Hari 2. Alasan agar aku bisa kembali ke sini

4 1 0
                                    

Dijam yang sama, aku datang ke toko itu. Duduk di depan toko menunggu hingga sang pemilik datang dan membuka tokonya.

"Sejak kapan kau di sini?"

"Belum lama."

Dia membuka gembok pintu, masuk dan membereskan buku yang masih tercecer. Aku mengikuti di belakangnya dan membantunya membersihkan rak buku.

"Toko ini milikmu sendiri?"

"..."

"Aku juga ingin bisa memiliki toko buku sendiri, penyewaan buku juga boleh seperti milikmu."

"..." dia tidak merespon satu pun dari ocehanku, dia masih berkutat dengan buku dan rak buku. Menata ulang buku yang habis dipinjam.

Beberapa waktu berlalu seperti itu saja, saat pekerjaan selesai dia duduk di balai-balai yang sama mengambil sebuah buku dan membacanya sambil menikmati sebotol susu. Namun ada sebotol lagi yang tersisa di sana. Karena aku merasa haus, tanpa bertanya lebih dulu padanya aku mengambil sebotol susu yang lain dan saat aku mau meminumnya dia merampasnya dari tanganku.

 Karena aku merasa haus, tanpa bertanya lebih dulu padanya aku mengambil sebotol susu yang lain dan saat aku mau meminumnya dia merampasnya dari tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku haus. Apa kau menghabiskan dua botol sekaligus?"

"Ini bukan untukmu. Minum saja punyaku." Dia menyodorkan botol susu yang tadi dia minum. Lalu untuk siapa susu ini?

"Gomawo." Aku mengambil buku yang kemarin ingin aku pinjam, lalu duduk di sampingnya dan membaca dengan tenang. Sesekali pelanggan datang, aku membantunya menata kembali buku yang baru dikembalikan lalu kembali membaca buku. Saat tiba waktu makan siang, dia hanya memesan jajangmyeon. Menghabiskan makanannya mengecek beberapa bukunya dan hari ini berlalu seperti itu saja. Namun ini lebih dari cukup untukku yang seharian berbaring dan tidak melakukan apapun selama 3 tahun terakhir.

"Bos, aku simpan buku ini di sini ya. Jangan pinjamkan orang lain."

"Bos?"

"Kau kan bos di sini, hehehe. Janji ya jangan pinjamkan pada orang lain."

"Kalau begitu, cepat selesaikan membacanya."

"Aku hanya akan membaca 6 bab tiap harinya. Itu lebih menyenangkan daripada langsung membacanya hingga akhir."

"..." walau dia tidak berkata apapun, dari ekspresinya aku tahu dia ingin tahu alasanku.

"Dengan begitu ada alasan untukku kembali ke sini."

Setelah dia mengunci pintu toko dia berlalu pergi tanpa basa basi sedikitpun padaku.

"Bos, hati-hati di jalan."

Aku berlari kembali ke apartemen, waktu minum obatku hampir terlewat.

"Kau baru kembali Yoo Ra-yah?" Aku terkejut karena perawat Kim sudah datang lebih dahulu untuk memeriksaku.

"Oh Perawat Kim, aku ada urusan penting di luar."

"Cepat minum obatmu, kau ini kenapa susah sekali. Harusnya kau tetap di rumah sakit agar kami bisa menjagamu." Dia memberikan beberapa butir obat dan segelas air padaku.

"Mianhae, selalu merepotkanmu Perawat Kim."

"Seharusnya kau lebih banyak istirahat, kenapa malah sering keluar? Kau tahu sendiri kondisimu."

"Ne, mianhae Perawat Kim aku tidak akan melewatkan waktu minum obatku." Aku selalu berpikir sebelum menenggak obat-obat ini, 'apa kau bisa menyembuhkanku? Sudah pahit, membuatku susah makan, mungkin kau juga yang membuat rambutku rontok.'

In 7 days (Huang Zitao Projects)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang