2.Sapto Dan Tuti

2.9K 65 0
                                    

"Mas ini makanannya, Tuti bawain dari rumah buat mas Sapto" ujar tuti yg berjalan di pematang sawah sambil membawa rantang yg berisi lauk pauk seadanya.

"Repot2 to dek, kan nanti ada sugeng biasa nya yang nganter makanan dari simbok?". Ucap sapto sambil gak enak hati.

"Udah gapapa mas, yuk sini makan Tuti tunggu di gubuk ya?" Sambil berjalan ke gubuk.

Sedang Sapto pun sudah mulai beranjak dari sawah untuk membersihkan diri dari lumpur yg menempel di badan nya. Sedang Tuti hanya bisa kagum melihat badan Sapto yg kekar berotot tanpa baju yang dipenuhi keringat karna panas ny cuaca. Entah kenapa dada Tuti selalu berdesir tatkala melihat Sapto yang telanjang dada. Pandangan mata Tuti pun kebawah melihat jendolan di dibawah perut sapto karna celananya basah sehingga terjiplak lahh kalo sapto hanya mengenakan sempak segitiga

"Ayo mas dimakan nasi nya, udah tuti siapin."
"Makasih ya dek, kamu udah cantik perhatian lagi," ucap sapto sambil mencolek pipi tuti yang memerah.
"Mas Sapto bisa ajja ahh, udah buru dimakan sebelum dingin."

Akhirnya Sapto dan Tuti pun makan bersama di gubuk itu, setelah makan tuti pun pamit untuk kembali kerumahnya.

"Mas Sapto jangan lupa ya nanti malam tak tunggu di rumah, kan kita mau malam mingguan bareng to?"
"Iya dek, nanti tunggu mas ya."

Tapi disaat Tuti mau turun dari gubuk, petir mulai menyambar dimana-mana, tanpa sengaja Tuti yang kaget langsung memeluk Sapto yg waktu itu masih kaget atas pelukan Tuti yang tiba2.

Rasa hangat pun menjalar ke di tubuh Tuti, karena memang waktu itu Sapto yg hanya mengenakan celana.

Hangat, hanta itu yg Tuti rasakan.
"Kamu gpp dek? " Tanya sapto
"Maaf mas, Tuti kaget tadi. Petir nya gede banget." Ucap tuti yang masih pelukan didadanya sapto. Wangi jantan aroma keringat Sapto kini menusuk hidung Tuti, betapa suka nya Tuti dengan aroma ini.
"Yasudah, sini mas anter balik."
"Gak usah mas, mas sapto balik ahja, kita bareng sampe jalan kampung. Takut nya nanti malah sama sama kejebak hujan.

Sapto juga lelaki normal, merasakn benda kenyal di dadany membuat kontol nya agak sedikit berontak. Namun Sapto masih berpikir positif, karna Sapto sayang tulus dengan Tuti.

Akhirnya mereka pun pulang kerumah masing2.

Kang Sapto Bujang DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang