Xiaonian duduk di bawah pohon sakura. Musim semi kini datang, pergantian musim berlalu sangat cepat
"Xiaozhi, bagaimana kabarmu?" Gumam Xiaonian sambil meraba pohon itu
Dua hari berlalu, kejadian malam itu masih tersimpan dalam benak Xiaonian. Suara teriakan terdengar jelas entah apa yang Xiaonian lihat semalam jika penglihatannya masih ada
'kenapa kak zhi menyelamatkan ku? Tidak kah ia tau? Aku tidak berguna disini'
Tes'
Air matanya jatuh perlahan bersamaan dengan air hujan
"Hujan?"
Bang!
Suara petir yang menggelegar tiba tiba terdengar jelas, kilatan petir di langit bagai ular melintas di langit dengan cahaya mencolok di langit putih
"Nona! Diluar hujan!! Jangan terlalu dekat dengan pohon!" Teriak mei memberi peringatan
Crek'
Xiaonian mengerutkan keningnya. Xiaonian berbalik saat merasa sesuatu dibelakangnya akan terjatuh kearahnya
Bang!'
"Nona!!" mei memejamkan matanya saat melihat pohon itu tumbang
Xiaonian membuka matanya merasakan nyeri di pundaknya, rambutnya yang seputih salju dikotori oleh lumpur
Xiaonian meraba raba benda di depannya itu
hidung mancung, rambut yang lembut, alis yang indah, leher yang jenjang dan... Wangi yang membuat tenang ini membuat Xiaonian nyaman di pelukannya
"Diamlah..." Suara pria itu menenangkan pikirannya
~The emperor~
Xiaonian memegang kepalanya yang terasa sakit. Berbagai memori melintas di kepalanya seperti film "apa aku masih hidup?"
Xiaonian memegang wajahnya, tangan dan kakinya
'semuanya masih utuh...' Xiaonian menghelai nafas lega
"Tuan!! Nona sudah bangun!" Teriak Mei sambil
"Tuan?..." Xiaonian mencoba tuk duduk, sesuatu seperti membentur kepalanya
"Tch!" Xiaonian mengernyitkan keningnya merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya
"Mei, apakah ada tamu disini??"
Zhong Yun memegang pundak Mei menggelengkan kepalanya memberi isyarat
"Tidak ada nona"
"Benarkah??"
Xiaonian mengepalkan tangannya mencoba tuk duduk "kalian kira karena aku buta aku bisa dibohongi? Jangan mengasihani ku"
Zhong Yun tersenyum tak percaya dengan kelakuan Xiaonian. Di umurnya yang masih bisa dibilang muda ini mempunya logika yang sebanding dengan orang tua
"Bukannya kami meremehkan kamu nona muda, hanya saja... Lihatlah keadaanmu saat ini mungkin kah..."
"Langsung ke intinya saja" potong Xiaonian menatap lurus kearah Zhong Yun
"Kau tuan yang menagih hutang itu bukan?"
"Ah... Nona manis, jangan asal tuduh seperti itu" Zhong Yun mendekat perlahan kearah Xiaonian. Mencubit dagunya dan tersenyum miring
"Asal kau menjadi selirku... Hutang itu lunas" bisik Zhong Yun. Xiaonian memalingkan wajahnya
"Kau tidak kehabisan wanita di muka bumi ini bukan tuan??"
Zhong Yun berjalan begitu saja meninggalkan Xiaonian. Gadis itu tak mengerti seberapa berharganya dia, dia...tak mengerti akan hal itu
"Aku akan mengunjungimu di lain waktu"
Suara langkah kaki itu tak terdengar lagi di telinga Xiaonian "jadi... Mei? Kau sudah berani berbohong?"
Mei berlutut dihadapan Xiaonian "Mei tidak akan mengulanginya lagi"
"Berdirilah Mei, apa dia orang yang menyelamatkan ku?"
"Ya nona!"
'bau pria itu menyebar ke seluruh tubuhku'
"Apa kau tau siapa nama tuan itu?"
Mei mengangguk cepat "Namanya adalah Zhong Yun, putra mahkota dinasti Zhong"
Zhong Yun. Pangeran mahkota yang memiliki banyak kesempurnaan. Keindahan wajah bak lukisan tanpa cacat, kesempurnaan logika, kecerdasan dalam berperang
Mungkin Zhong Yun adalah manusia yang tidak memiliki kekurangan. Bagaimana tidak? Kesempurnaan wajah, fisik, harta maupun logika ia miliki
Hanya saja sifat egois yang Zhong Yun miliki sangat berlebihan
KAMU SEDANG MEMBACA
The emperor
FantasySuara teriakan terdengar nyaring di telinganya. Entah 'buta' adalah sebuah anugrah yang tuhan turunkan padanya atau tidak, kejadian pembunuhan berantai malam itu membuat orang yang ia sayangi lenyap seketika 'itu adalah mimpi buruk sesungguhnya...' ...