Happy Reading
Hotel, 14.00. Siang. D5.
Aku kembali setelah makan siang di loby. Aku melihat kalender di meja. Tinggal hari ini dan besok waktuku disini. Aku duduk di pinggir ranjang bingung mau ngapain.
Tokk.. tokk.. tokk..
Aku membuka pintu, Bayu muncul dibalik pintu. Menyapaku, mengajakku untuk ikut dengannya. Aku berpikir, lebih baik ikut dengannya daripada bingung mau ngapain.
"Oke, sebentar aku ganti baju dulu" aku hendak menutup pintu tapi ada tangan menghalangi
"Ehhh tunggu, jangan lama-lamaa. Awas aja kalo sampe satu jam" ancam Bayu
"Iyaaa"
Setelah selesai bersiap-siap, kami pergi. Bayu mengajakku ke bukit merese. Tempat indah sore itu, pemandangan laut dan bukit. Kami berkendara dengan mobil bayu. Sepi dan derai angin yang menenangkan.
"Cantik sekali Tuhan menciptakan tempat ini, tempat yang sangat indah. Memanjakan mata, memberikan ketenangan. Terima kasih atas ciptaanmu Tuhan" syukur ku dalam hati
Aku masih terpaku menatap indahnya tempat ini. Ada tangan yang menarikku, mengajakku untuk duduk diantara bebatuan.
"Kamu tau kenapa aku bisa menjadi seorang fotografer? Karena ada seseorang yang menyarankanku untuk mengikuti kata hati dan bakat yang sudah aku miliki dari dulu, daripada berjalan dengan apa yang tidak aku suka atau hal-hal yang hanya untuk keinginan. Karena orang tersebutlah aku berani untuk mengambil sesuatu yang mungkin akan adanya resiko yang diambil. Hidup ini bukan tentang hal indah yang ada di depanmu, bisa jadi hal indah yang berada di depanmu itu memiliki banyak resiko yang terjadi atau bahkan hal yang tidak baik. Lebih baik percaya pada hal yang jelas menurut kita baik, mengikuti kata hati." Ucap panjang Bayu
"Tapi bagaimana jika kita ngga bisa ngadepin resiko yang udah terjadi? Gimana caranya buat yakinin hati kalo dia ga baik? Padahal selama ini dia baik walau hanya dengan topeng?" aku bertanya sambil berkaca-kaca.
"Ketika kamu mengambil suatu tindakan bukannya kamu juga sudah siap dengan berbagai resiko yang akan terjadi? Aku tau kamu akan berpikir dahulu sebelum bertindak. Kalo untuk masalah hati itu cuma kamu yang bisa menyelesaikan. Yakinin hati kamu, tetapkan hati kamu dengan keputusan apa yang akan kamu ambil. Ambil apa yang baik dari orang lain, dan buang apa yang jelek dari orang lain. Kita harus bersyukur telah dipertemukan dengan orang yang salah, terlebih lagi Tuhan memberitahu keburukan orang tersebut diawal. Dari kesalahan tersebut, kita banyak belajar mengenai hidup. Bagaimana cara mengenali sesuatu yang baik dan buruk." Ucapan Bayu membuatku menangis
"Jadi aku harus melepaskannya? Membuka lembaran baru?"
"Lepaskan jika kamu sudah siap, tanyakan pada hatimu apakah hatimu siap. Atau mau bertahan dengan rasa sakit? Atau memilih membiarkan dia bahagia dengan teman mu?.Fokus saja pada hidup dan kebahagianmu saat ini."
"Kok jadi mellow, kapan kamu belajar bikin anak orang nangis?" gurauku sambil mengusap air mata
Bayu hanya tertawa kecil sambil menatapku.
Setelah mendengar banyak nasihat dan saran dari Bayu. Aku mencoba berpikir realistis, sudah saatnya untuk aku melepaskan Angga, membiarkan dia bahagia dengan Salsa meskipun mereka tetap salah. Lebih baik sakit sekarang daripada nanti. Untuk apa juga memperjuangkan orang yang telah berkhianat.
"Okee.. Setelah pulang dari sini, aku memutuskan membatalkan pertunanganku. Memulai lembar baru untuk hidupku. Memilih menghargai hatiku, menentukkan pilihan yang baik untuk diriku. Dan aku berjanji akan selalu mengutamakan kebahagianku." Aku berbicara dengan pemandangan indah yang ada di depanku.
Bayu berdiri dan berdiri di sampingku. Aku menoleh kepadanya, dia tersenyum manis padaku.
Aku dan Bayu berdiri untuk menikmati sunset dibalik bukit di depan kami. Matahari orange yang indah. Kami banyak berbicara dan bercerita, kami tertawa dan tersenyum. Indah, kita.
"Dokter Nova?" ucap seseorang yang memecahkan momen kami
Aku menoleh ke belakang. Salsa.
"Salsa?"
"Dokter ngapain disini? Sama Mas Bayu?" ucap Salsa penasaran
"Dia temanku. Kamu udah selesai foto preweddingnya? Gimana? Bagus tidak?" tanyaku
"Hehehe, kok dokter bisa tau?"
"Ya karena fotografernya temen saya. Bagus lho foto-fotonya, saya tadi udah lihat. Pose kamu sama Angga juga bagus, cocok jadi model. Iya kan Bay?"
Bayu hanya menganggukkan kepala tanda setuju dengan ucapanku. Angga datang dengan air mineral yang ada di tangannya. Dia terkejut melihat aku.
"Nova?"
"Haii.. Selamat yaa.. Aku tunggu undangannya. Untuk masalah perjodohan dan pertunangan kita nanti aku yang bilang sama papa mama. Have a fun ya kalian berdua." Ucapku sembari menarik Bayu untuk pergi dari sini. Melewati Angga dan Salsa begitu saja.
Kami pergi. Aku hanya terdiam di dalam mobil.
"Katanya mau ikhlas melepaskan, baru ketemu gitu nangis?" ledek Bayu
"Enggalah, ngapain nangisin diaa."
Sesampainya di hotel, aku kembali ke kamar. Kami sudah makan malam di jalan. Hari ini menyenangkan, tapi juga sedikit menyakitkan.
Aku membuka pintu kamarku, mengambil handuk untuk mandi. Selesai mandi, aku mengambil handphone untuk melihat kembali foto-foto di Bukit Merese tadi.
"Ohiya aku juga belum pamitan sama Bayu kalo besok aku harus balik ke Jakarta duluan. Besok pagi aja deh."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
PRECIOUS LOVE
ChickLit"Jadi kapan kamu mau nikahi aku?" "Kamu tunggu dulu, sabar dulu. Sebentar lagi, kan kamu tau pernikahanku sama Nova 5 bulan lagi." Ketika sebuah kebaikan dibalas pengkhianatan. Akankah kisah ini terus berlanjut atau berhenti sampai disini?