Terhitung sudah tujuh minggu sejak pengumuman SBM. Sekolah masih meminta siswa-siswi kelas dua belas untuk datang mengurus berkas-berkas mereka. Seperti ijazah, rapor, sertifikat, surat rekomendasi, dan lain sebagainya sesuai kepentingan masing-masing peserta didik. Jika ada urusan lain, diperbolehkan untuk tidak masuk, ya mudahnya ini agak mirip dengan jam kosong.
Selain itu, mereka juga sudah melaksanakan wisuda. Suasana haru nan bahagia menguar hari itu. Keira dan Juan sendiri berhubungan seperti biasa, walaupun mereka hanya bertemu sesekali karena mulai mengurus keperluan masing-masing. Sejauh ini mereka sibuk, ternyata banyak sekali yang harus disiapkan.
Hari ini, H-1 sebelum keberangkatan Keira, Juan akan berangkat lusa setelah Keira. Dunia perkuliahan sudah di depan mata, akan dimulai sebentar lagi.
Kini di kamar Keira, dirinya sedang menggulir laman suatu market place untuk membeli beberapa dekorasi kamar. Namun panggilan dari Juan menghentikan kegiatannya.Keira tersenyum kecil, mengangkat telepon dari Juan.
"Haloo?"
Terdengar kekehan dari seberang. Benar, cukup dengan mendengar suara Keira, Juan sudah berdebar tidak jelas dan senyum lebar tercetak manis di wajahnya.
"Ra? Lagi apa?"
"Lagi cari hiasan kamar. Barang-barang kamu udah siap semua?"
"Udah, Ra. Kita jalan yuk! Aku jemput jam setengah delapan ya," ujar Juan.
Keira yang sedang tiduran refleks duduk. Mereka tidak pernah jalan malam-malam karena Keira punya batas jam malam. Ia bingung bagaimana cara izin ke mama dan papanya.
"Juan-"
"Aku yang minta izin, Ra. Sekalian pamit ke keluarga kamu," potong Juan sebelum Keira mengungkapkan kegelisahannya.
Keira kurang yakin, tapi-, "Ah, okayy. Kalo gitu aku siap-siap dulu," -tak ada salahnya menghabiskan waktu yang tersisa bersama Juan.
Keira menghela nafas kecil sebelum mematikan sambungannya. Ia tidak siap berpisah dengan Juan.
✧˚ · .
"Loh, Dek. Kok rapih?" tanya Papa Keira kala Keira menuruni tangga dengan loose pants coklat dengan setelan knit vest senada.
Keira kikuk, Ia mencari-mencari kakaknya, mecoba meminta bantuan. Ah, Kak Tiara ga ada.
"Ada Juan, Pa," jawab Keira jujur.
Papa Keira menyesap tehnya sedikit kemudian mengernyit. "Juan... Pacar adek, ya?"
Keira mengangguk sebentar lalu segera melesat keluar, "Juan udah di depan, Pa."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD YOU TIGHT, jungwon
Fanfictionforgetting both their past, in this city - ༉‧₊˚. ・short story series O1 ・original ideas by me ・written by tinknpeterpan (2022)