Alyssa Cornella menangis.

"Engga kok mang, Marcell gasalah aku nya aja yang masih belum cukup hihihi", ucap Ela sambil tertawa kecil

"Eh atuh si neng Ela mah terlalu baik jadi manusia, ngapain juga si eneng mikirin dia yang bahkan gapernah nanya neng Ela baik baik aja atau ngga". Ucap mang Iyan membuat Ela terdiam sebentar.

"Udah neng jangan sedih lagi atuh mending bantu mamang siremin itu bunga bunga".

Ela yang paham langsung bergegas melakukan apa yang disuruh.

Benar kata mang Iyan bukan? untuk apa kita memikirkan orang yang tak pernah ingin diperdulikan?

Perihal dia sayang atau tidak yang penting kamu udah tulus dan berusaha yang terbaik untuk jadi versi terbaik dirimu sendiri, jadi kalau nanti gabisa sama sama ya mungkin bukan dia orangnya.

Jadi cukup menjadi sederhana biar kamu tahu siapa yang menerima apa adanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

where is home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang