Percikan cahaya berwarna merah memenuhi retina mata Ling Tong. Sebuah liontin ia gantung di hadapannya dan liontin itu bergerak ke kanan dan kiri, seiring gerakan liontin itu bola mata Ling Tong pun mengikutinya. Ling Tong tidak pernah membungkuk kan posturnya, dia tetap pada posisi yang sempurna. Bahkan ketika sedang melakukan pekerjaan yang tidak berguna ini, yaitu menatap liontin merah di hadapannya.
Ia menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya. Sayup-sayup ia mendengar suara yang sama seperti malam tadi, suara desahan. Ling Tong sudah menduganya, kedua tuannya sedang melakukan hal 'itu' lagi. Jadi, daripada dia berdiam diri menunggu di depan pintu kamar tuannya, ia berjalan mundur dan mulai meninggalkan kamar tersebut dengan tujuan... tidak ada tujuan sebenernya. Yang penting tidak berada di sekitar mereka saja.
Sementara itu, dalam sebuah ruangan yang lumayan gelap dan hanya menjadikan lampu tidur sebagai satu-satunya penerang. Dua pria dewasa sedang bergulat di atas kasur. Yang satu mendorong dengan sepenuh tenaga, dan yang satunya terbaring pasrah.
Benar, Luo Yunxi dan Chen Feiyu melakukan sex lagi. Ini bermula ketika Luo Yunxi yang terbangun terlebih dahulu tidak sengaja menekan dada Chen Feiyu sehingga membuat si Chen terbangun. Dan kalian bisa tebak bahwa setiap lelaki apalagi dengan watak seperti Chen, penisnya akan selalu bangun dan melakukan ereksi setiap pagi. Apalagi sudah ada Luo Yunxi sehingga Chen memanfaatkan nya untuk pelampiasan nafsu.
Desahan demi desahan memenuhi ruangan tersebut, udara dari air conditioner bahkan tidak cukup untuk mendinginkan suhu tubuh mereka berdua yang bagai menyatu hingga panas diantaranya tidak dapat lagi dialihkan. Tetesan keringat yang mengalir bukan lagi sebagai sesuatu yang menjijikkan, namun malah terlihat sangat sexy.
Apalagi bibir Luo Yunxi yang sudah membengkak. Ahh, lihatlah si tua Luo ini. Chen Feiyu memberikan ukiran miring pada wajahnya, bibir Luo Yunxi sangat merah karena seringnya ia hisap, sedikit terbuka karena pasokan oksigen nya mulai terkuras hingga perlu bantuan. Lidahnya sedikit terjulur keluar dan warna hitam pada matanya naik ke atas. Ekspresi yang sangat membangkitkan gairah Chen Feiyu. Dengan beberapa hentakan, Chen Feiyu menyemburkan seluruh cairannya di dalam Luo Yunxi.
"B-bajingan gila!" Umpat Luo Yunxi pada Chen Feiyu.
Chen Feiyu tersenyum layaknya iblis, "Hoo, masih bisa berbicara?"
Dengan desahan yang melenguh, Chen Feiyu melepaskan penyatuan mereka. Melihat kesempatan itu, Luo Yunxi menyikut Chen Feiyu agar ia dapat berdiri.
Saat menginjak lantai, entah kenapa Luo Yunxi terasa lemas. Kakinya bergetar dan Luo Yunxi hanya bisa berpegangan pada ujung kasur bigsize itu.
Melihat itu Chen Feiyu tertawa dalam hati, sungguh menghibur sekali melihat Luo Yunxi dengan ekspresi seperti itu. Dan dengan... kondisi yang mengenaskan seperti itu.
"Butuh bantuan, tuan Luo tua?" tanya Chen Feiyu sembari bersandar.
Tanpa menjawab, Luo Yunxi hanya memberikan tatapan yang tajam pada Chen muda yang masih berbaring disana. Masih dengan kaki yang bergetar, dia melenggang darisana berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi.
Setelah pasangan pengantin baru itu bersih-bersih dan makan, mereka hendak pergi ke perusahaan masing-masing. Kini, Luo Yunxi sedang memakai jasnya dan memakai arlojinya.
Dan disisi lain, Chen Feiyu memanggil Ling Tong.
"Ling Tong kepada tuan, ada apa tuanku?" Tanya Ling Tong.
"Jika sudah menikah begini, berarti kau juga melayani si Luo tua itu, 'kan?" tanya Chen Feiyu dengan mengusap dagunya.
Tanpa mengerti apa maksud sebenarnya dari tuan mudanya ini, Ling Tong hanya mengangguk.
"Ikuti dan layani dia, cari tahu bagaimana dia bisa mendapatkan distrik L. Oh, kalau bisa cari dokumen mengenai distrik tersebut. Aku rasa kau sudah paham, Ling Tong," titah Chen Feiyu dan diangguki oleh Ling Tong sendiri.
Kebetulan Luo Yunxi telah merapikan penampilannya, ia turun dari tangga dan segera bergegas menuju mobil nelewati dua orang yang berbisik disana tanpa perduli apapun.
