5. Angin Dari Masa Lalu

121 32 7
                                    

Ezra membeku ketika melihat lumuran darah keluar dari UKS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra membeku ketika melihat lumuran darah keluar dari UKS. Saat tersadar, ia bergegas membuka pintu UKS. Matanya menangkap siluet seorang lelaki di pojok UKS. Penasaran, Ezra memutuskan untuk menghampirinya.

Tak ia sangka, kakak kelasnya yang terkenal sangat ahli dalam bermain basket terpojok dengan darah di pipi juga bahunya. Hal itu sontak membuat Ezra menghampirinya tanpa ragu. Menanyai sekaligus memastikan keadaan kakak kelasnya, Ten.

"Dude, are you okay?" tanya Ezra membuat Ten tersadar dari lamunannya.

Ten mencengkram lengan Ezra, "Zra. Jangan deket deket Alice. Alice bukan manusia lagi Zra. Dia, dia iblis!" panik Ten.

"Bang, tenangin diri lo dulu. Kita bersihin dulu darah-darah yang ada di wajah lo."

"Alice bakal lakuin sesuatu yang menyimpang Zra. Ini salah gue. Ini salah angkatan gue Zra. Zra, gue harus apa? Gue takut sama Alice. Alice, bukan lagi cewe yang gue kenal Zra."

Ezra memilih diam dan mendengarkan seluruh ocehan Ten mengenai Alice. Bagaimana keduanya dekat di masa lalu, bagaimana kelas Alice dan kelasnya sering menghabiskan waktu liburan bersama, dan bagaimana kelas Alice menghilang begitu saja. Seiring dengan keluarnya seluruh keluh kesah Ten, hatinya mulai tenang. Napasnya mulai teratur dan debaran jantungnya tak lagi sekencang sepuluh menit yang lalu.

"Jadi, hari itu angkatan gue ada kelas di luar. Anehnya, kelas Alice satu satunya kelas yang ga ikut kumpul sebelum pulang. Waktu gue tanya bu Seline, beliau cuma jawab kalau kelas Alice ada bimbingan tambahan sama bu Paula dan bakal pulang lebih telat ketimbang kelas lain. Sehari kemudian, kelas Alice bener bener kosong. Ga ada satupun siswa kelas Alice berangkat. Dua hari kemudian, masih sama. Sampai satu minggu, akhirnya gue dan anak anak kelas tanya ke bu Paula. Disana tangis bu Paula pecah dan dia bilang bus yang bawa kelas Alice kecelakaan dan mereka semua meninggal."

"Tapi, apa bu Paula luka? Bu Paula pasti satu bus sama kelas Alice kan?"

"Bu Paula bawa kendaraan sendiri Zra. Ga ada alasan lain buat kita ga percaya sama bu Paula waktu itu. Akhirnya kelas Alice waktu itu penuh sama bunga. Bahkan beberapa orang tua mereka ada yang marah dan nangis-nangis di depan sekolah. Waktu itu, sekolah ini suram banget Zra. Tahun pertama gue yang gue kira bakal seru, nyatanya cukup mengerikan."

Ezra mengerutkan dahinya. Aneh. Kenapa Ibu Paula memakai kendaraan sendiri? Mengapa sekolah sama sekali tidak menginformasikan kematian kelas Alice?

"Tapi ada info mereka kecelakaan sebelum seminggu bang Ten tanya ke sekolah ga?"

"Ga ada Zra. Setelah gue tanya, baru sekolah bikin pengumuman tentang kelas Alice."

Tidak masuk akal. Kenapa para guru terlihat menormalisasikan hilangnya satu kelas dalam waktu seminggu? Kenapa mereka tidak langsung memberitahu seisi sekolah agar semakin banyak doa yang diberikan kepada para korban?

Kasus hilangnya kelas Alice berkesan sepele bagi sekolah ini. Ezra yakin, Alice sangat marah akan hal itu. Tak heran kenapa gadis itu sangat angkuh dan penuh dengan kebencian dengan sekolah ini.

RED GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang