Chapter I

85 10 11
                                    

HAPPY READING
.
.

Dinginnya AC ruangan yang berukuran lumayan luas sungguh menusuk kulit gadis cantik itu. Gadis berkulit putih dengan rambut hitam dikuncir kuda. Tak lupa poni manja nan menggemaskan menyelimuti luas kening gadis itu.

Sudah 10 menit berlalu. Tubuh gadis itu tidak bergerak sama sekali kecuali jarinya yang sibuk menekan-nekan ponsel miliknya. Ia mendecak kesal karena lama sekali ia menunggu foto copy akta kelahiran dan kartu keluarga yang hingga 10 menit lamanya. Padahal di sana hanya ada dia, tidak ada pelanggan lain selain dirinya.

Srekk.. srekk...

Suara pintu digeser itu sontak membuat Clarissa melempar pandangannya ke arah pintu. Cowok itu tinggi mengenakan topi hitam dan kaos santai hitam. Dia memiliki kulit yang sangat putih tampak seperti orang Korea. Clarissa sempat terpaku akan ketampanan cowok itu. Setelah sadar akan ketidakwarasannya ia pun kembali melihat handphone-nya.

Cowok itu masuk lalu berjalan menuju kasir. Tidak lama kemudian, ia duduk di seberang Clarissa tanpa menolehkan pandangannya ke gadis itu.

Clarissa

Mendengar namanya disebut dari mikrofon, ia segera berdiri dan berjalan menuju kasir.

Setelah selesai membayar semuanya, Clarissa keluar dari tempat foto copy tersebut. Saat keluar ia sudah mendapati seorang pangeran yang sedang nangkring di atas kuda besinya.

"Kenapa lama sekali, hm?" ucap cowok itu sembari memasangkan helm kepada gadis manis di depannya itu.

"Mana aku tau, padahal nggak ada pelanggan lain selain aku tadi di dalam" Clarissa mendengus kesal.

Saat Clarissa ingin naik di boncengan motor cowoknya, tiba-tiba ada yang berteriak dari dalam tempat foto copy-an itu.

"Hei... Tunggu!" jelas suara itu untuknya, tapi bisa jadi untuk Davis, pacarnya. Karena hanya ada mereka berdua di parkiran itu.

Cowok bermata sipit dan berkulit putih itu datang menghampiri Clarissa yang tidak jadi naik ke boncengan motor pacarnya karena mendengar teriakan darinya.

"Hp lo ketinggalan" cowok itu menyodorkan handphone Clarissa yang tidak sengaja tertinggal di meja kasir.

Clarissa yang menyadari akan keteledorannya pun ber-oh sebentar lalu berterima kasih kepada laki-laki yang sudah mengembalikan handphone miliknya.

"Oh... Makasih ya..."

"Teledor banget si! Kalo ilang gimana?" Davis memukul helm Clarissa pelan.

"Ya maaf! Namanya juga lupa" Clarissa memajukan bibirnya dengan gemas kepada Davis.

"Udah jangan kayak gitu, nggak kuat liatnya. Eh btw, Makasih ya!"

"Iya" cowok itu pergi setelah melemparkan senyum ramahnya kepada kedua pasangan itu.

Keduanya membalas senyum lelaki itu lalu memandangi gerak-gerik lelaki itu dari berjalan menuju motornya, memakai helm, menstater motor, memundurkan motor, hingga motor itu menghilang dari balik tembok penghalang toko itu.

ALVARO NOVALANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang