the result

16 1 0
                                    

Hiruk-pikuk lenguhan bahagia dari ruang-ruang kelas saat ini seakan menjadi puncak kebahagian murid kelas dua belas di SMA ini. Tak sedikit yang menangis dan berpelukan. Satu sama lain saling memberikan selamat atas penerimaan mahasiswa baru pada seleksi perguruan tinggi negeri yang baru saja menyajikan pengumuman nama-nama peserta yang lolos di portal ujian.


Semua anak kelas dua belas sepakat untuk melihat hasil seleksi PTN bersama-sama di sekolah. Suasana haru nan bahagia mendominasi. Pun dengan dua insan yang sedang berdiri di ambang pintu kelas Sang Puan, walau sepertinya rasa bahagia itu tidak sepenuhnya akan mereka rasakan.


"Juan? Gimana hasilnya?" tanya Sang Puan pada kekasihnya dua setengah tahun terakhir. Ia bertanya dengan binar penuh harap namun sarat akan ketakutan, menatap Juan yang tersenyum tipis dengan lesung pipinya yang menyembul.


"Pilihan pertamaku lolos Ra, Sipil ITB," jawab Juan. Senyumnya kini merekah, setengah hatinya lega dengan memori perjuangannya selama tiga tahun berusaha meraih mimpinya ini. Pun dengan kekasihnya, Keira. Tanpa berkata ini dan itu lagi, Keira memeluk Juan bangga. Tentunya, tiga tahun ini khususnya dua setengah tahun kebelakang, Ia menyaksikan sendiri dan turut andil mendukung Juan.


Keira berujar sembari menepuk pundak Juan, "Well done, Juan!"


Juan tersenyum tipis, dirinya jelas bahagia. Namun perasaan cemas itu tetap selalu ada. Tinggal menunggu waktu untuk menjadikan kecemasan keduanya menjadi kenyataan.

"Kamu gimana, Ra?"


Keira tersenyum simpul. Wajahnya terangkat ke atas untuk menelisik dalam iris Juan yang indah dengan bulu mata yang lentik. Keira pasti akan merindukan Juannya.


Juan kiranya tak sabar, "Ra, hasil seleksi kamu gimana?" Tanyanya lagi dengan nafas yang memburu. Juan takut, sangat takut untuk berjauhan dengan Keiranya.


"Pada akhirnya kita emang bakal pisah jarak, Juan."


Mendengar jawaban Keira, hati Juan mencelos. Wajahnya Ia usap dengan kasar. Keduanya sudah tahu soal ini, Juan dan Keira tahu keduanya punya tujuan masing-masing yang mengharuskan mereka berjauhan.


"Jadi lolos UI atau UGM?" tanya Juan sembari mengusap kepala Keira. Ia mengerti konsekuensinya, maka saat ini biarlah hasil dari upaya pacarnya bertahun-tahun ini menjadi topik utamanya dan jauhkan obrolan perihal LDR.


Keira tersenyum, menunjukan deretan giginya yang rapih hingga matanya membentuk bulan sabit. "Pilihan pertama aku, dong. Kedokteran UGM! Keren kan, aku?" Ujarnya dengan tangan terlipat di dada, berusaha menaikan tensi suasana.


Keira juga mengerti bahwa pada akhirnya, cita-cita dan segala mimpinya dan Juan tetaplah prioritas utama. Sama dengan Juan, Keira juga takut dan cemas. Maka sebelum hari perpisahan itu datang, biarlah Keira buat dunia ini seakan hanya miliknya dan Juan. Tanpa perlu mengingat LDR yang cepat atau lambat akan dimulai.


Tangan Juan beralih mencubit pipi Keira yang tembam, menyalurkan rasa bangganya. "Keren dong, pacarnya Juan nih!"




✧˚ · .

HOLD YOU TIGHT, jungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang