Terdengar suara ketukan di sekitaran jam 8 malam dari pintu kamar yang aku tempati saat ini, lalu terdengar suara teriakan kak Arkan dari luar.
"Kita makan malam dulu Quitta, cepat turun ! Kakak tunggu di bawah!"
Aku dengan sedikit rasa kesal pun mau tak mau turun ke bawah. Bagai mana tidak kesal ? Sedari sore tadi aku berusaha menghubungi Dipo tapi jangankan merespon, bahkan semua pesan dan panggilan yang ku lakukan tak ada satupun yang sampai kepadanya.
Saat aku tiba di anak tangga terakhir sepenuhnya rasa kesal ku menguap, kini perhatianku sepenuhnya tersedot pada makanan buatan kak Arkan yang aromanya berhasil membuat cacing di perutku berdemo.
" Wah..., Banyak banget kak masaknya?"
"Yaah, gimana lagi, ada kamu yang hobi makan di sini"
"Lah kalo aku sih khusus yang gratis kak", akun pun melempar senyum ke kak Arkan yang di balas dengan kekehan manis darinya, "oh iya, ini kita gak nunggu Dipo?"
Senyum manis nan lembut yang bertengger di wajah kak Arkan tadi seketika menguap.
"Ngapain? Toh kita juga gak tau dia bakal kesini jam berapa", katanya dengan wajah datar, " lagi pula kakak tau disini ada seseorang yang tak mampu menahan rasa laparnya" lanjut kak Arkan dengan lembut dan senyum manis yang sudah kembali bertengger di wajahnya entah sejak kapan.
"Ya iya sih" jawabku lalu tersenyum padanya, yang hanya di balas dengan senyuman sembari ia lagi-lagi mengacak pucuk kepala ku.
Aku dan kak Arkan pun mulai menyantap makanan yang tersedia. Tak seperti sebelumnya, di mana meja makan ini kami penuhi dengan suara obrolan mulai dari ringan hingga berat, kali ini hanya denting, sendok dan garpu yang saling beradu dengan piringlah yang terdengar memenuhi ruang makan ini. Hingga suara salam dari arah depan pintu memecah keheningan kami.
" Assalamualaikum ", terdengar suara yang sangat akrab dari arah pintu masuk villa
"Waalaikumsalam", jawabku dan kak Arkan berbarengan.
Sosok Dipo yang sudah kami nanti-nanti sedari tadi akhirnya tampak di hadapan kami.
"Dipo?!" Teriak ku senang
" Asik banget makannya ? Sorry ya lama " katanya dengan senyum lebar yang menyebar begitu indah. Seketika rasa kesal ku padanya runtuh begitu saja.
" Gak masalah kok " jawab kak Arkan dengan nada yang terdengar datar di telingaku.
" Iya gak masalah sih " jawabku dengan nada yang bila siapa pun mendengarnya akan tahu betapa bahagianya aku saat ini.
"Kamu udah makan? " Tanya kak Arkan yang kini mengalun dengan lembut
" Eemm, itu nanti aja kak, ada yang mau aku omongin ke kalian", Dipo lalu menarik kursi tepat di sebelah kak Arkan, dan duduk di sana, "
" Aku bawa temen buat ikut kita nginep di sini, gak papa kan ?"
"Siap? Cowok? Mana? Ganteng gak?" Tanya ku heboh, yah kan siap tau bisa di jadikan peralihan hati, dari pada sendiri di sini cuma jadi nyamuk duo belok ini.
" Cewek Quitta, heboh banget sihh"
" Yah kira in kan "
"Gi mana kak ?" Tanya Dipo memastikan jawaban kak Arkan yang wajahnya terlihat datar entah sejak kapan.
"Kalau udah di bawa kesini ya gak ada masalah juga sih " jawab kak Arkan dengan senyum lembut, tapi entah mengapa menurutku lebih seperti terpaksa.
" Ok, aku panggil dulu ya kak ", Dipo bangkit dari kursinya, meninggalkan aku dan kak Arkan di meja makan untuk memanggil teman bawaannya yang ia letakkan entah di mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Straight With You
Romance17+ Antara cinta persahabatan dan kesetiaan. Tentang wanita yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri. Walau ada rasa sakit yang terselip di setiap kali jantungnya memacu lebih cepat ketika ia berada di sekitaran dunianya itu. Namun ia yakin secercah...