PL 3

81 7 0
                                    

Happy Reading

Hotel, 07.30. Pagi. D4. 

Suara hairdryer memenuhi kamar hotel, aku sedang mengeringkan rambutku. Mengambil vitamin rambut agar rambut tidak rusak. Aku ingin mengajak Bayu keluar ke pantai sebagai rasa bersalahku karena meninggalkannya kemarin. Aku mengirim pesan ke Bayu untuk menanyakan nomor kamarnya.

"Nomor kamarku 501, ada apa Nov?" balas Bayu

"Gapapa, aku kesana ya"

Aku turun satu lantai. Mecari kamar nomor 501. Ketemu! Diujung lorong.

Tokk.. tokk.. tokk..

Laki-laki itu membuka pintu, terlihat ia hanya menggunakan celana selutut dan kaos oblong. Ia baru saja bangun tidur, rambut berantakan dengan baju yang kusut.

"Emm pagii.. Jalan yuk, sebagai permintaan maaf karena kemarin aku pergi duluan. Lagian agen travel yang kemarin udah aku suruh balik, jadi bingung mau jalan kemana sama siapa." Jelasku

"Owh berati ga 100% karena rasa bersalah nih? Karena gada temen atau pemandu wisata?" goda Bayu padaku

"Hisshhh apasih! Beneran. Kalo kamu gabisa yaudah nanti aku tinggal telfon agen travel yang kemarin." Jawabku dengan tersipu malu

"Hahaha.. iyaiya. Tunggu sebentar aku mau mandi. Kamu mau nunggu disini apa di dalam?" tanya Bayu

"Aku tunggu disini aja" (lebih baik disini daripada terjadi apa-apa nanti di dalam)

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, akhirnya bayu keluar dari kamarnya. Berpakaian kemeja kotak tidak dikancingkan. Membawa kamera yang tergantung dilehernya.

"Yuk" ajak Bayu

"Lama bangettt.. Kamu mandi apa ngapain sih?" protesku

"Lahh? Setengah jam lama? Itu udah paling cepet yaampun.. Kamu ga inget dulu waktu jam olahraga? Cewek-cewek cuma ganti baju aja bisa sampe satu jam. Ini cuma setengah jam kamu anggap lama? Dasar cewek"

"Namanya juga cewek, wajar mandinya lama. Harus luluran, maskeran, pake lotion dll.."

"Emang cowok ga boleh lama juga haa?" protes Bayu dengan tangan menyentil keningku

Aku terdiam

"Ah udahh. Ayok jalan, jadi nggaa?" ajak ku

"Yuk, jadi mau kemana? Pantai? Bukit atau apa? Jangan jawab terserah yaa" tawar Bayu

"Ihh, sapa juga yang mau jawab terserah. Ke pantai dulu, ntar sorenya kita ke bukit liat sunset. Katanya bukit merese bagus buat liat sunset."

Bayu menyetujuinya, kami pergi dengan mobil Bayu. Mobil sewaan katanya.

Kami memilih pantai tanjung aan, butiran pasir putih yang indah. Suasana tenang, karena tidak banyak wisatawan yang datang ke pantai itu.

Kami berjalan menyusuri pinggiran pantai, bermain air dan pasir. Tertawa dengan lelucon yang dilontarkan Bayu. Entah kenapa aku senang dengan lelucon-lelucon itu. Dia candu, apalagi dengan ucapnya.

"Huhh.. jalan doang capek ya. Duduk dulu" sambat Nova

"Baru juga jalan beberapa kilo" kata Bayu enteng

Aku reflek mendongakkan wajahku untuk melihat Bayu, menggeleng-gelengkan kepala ku tanda heran terhadap Bayu.

Krukk.. krukkk

Cacing diperutku protes. Aku laparr!

"Yuk cari makan dulu, kasihan cacing-cacing diperut" ejek Bayu

Aku mengiyakan, kita mencari resto pinggiran pantai. Kami memesan es jeruk dan indomie rebus. Bayu membuka obrolan.

"Kamu kenapa kemarin tiba-tiba pergi? Kukira hilang dibawa orang gila" tanya Bayu

"Amit-amit.. Kemarin ga enak badan ajaa. Jadinya balik duluan. Napa? Sedih ya aku tinggal? Hahaha"

"Iyaa sedih tau, ditinggalin gitu ajaa"

"Hehehe, maaf yaa"

"Aku kira karena ada tunangan kamu sama cewek lain" pertanyaan Bayu yang langsung membuatku terdiam.

"Apaan? Mana ada tunanganku disini" ucapku mengelak

"Klien ku yang kemarin, aslinya orang Jakarta. Dia disini buat liburan sama calon istrinya, sekalian untuk foto prewedding. Namanya Angga sama Salsa, dokter dan perawat. Kamu kenal sama mereka kan? Itu alasan kamu pergi dari sini kemarin. Dan mungkin ini adalah alasan kamu kenapa kamu mengambil cuti dari pekerjaan dan pergi liburan untuk menenengkan pikiran. Benar begitu? Aku tidak sengaja melihat wallpaper handphone pak Angga." ucap Bayu halus

Aku menundukkan kepala lalu menangis.

"Gapapa, kalo mau nangis gapapa nangis aja. Kalo kamu capek, nangis itu gapapa wajar. Air mata itu bukan tanda kamu lemah, air mata itu perlu untuk meringankan kesedihan dan rasa sakit. Kalo mau cerita boleh." Ucap Bayu

Aku menangis sesengukkan, melepaskan air mataku begitu saja.

Bayu menarikku dalam peluknya. Menepuk pelan bahu ku. Menenangkan. Aku merasa tenang dan hangat.

Kami kembali ke hotel, mungkin karena bayu melihatku sudah lelah. Tapi memang benar, aku sangat lelah. Kami pergi ke kamar masing-masing. Bayu sempat menawarkan makan malam tapi aku menolak. Karena aku sudah cukup lelah untuk hari ini.

*****

PRECIOUS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang