Meminum racun mungkin lebih baik dari mencintai. Cinta mungkin tidak membunuh namun akan menggerogoti tanpa kenal lelah.
Hari ini hujan turun cukup deras membasahi bumi. Hal yang sebenarnya paling dibenci oleh seorang gadis bernama Dyra Quitta. Wanita asal Yogyakarta itu langsung sibuk mengisi penuh tasnya dengan beberapa barang miliknya yang berantakan di atasi meja, begitu ia tau dosen botak kesayangannya tidak jadi masuk hari ini.
Begitu selesai dengan barang-barang dan tasnya, mata gadis itu mulai menyapu setiap sudut kelas, mencari-cari sosok Achmad Dipo Wiguna. Namun sosok pria yang biasa ia sapa Dipo itu tak tampak ada di kelasnya.
Wanita itu bangkit dan meninggalkan kelasnya. Ia tampak setia mengutak-ngatik ponselnya menelpon dan memberi pesan pada satu-satunya sahabat sekaligus cintanya itu namun tak kunjung mendapat tanggapan.
Setelah lelah berkeliling kampus langkah wanita itu terhenti di sebuah meja yang terletak di sudut perpustakaan salah satu universitas ternama di Bandung itu.
🌼🌼🌼🌼
Dasar fake boy, molor gak ngajak. Gerutu ku dalam hati. Sangking kesalnya aku ingin memukul kepala anak ini dengan tasku yang penuh ini, namun wajah damai Dipo terlihat begitu manis. Hingga aku mengurungkan niatku dan lebih tertarik untuk duduk sambil memandangi wajah pria yang berhasil memporak-porandakan hatiku ini.
Tapi diam sambil menatap wajahnya begini membuat ingatanku tentang luka yang diberikannya kembali menghinggapi ku.
Ya, luka yang kian hari kian menganga, luka yang terus menggerogoti hatiku, luka yang rasa sakitnya semakin hari semakin memburuk, luka yang datang dari kenyataan tentang seorang Dipo dan tentang seberapa tak pentingnya peranku dalam hidupnya.
Perasaan yang entah bagai mana bisa datang dan terus menempel padaku ini mungkin bermula ketika aku pertama kali bertemu dengan pria yang kini tengah ku pandangi wajahnya.
Saat itu adalah hari kedua ospek. Aku dengan terburu-buru berlari kecil menuju gerbang kampus karna aku tau waktu yang aku punya agar tidak terlambat hanya 5 menit lagi. Bila aku terlambat satu menit saja memasuki gerbang kampus, maka para kating akan memberi hukuman sesuka mereka. Dan dengan cerobohnya aku terjatuh dengan semua barang bawaan ku.
Dari semua yang ada disana hanya pria bernama Achmad Dipo Wiguna ini lah yang bersedia berbalik dan berlari ke arah ku untuk membantuku, padahal selangkah lagi dia bisa terbebas dari para kating itu.
Pria dengan kulit putih ini mengulurkan tangannya. Dia menarik tubuhku bangkit dan menuntunku duduk di pinggir pot berukuran besar yang ada di pinggir jalan.
" Aku gak apa-apa kok " kataku, begitu aku duduk di atas pot itu. " Kamu buru masuk gih! Ntar kamu telat "
Dipo menoleh sebentar ke arah gerbang sekolah. Setelah itu kembali menatapku, lalu tersenyum kecil padaku. " Kayaknya lebih baik terlambat deh, dari pada nggak sama sekali " katanya santai padaku " udah duduk aja dulu, barang-barangnya biar aku yang urus " kata pria tampan ini yang sudah mulai memunguti satu persatu barang-barang ku.
" Eh, gak usah, ga apa-apa aku bisa sendiri kok" aku merasa gak enak padanya
" Udah duduk aja dulu! " Katanya tanpa melihat ke arah ku
Aku yang merasa tak enak pun bangkit untuk membantunya. Tetapi kedua bahuku ditariknya dengan kedua tangan lembut miliknya dan kembali ia dudukan tubuhku di pot besar tadi.
" Batu banget ya, bisa duduk aja gak "
Aku pun mengalah, karna aku gak mau juga berdebat sama dia, yang ada malah kami makin telat.
Setelah selesai dengan kegiatan pungut memungut barang-barang ku, Dipo nyamperin aku dan ngecek luka di lututku.
Dipo ngeluarin alcohol 70% dan kapas dari tasnya untuk bersihin lukaku, setelah itu dia ngeluarin salah satu plester luka dari tasnya yang ternyata di dalamnya ada banyak banget plester luka.
Melihat itu, aku pun merasa lucu dan menahan tawaku yang ternyata disadari olehnya.
" Kenapa ketawa? "
" Hah? Gak kok " jawabku masih menahan tawaku.
" Kalo mau ketawa gak masalah, gak usah ditahan! Tapi kasi tau kenapa! "Akupun melepas tawaku, " tas kamu itu kotak p3k apa giman? Lengkap banget isinya "
Bukannya menjawab dia malah ikutan ketawa. Lalu Dipo mengulurkan tangannya sambil menyebutkan namanya. Akupun menjabat tangannya dan menyebut namaku.
🌷🌼🌷🌼🌷
Happy reading ya ...
Semoga suka sama cerita aku kali ini yaa..
Jangan lupa dukung aku biar makin semangat nulis dengan kasi bintang dan komen kalian 😘Aku bakal berusaha secepatnya buat up cerita ini yaa 😘
Sampai jumpa di chapter selanjutnya ✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight With You
Romance17+ Antara cinta persahabatan dan kesetiaan. Tentang wanita yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri. Walau ada rasa sakit yang terselip di setiap kali jantungnya memacu lebih cepat ketika ia berada di sekitaran dunianya itu. Namun ia yakin secercah...