Melihat itu, dengan sigap Ling Tong mengikuti Luo Yunxi dibelakangnya. Ia harus menyelesaikan misi yang diberikan oleh Chen Feiyu.
Merasakan ada sosok yang mengikutinya, Luo Yunxi menghentikan langkah, alisnya bertaut heran melihat ke belakang dan menemukan Ling Tong yang mengikutinya.
"Kenapa anda mengikutiku, nona Ling Tong?" Tanya Luo Yunxi keheranan.
Ling Tong membungkuk tanda memberikan penghormatan pada tuan barunya. "Tuan Luo Yunxi sudah menjadi bagian dari keluarga Chen. Itu artinya saya pun harus melayani anda."
Luo Yunxi menggeleng, "Tidak, tidak. Saya tidak perlu dilayani olehmu, nona. Silahkan urus saja Chen dibelakangmu itu."
Setelah mengatakan itu, Luo Yunxi membalikkan badan dan segers menuju mobil. Namun Ling Tong dengan keras kepala masih mengikuti Luo Yunxi. Pada akhirnya, Luo Yunxi menyerah membiarkan Ling Tong mengikutinya. Tentu saja, Luo Yunxi tahu apa yang mereka berdua rencanakan. Sangat terlihat jelas dari gerak-gerik mereka yang mengikuti Luo Yunxi kemanapun ia berada. Ditambah Chen Feiyu malam tadi yang meminta dengan kasarnya distrik L agar jatuh ke tangannya.
Mengapa mereka memperebutkan distrik L? Apa istimewanya distrik tersebut?
Distrik L merupakan distrik di salah satu kota yang mereka tinggali, dengan sejarahnya dan lokasi yang sangat strategis mengundang banyaknya para pebisnis untuk menempati distrik tersebut. Hingga distrik tersebut menjadi rebutan dan dijual dengan harga tinggi, bahkan orang sekaya Chen Feiyu masih tidak bisa mendapatkan distrik tersebut. Tapi hanya Luo Yunxi yang dapat memenangkan distrik itu, pundi-pundi uang sudah ada di depan mata.
Dan sampailah Luo Yunxi di kantornya dengan Ling Tong yang mengekori. Para karyawan berdiri tegak dan membungkuk ketika atasab mereka hadir. Luo Yunxi tersenyum dan mengangguk, banyak juga yang mengatakan selamat atas pernikahannya meskipun Luo Yunxi tidak senang atas sambutan tersebut.
Dengan banyaknya drama, akhirnya Luo Yunxi sampai di ruangannya sendiri diikuti dengan Ling Tong. Ya, wanita itu masih mengikuti nya kemanapun dia pergi.
Beberapa detik Luo Yunxi duduk di kursinya, sosok laki-laki tua masuk dan menyapanya. "Aiya, Luo Yunxi! Apa kabar? Selamat atas pernikahan mu! Semoga dewa memberkati!"
Luo Yunxi yang awalnya duduk langsung tegak berdiri menyambut pria tua itu dengan senyuman.
Sedangkan Ling Tong menyipitkan mata melihat pria tua itu, tentu saja dia mengenalinya.
"Tuan, apa kabar?" Tanya Luo Yunxi sambil mempersilahkan tamunya untuk duduk.
"Kabarku baik, baik sekali. Oh iya, maaf tidak menghadiri pernikahan mu kemarin," ujar pria tua itu dengan sangat menyesal.
Luo Yunxi tersenyum, "Tidak mengapa, tuan. Anda doakan saja saya selamat selalu," ucap Luo Yunxi.
Pria tua itu tertawa keheranan, "Apanya yang selamat? Kau menikah! Menikah! Bukannya masuk kandang singa."
Justru itu. Batin Luo Yunxi berkata.
Sembari pria tua itu dan Luo Yunxi berbincang bincang. Ling Tong diam-diam menghidupkan handphonenya dan mengetik sesuatu, mengirimkan laporannya kepada tuan muda Chen Feiyu.
Justa benar benar kecewa dengan gagal tayang nya film ini
PADAH SUDAH MENUNGGU BERTAHUN-TAHUN!!!!
Tapi yasudahlah, mau bagaimana lagi. Justa akan tetap melanjutkan story ini mumpung Justa masih aktif di dunia oren.
Tapi kasihan juga ya dengan para cast yang sudah capek-capek syuting dan para kru staffnya juga.
Oh ya dan maaf Justa baru melanjutkan story ini hehe:D
Bagi kalian penggemar YIZHAN boleh mampir ke akunku, Justa membawa story baru dengan juful CRAFTING LOVE!
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
ÂME SOEUR [FeiYunxi]
FanfictionSebagai seseorang yang menjadi penonton di antara dua laki-laki tampan yang menjadi pemain utama. Ling Tong hanya bisa memantau kedua pria yang sudah menikah ini. Terlalu memusingkan, terlalu memusingkan. Bagaimana Ling Tong bisa menjelaskannya? Ya...