Terasa begitu menyakitkan saat kehilanganmu dulu
Terasa begitu menghancurkan kalbu ketika mencoba melupakanmu
Sampai akhirnya kusadari, kau tak seberharga itu
Dan ternyata aku tidak mencintaimu sedalam itu
***
Hening sejenak. Lalu Jaehyun berdehem di seberang sana.
"Kau yakin?"
Kenapa di saat Renjun berusaha menguatkan diri demi adiknya, Jaehyun malah bertanya seperti itu?
"Ya, aku yakin."
"Aku akan marah besar kalau kau berubah pikiran di tengah-tengah rencana kita."
Memangnya dia siapa? Dan apa pedulinya kalau Jaehyun marah? Tetapi tiba-tiba Renjun teringat bahwa Jaehyun bisa jadi menakutkan kalau dia mau.
"Aku tidak akan berubah pikiran." Gumam Renjun, berusaha terdengar meyakinkan.
"Bagus. Kalau begitu aku akan mengatur semuanya."
Lalu percakapan ditutup, tanpa ucapan apapun. Meninggalkan Renjun yang mengerutkan kening karena ketidaksopanan Jaehyun.
Aroma wangi menyebar ke seluruh ruangan. Mama terlihat benar-benar serius membuat makan malamnya kali ini. Renjun melangkah ke arah dapur sehabis mandi dan tersenyum melihat sang Mama sedang memasukkan puding caramel yang terlihat lezat kedalam lemari es.
"Wow, kita makan besar hari ini." Goda Renjun lembut sambil membuka tutup panci, di dalamnya ada sup jamur andalan Mama-nya yang paling enak.
Sang ibu tersenyum lembut pada anak sulungnya,
"Mama senang melihat Jisung bahagia Ren, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya."
"Ya, Jisung benar-benar tampak dimabuk asmara." Renjun mengambil cookies dari toples di meja makan dan mengunyahnya,
"Mama menyukai Chenle?"
"Dia anak yang sopan, Mama cukup senang." Sang ibu lalu melirik Renjun dengan hati-hati.
"Mama tahu kau akan jengkel kalau Mama bertanya lagi, tetapi bagaimana denganmu Renjun? Apakah kau sudah melupakan..."
Pertanyaan ibunya itu selalu membuat suasana hati Renjun mendung. Dulu ibunya lah yang mendorong semangat Renjun agar bangkit dari keterpurukan sejak ditinggalkan oleh Hendery. Dan meskipun kadang jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan ibunya, Renjun sadar bahwa ini semua karena sang ibu menyayanginya dan mencemaskannya karena selama ini Renjun tidak pernah terlihat menjalin hubungan asmara dengan siapapun setelahnya.
"Mama tidak perlu mencemaskanku." Renjun mencoba tersenyum lembut dan menenangkan ibunya, "Aku pasti akan menemukan seseorang yang baik pada saatnya nanti."
Tiba-tiba Renjun teringat akan Jaehyun. Bagaimana perasaan ibunya ketika Jaehyun dan Renjun benar-benar melakukan perjanjian mereka untuk bersandiwara ini?
"Chenle sudah didepan." Jisung berdiri dan melangkah ke pintu depan, sedangkan Renjun masih membantu ibunya membereskan piring dan menata meja makan.
Terdengar suara pintu dibuka, dan suara-suara percakapan setelahnya. Suara laki-laki yang dalam itu bukan milik Jisung, dia tahu persis itu suara siapa. Belum sempat Renjun melakukan sesuatu, Jisung sudah masuk ke ruang tengah dengan Chenle dan Jaehyun di belakangnya.
"Mama, Chenle datang bersama kakaknya." Gumam Jisung gembira.
Chenle segera masuk dengan tersenyum ramah lalu menyalami ibunya dan memeluk Renjun. Jaehyun menyusul di belakangnya dalam diam, menyalami ibu Renjun dengan sopan, kemudian berdiri didepan Renjun dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Hati [JaeRen] - [✓]
FanfictionWARNING! BxB Homophobic? U should go away :)) [Remake Story from Santhy Agatha] Park Renjun hanyalah seorang pemuda sederhana yang mencoba terbebas dari bayang-bayang mantan kekasih dan menjalani hidupnya dengan normal. Namun hidupnya berubah menja...