Part II - Christmas Cookies

259 42 17
                                    

“Hei!”

Zhe Han terlompat karena terkejut. Disampingnya sudah berdiri Xiao Yu yang tersenyum jahil sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

“Xiao Yu! Kau mengagetkanku saja.” Gerutu Zhe Han.

Xiao Yu tertawa, “Kau melamun. Katakan padaku, apa yang sedang kau pikirkan?”

“Tidak ada.” Jawab Zhe Han cepat.

Dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada mesin kasir.

“Huh. Hanhan, kita sudah berteman sangat lama. Hanya dengan sekali lihat saja aku tahu kau sedang berbohong. Pasti ada yang sedang kau pikirkan.”

“Bicara apa kau? Sudah sana bantu Dai Kun. Dia sedang menyelesaikan pesanan cookies.”

“Pesanan cookies sudah hampir selesai. Tinggal memasukkan cookies ke dalam plastik kemasan. Itu tidak akan memakan waktu lama. Jangan mengalihkan pembicaraan.” Tukas Xiao Yu.

Xiao Yu yang sudah sedari kecil berteman dengan Zhe Han sangat paham karakter temannya ini. Dia bisa menebak apa yang ada dalam pikiran Zhe Han, tapi keinginan untuk menggoda Zhe Han sangat tinggi. Jadi dia tidak akan berhenti mengganggunya sampai Zhe Han menjawab pertanyaannya.

“Baik, kalau kau tidak mau bilang. Aku bisa main tebak – tebakan. Apa kau memikirkan jawaban apa yang akan kau berikan pada ibumu kalau ditanya mana pasanganmu?” dia mulai memancing Zhe Han.

Zhe Han mendengus, “Aku akan pakai jawaban yang sama. Belum menemukan orang yang aku suka.”

Xiao Yu menyeringai jahil, “Oh, benarkah?”

“Iya. Ibuku sudah hapal betul dengan jawabanku. Kalau aku mencari – cari alasan lain, ibuku pasti akan semakin penasaran dan tidak akan berhenti bertanya. Kalau aku jawab dengan jawaban yang sama, ibu tidak akan bertanya sepanjang hari.”

“Maksudku…apa benar tidak ada orang yang kau suka?”

“Ha?” Zhe Han menoleh pada Xiao Yu, “Maksudmu? Benar. Tidak ada yang aku suka.”

Xiao Yu mengangguk pelan. “Jadi…pria jangkung yang tampan itu…bukan orang yang kau suka?”

Zhe Han membelalakkan matanya.

“Siapa maksudmu?”

Xiao Yu mengangkat tangannya sambil menunjuk wajah Zhe Han.

“Itu…Junjun. Benar kau tidak suka padanya?”

“Eh, dari mana kau bisa menarik kesimpulan seperti itu?”

Xiao Yu mengerutkan dahinya seolah – olah sedang berpikir keras.

“Kau suka membicarakannya.” Kata Xiao Yu sambil menghitung dengan jarinya, “kau jadi sering melamun, memandang ke arah pintu seolah kau sedang menunggunya. Wajahmu jadi sangat cerah dengan senyum paling lebar yang pernah aku lihat begitu kau melihatnya. Kau semakin sering memperhatikan penampilanmu.”

“Cukup.” Zhe Han memotong ucapan Xiao Yu sebelum dia membuat daftarnya semakin panjang.

Dalam hati, Zhe Han mengumpat karena Xiao Yu begitu mudah mengetahui semua yang terjadi pada dirinya. Pipinya memanas dan dia yakin kalau saat ini wajahnya sudah memerah karena malu.

“Dan yang paling parah, kau pernah bertanya padaku apakah menurutku kau itu cantik.”

“Xiao Yu! Kubilang cukup.” Zhe Han sedikit menaikkan intonasinya, berharap sahabatnya itu berhenti membuatnya malu.

Xiao Yu tertawa lepas saat melihat wajah sahabatnya itu merah seperti tomat. Zhe Han sudah mengangkat tangannya bersiap memberi pukulan peringatan pada Xiao Yu ketika dia mendengar suara yang dia sangat kenal.

Holiday SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang