2 Years Later
Suara bel di taman kanak-kanak yang indah itu berbunyi. Renjun segera mengatur agar semua murid-muridnya duduk dengan rapi sambil menunggu orang tua mereka menjemput. Sangat susah mengatur anak-anak TK yang begitu aktif dan tidak bisa duduk diam itu. Tetapi Renjun justru merasa senang, karena mereka adalah sekumpulan anak yang penuh rasa ingin tahu dan memiliki kegembiraan murni dalam memandang dunia.Mereka tersenyum cerah dan membungkukkan badannya ke arah Renjun ketika orang tua mereka datang menjemput. Renjun sedang merapikan tasnya ketika suara ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya.
"Selamat siang, seonsaengnim. Jemputan anda sudah datang."
Renjun tersenyum saat melihat lelaki yang berdiri di pintu ruang kelas dengan tatapan jahilnya,
"Selamat siang, apa yang sedang kau lakukan disini, Jisung-ah?" sambil meraih tasnya, Renjun menghampiri sang adik yang telah tumbuh dewasa menjadi lelaki yang begitu tampan.
"Aku tidak sengaja lewat sini sepulang mengantar teman kampus ku, jadi kupikir ada baiknya aku menjemput hyung sekalian."
"Naik bus sebenarnya juga tidak apa-apa," Renjun berjalan menuju parkiran diiringi oleh Jisung dan menghampiri mobil tua berwarna hitam, warisan dari mendiang ayah mereka yang sekarang dipakai oleh Jisung ke kampusnya.
Mereka masuk dan Jisung segera menjalankan mobilnya keluar dari halaman taman kanak-kanak itu.
"Hyung, bisakah aku meminta bantuan mu?" Jisung mengernyitkan keningnya sambil menatap ke arah jalan yang cukup ramai. Renjun dan Jisung memang terbiasa berbahasa Korea dan menggunakan budaya Korea dalam keseharian mereka.
"Bantuan apa?" tanya Renjun penasaran.
"Tentang Chenle..." Jisung menjawab dengan nada pelan.
Renjun ingat siapa Chenle. Lelaki manis itu adalah teman kuliah Jisung yang pernah diajak ke rumah beberapa hari yang lalu. Chenle terlihat menggemaskan dan tentu saja anak dari orang kaya. Renjun tersenyum miris dan berusaha menahan goncangan masa lalu yang tiba-tiba menusuknya. Tentu saja dia anak orang kaya, Chenle datang ke rumah mereka dengan mengendarai mobil sport keluaran terbaru yang harganya mungkin saja mencapai sepuluh kali lipat harga jual rumah mereka.
"Ada apa dengan Chenle?"
Renjun ingin berteriak sekarang juga, dia sebenarnya tidak ingin Jisung berdekatan dengan Chenle. Renjun hanya tidak ingin Jisung mengalami kekecewaan seperti dirinya. Orang kaya selalu memandang rendah orang miskin. Tetapi semua larangannya tertahan, dia tak tega mengatakan semua itu kepada adiknya yang sekarang sedang menatapnya dengan berbinar, mabuk kepayang kepada pasangan impiannya.
"Chenle dan aku, kami saling mencintai dan berniat menjalin hubungan yang serius." Jisung mendesah pelan,
"Tetapi ada masalah dengan keluarganya."
Renjun mengernyit. Pasti akan selalu ada masalah ketika keluarga kaya menemukan anaknya berpacaran dengan seseorang dari keluarga sederhana. Renjun penat jika memikirkannya.
"Keluarganya mengundang kita ke sebuah makan malam mewah di rumah mereka. Pesta itu diadakan oleh kakaknya Chenle, seorang pengusaha muda yang kaya raya. Kakaknya ingin bertemu denganku dan aku agak takut saat mendengar rumor yang beredar, kakaknya itu sangat kejam dan jahat." Jisung menatap Renjun dengan tatapan memohonnya, yang selalu berhasil digunakannya untuk meluluhkan hati si sulung.
"Hyung mau kan menemaniku ke pesta itu?"
"Kenapa harus aku?" Renjun merengut, mencoba berkelit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Hati [JaeRen] - [✓]
FanfictionWARNING! BxB Homophobic? U should go away :)) [Remake Story from Santhy Agatha] Park Renjun hanyalah seorang pemuda sederhana yang mencoba terbebas dari bayang-bayang mantan kekasih dan menjalani hidupnya dengan normal. Namun hidupnya berubah menja...