Prolog

38 4 3
                                    

"Hidup adalah serangkaian kebetulan, dan kebetulan pula cerita yang kutulis selalu membuatmu perlahan merangkak ke sisiku." –@tulisansemesta

▪︎▪︎▪︎

Laksana ada bisikan yang sengaja diembuskan, gadis berambut hitam lurus sebahu itu seketika membuka mata. Ia melihat kelebatan cahaya putih cukup menyilaukan di depan mata, membuat kepalanya mendadak jadi migrain. Sembari mengucek kedua kelopak mata, ia berusaha untuk memfokuskan pandangan.

"Siapa di situ?"

Tidak ada sahutan. Beberapa detik mencoba fokus, tetapi pandangan matanya malah semakin mengabur. Pada awalnya, ia berpikir kalau itu adalah ayahnya yang baru pulang dalam keadaan mabuk dan salah masuk kamar—seperti yang acapkali terjadi selama delapan belas tahun ini.

"Raine... apa lo akan tetap pergi?"

Tidak, itu bukan suara ayah. Lagi pula, ia baru teringat jika ayah sudah pergi dua tahun silam. Meninggalkannya yang kini terseok-seok menghadapi dunia seorang diri.

Dadanya seketika sesak. Bak ditimpa ribuan beton. Pengap dan sakit di saat yang bersamaan. Suara itu terdengar amat parau, entah dari mana sumbernya. Memenuhi gendang telinganya. Ia terkesiap, berusaha untuk bangkit dan mencari sumber suara. Tetapi yang ditemukan hanyalah dirinya sendiri di dalam ruang kosong.

Di ruang transparan tanpa batas, menembus entah ke mana. Semakin ia berjalan, suara-suara itu semakin terdengar meliuk-melengking di kuping.

"Raine, lo benar-benar lelah? Apa lo ingin menyerah?"

Menyerah. Lelah. Pergi. Tiga kata itu terus berputar memenuhi isi kepalanya. Dadanya bertambah sesak, kepalanya terasa berat, dan pandangannya semakin mengabur saat satu kalimat lagi masuk ke dalam pendengarannya. Tepat sebelum kesadaran dirinya terenggut secara paksa.

"Raine... tolong tetap bertahan."

▪︎▪︎▪︎

[NUT PRAKATA] 

Hai gengsss✋
Lama banget aku nggak nulis di Wattpad huhu. Aku baru aja namatin Adshilla di platform sebelah dan ngerasa harus refreshing dari nulis. Semingguan ini iseng baca-baca tulisan sendiri dan ngerasa nggak puas sama Attention. Alurnya ngerasa kurang dan endingnya terkesan terburu-buru. Haha jadi review cerita sendiri.

Makanya aku putusin mau bikin Afraine 2 versi terbaru, tapi ngerasa nggak mau ngehapus atau ngubah Attention. Jadi nikmatin Tulisan dari Semesta tanpa bayang-bayang Attention ya gengs.

Selamat membaca.

—Nut yang masih jd kembarannya Isyana🤡

Tulisan dari SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang