𝐌𝐨𝐧𝐝𝐚𝐲 - 𝐈𝐥𝐥𝐧𝐞𝐬𝐬

3.8K 147 14
                                    

Pair : Shirabu Kenjiro x ReaderFandom : Haikyuu!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pair : Shirabu Kenjiro x Reader
Fandom : Haikyuu!!

▼△▼△▼△▼△▼△


"Hei, aku datang lagi lho,"

Seorang pria berumur 23 tahun dengan poni asimetris memasuki ruangan nomor 254 dengan senyum palsu sambil memandang gadis jelita yang kini tengah setengah duduk di kasur.

"Selamat siang Kenjiro, apa kau tidak bekerja hari ini?" [Name] bertanya sambil tersenyum membuat hati sang pria merasa tercubit.

Gadis yang di depannya ini bernama [Fullname], ia menderita Superior Mesenteric Artery Syndrome (SMAS) yang mana penyakit itu sangat sulit disembuhkan.

Superior Mesenteric Artery Syndrome (SMAS) adalah gangguan gastro vascular di mana bagian ketiga dan terakhir dari duodenum ditekan antara Abdominal Aorta (AA) dan superior mesenteric arteri di atasnya.

Gejalanya berupa kenyang, mual, muntah, nyeri perut, postprandial yang ekstrem (karena kompresi duodenum dan peristaltik terbalik kompensasi), distensi / distorsi perut, bersendawa, hipersensitivitas eksternal atau nyeri tekan di daerah perut, refluks, dan mulas.

[Name] didiagnosis penyakit ini enam bulan yang lalu, saat ia memeriksakan diri ke dokter. Awalnya [Name] menganggap enteng karena tidak terpikir sindrom ini akan menyerangnya, [Name] ke dokter pun atas paksaan Shirabu.

Saat diberitahu dokter, [Name] sadar bahwa ia sudah terlambat. Sindromnya tak bisa disembuhkan sama sekali.

"[Name], ada yang sakit? Atau kau merasa mual?"

Suara halus menyapa pendengaran [Name] yang sedang melamun, gadis itu pun segera menoleh ke arah sang pemilik suara.

"Untuk sekarang tidak, tapi nanti entahlah,"

Shirabu yang mendengarnya terdiam, batinnya terenyuh melihat sang pujaan hati yang semakin mengurus tiap harinya.

Sial, matanya mulai berkaca-kaca. Mengapa Tuhan begitu jahat sehingga membuat gadis sebaik [Name] menderita penyakit yang tidak ada penawarnya?

"Nee Kenjiro,"

Panggilan dari [Name] membuat sang adam menoleh sambil menggigit bibir bawahnya, Shirabu kini menatap [Name] yang tengah terbaring sambil memandangnya sendu.

"Ada apa [Name]? Mau ku panggilkan dokter?"

Saat menanyakan hal itu, [Name] malah tersenyum sambil memberi isyarat agar Shirabu mendekat.

"Jika aku sudah tiada, carilah penggantiku. Meski tidak mirip, pastikan dia anak baik-baik dan tidak penyakitan sepertiku. Pastikan dia menyayangimu dengan seluruh kasih sayangnya, sama seperti aku yang mencintaimu tanpa syarat. Aku yakin kau bisa mencarinya, karena itu-"

"Hentikan [Name]!! Jangan berbicara seolah-olah kau akan meninggalkanku di dunia yang kejam ini. Aku tidak akan pernah menemukan penggantimu karena kau satu-satunya, jadi-"

Ucapan Shirabu terpotong saat [Name] membelai halus pipinya.

"Kenjiro, aku mengantuk. Bolehkah aku tidur?"

Shirabu mengepalkan tangannya, entah kenapa kata 'tidur' itu terasa berbeda dari biasanya. Ia tahu itu, makanya ia mencoba menahan [Name] yang matanya mulai tertutup.

"[Name] jangan tidur!! Bukalah matamu!! Untuk kali ini saja, ku mohon bukalah matamu!"

Suara monitor dan tangan yang terkulai lemas seolah menyadarkan seorang Shirabu Kenjiro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara monitor dan tangan yang terkulai lemas seolah menyadarkan seorang Shirabu Kenjiro. Air matanya turun tanpa ia kehendaki, tangannya mulai mengguncangkan tubuh [Name] yang kian mendingin.

"JANGAN BERCANDA [NAME]!! BUKALAH MATAMU, AKU TAHU KAU SEDANG PURA-PURA, KARENA ITU HENTIKAN SEKARANG JUGA!! KAU BILANG KAU INGIN MENIKAH DENGANKU, MEMAKAI GAUN PENGANTIN PUTIH BERSIH DAN BERJALAN DI SISIKU YANG MENGENAKAN TUXEDO HITAM. AKU BELUM MEWUJUDKAN MIMPIMU, MAKANYA AYO BANGUN!!"

Teriakan Shirabu yang menggema membuat dokter serta perawat mulai memasuki ruangan [Name] dengan tergesa-gesa.

Berulang kali mereka menggunakan alat pacu jantung pada [Name] namun tak membuahkan hasil apapun membuat Shirabu kini makin mematung dengan air mata yang tak henti-hentinya keluar.

Beberapa saat kemudian, dokter mulai menyimpan alat pacu jantung dan menatap Shirabu dengan sendu.

"Dengan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, saya menyatakan bahwa nona [Fullname] tidak dapat diselamatkan,"

Dan dunia Shirabu pun hancur.

▼△▼△▼△▼△▼△

Fin

Fin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 𝐀𝐍𝐆𝐒𝐓 𝐖𝐄𝐄𝐊 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang