- 6 -

1.7K 225 24
                                    

-Perjanjian Hati-

Aku pernah mencintaimu, sampai di titik sakitnya sudah tidak terasa lagi

Yang tersisa hanyalah cinta, meski akhirnya yang aku dapat hanyalah luka…

***

Jaehyun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesekali mengumpat jika terjebak lampu merah. Sambil mengemudi, Jaehyun melirik ke arah Renjun yang terlihat cemas sambil memandang ke depan.

"Apakah Hendery serius dengan ucapannya?"

Renjun menoleh menatap Jaehyun yang sudah mengalihkan pandangannya lagi ke jalan,

"D-dia terdengar putus asa..."

Jaehyun menghela nafasnya, "Pasti karena pernikahan kita ya? Dasar laki-laki tidak punya otak."

"Jangan mengumpati orang."

Jaehyun menatap Renjun kesal,

"Aku tidak salah kan? Dia memang tidak punya otak, tak punya hati dan pengecut luar biasa. Dulu ketika ada kesempatan dia tidak memperjuangkanmu, sekarang ketika dia tak bisa mendapatkanmu kembali yang dilakukannya hanya merajuk mengancam bunuh diri. Benar-benar tak punya pendirian!" Jaehyun mengencangkan laju mobilnya,

Renjun terdiam tidak bisa membantah perkataan Jaehyun, karena semua yang diucapkan mengandung kebenaran. Hendery dulu tak berani  memperjuangkan hubungan mereka, lelaki itu hanya bisa diam dan meninggalkannya dalam kehancuran.

Sekarang ketika Renjun sudah menjadi milik orang lain, Hendery menggila. Kenapa Hendery melakukan ini semua? Benarkah semua ini didasari cinta Hendery yang masih tersimpan untuknya? Atau ini hanyalah perasaan cemburu yang merenggut kewarasan lelaki itu?

Taman kota tampak lengang begitu Jaehyun memarkirkan mobilnya disana, Renjun langsung keluar diikuti oleh Jaehyun.

"Ke arah mana?" tanya Jaehyun sambil menyamakan langkahnya.

Renjun memandang ragu, sudah dua tahun berlalu sejak terakhir kali dia kemari. Terakhir kali dia kesini adalah saat Hendery mencampakkannya dua tahun lalu. Setelah itu jangankan kemari, memikirkannya pun Renjun tidak berani.

Saat ini taman kota sudah banyak berubah hingga Renjun hampir tidak mengenalinya. Dimanakah tempat dia dan Hendery sering menghabiskan waktu dulu?

"Ren?" Jaehyun menggeram tak sabar.

Renjun menelan ludah dan mengambil keputusan.

"Ke arah sana." Gumamnya sambil berjalan tergesa ke arah kanan, dengan Jaehyun yang mengikutinya.

Hendery ada disana, masih berpegangan pada pagar kayu di jembatan itu. Jembatan setinggi lima meter yang menghubungkan jurang dalam dengan aliran sungai berbatu di bawahnya. Salah satu keunggulan taman kota ini adalah pemandangan di atas jembatan ini. Dengan gemericik sungai dan air terjun buatan yang cukup mempesona, bagaikan harta karun tersembunyi di tengah hiruk-pikuk polusi dan kesibukan kota.

Tetapi sekarang Renjun tidak sempat mengagumi pemandangan indah itu, matanya terpaku pada Hendery dengan tatapan cemas.

"Dery!" serunya dalam bisikan tertahan, takut jika suaranya terlalu keras akan mengagetkan lelaki itu dan membuatnya melompat.

Hendery yang semula menatap kosong ke bawah, menoleh perlahan dan menemukan Renjun dan Jaehyun yang berdiri di ujung jembatan. Matanya membara penuh tekad,

"Jangan mendekat!" serunya keras
"Atau aku akan melompat."

Renjun mengerang frustasi, bingung harus berbuat apa. Taman kota ini tampak sepi di siang hari ini. Syukurlah, kalau tidak pasti sudah ada keramaian menghebohkan disini.

Perjanjian Hati [JaeRen] - [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang