#5

24 6 7
                                    

"Qu'i !!", Teriak kak Arkan sembari melambai kearahku, dan aku pun berjalan cepat kearahnya.

"Ada apa kak? Minta ketemuan jam segini di sini ?"

"Gak ada apa-apa, cuma minta tolong temenin, cari makan buat acara bbq an besok malam"

"Dih, tumben banget. Kenapa gak sama Dipo aja sih kak ?".

"Dia lagi sibuk Quitta. Oh iya, besok mungkin kita bakal berangkat berdua aja. Karna Dipo mau menghadiri reunian sama temen-teman SMA nya".

"Lah ?, Kalo dia gak ikut kita ngapain berduaan di Villa kak ?" Kak Arkan terkekeh kecil.

"Dia tetap bakalan datang kok, cuma agak telat, jadi kita berangkatnya berdua aja, ntar kalo urusannya udah selesai dia bakal nyusul kok"

"Oh, gitu. Ok deh"

Kami pun berbelanja banyak hal, berbincang banyak hal, dan bercengkrama banyak hal. Dari banyak hal yang kami ceritakan itu makin banyak hal yang aku ketahui tentang kak Arkan, membuat rasa cemburu dan sedikit rasa benci yang aku punya untuknya selama ini berubah menjadi sedikit rasa simpati.

*****

Hari sabtu pun tiba. Kak Arkan dan aku bertemu di depan cafe miliknya, kami berdua menuju puncak dengan mobil yang di setir sendiri sama kak Arkan.
Setelah 1,5 jam lebih kami sampai di sebuah villa yang bisa dibilang cukup mewah. Walaupun villa ini tak begitu besar, namun kesan sederhana dari villa ini membuatnya terlihat mewah.

Mobil kak Arkan berhenti tepat di pintu masuk villa ini, aku pun turun dari mobil mengikuti kak Arkan.

"Yuk, langsung masuk aja Qu'i!", Kata kak Arkan sembari membuka kunci pintu yang menurutku berukuran cukup besar itu.

"Tas Quitta kak ?"

"Gampang itu"

Saat pintu berhasil di buka, perhatianku mulai tersedot pada dalam villa itu. Kakiku melangkah perlahan melewati pintu kayu dengan ukiran kotak-kotak itu, begitu kakiku memijak lantai yang berada di dalam villa itu langkahku terhenti, aku terperangah, ternyata dalam dari villa ini jauh lebih mewah dari yang dapat aku bayangkan bahkan setelah melihat bagian luar villa ini.

"Mingkem Qu'i!", Suara lembut kak Arkan, menyadarkanku dari kekagumanku pada villa ini.

"Villanya wow kak", kataku masih terkagum-kagum.

"Milik kakak apa sih yang gak ngebuat kamu ngerasa wow?", Kak Arkan terkekeh kecil sembari mengusap pucuk kepalaku.

Aku memutar bola mataku, aku sedikit berfikir tentang apa yang di katakan kak Arkan. Kalau dipikir-pikir, apapun yang di tunjukan kak Arkan kepadaku memang akan membuat aku kagum.

"Iya sih kak" , jawbku lalu tersenyum kaku, " oh iya kak, kamar ku yang mana? gak jauh dari kamar kaliankan ? "

"Kamar kita ada di atas, sebelahan kok"

"Bagus deh"

"Takut ?"

"Dikit" kataku malu-malu, yang membuat kak Arkan tersenyum lebar dan mengacak pucuk kepalaku gemas.

"Laper gak?",

"Buaanget kak" jawabku manja sambil memegang perutku.

Straight With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang