Aku mengantuk sekali, tidak biasanya aku seperti ini. Padahal dulu juga aku kuat tidak tidur selama tiga hari, apa aku mengantuk karena bosan?
Mataku mengerjap-ngerjap untuk menghilangkan kantuk. Aku juga memerhatikan sekitar agar tidak bosan.
Tapi semua upaya itu malah membuatku semakin mengantuk. Aku harus bisa bertahan dari rasa ingin tidurku karena tinggal beberapa jam lagi.
"Ksatria Agneta?" panggil orang itu terdengar samar di telingaku.
"Siapa?" tanyaku dalam batin.
"Ksatria Agneta!" lanjut orang itu dengan tegas.
Mataku terbuka, aku tidak menyangka aku tertidur. Ya, aku tidur sambil berdiri.
Ternyata orang yang memanggilku adalah Ksatria Ilard. Aku kelabakan bingung karena setengah sadar membuat ia menahan tawa.
"Ksatria Agneta, apa anda sangat mengantuk?" tanya Ksatria Ilard sambil menahan tawa.
Responku lambat bagaikan orang mabuk, susah sekali mengolah kata tiap kata dalam pertanyaan Ksatria Ilard.
"Sepertinya benar begitu, kamu harus meminum teh agar tidak mengantuk," ujar Ksatria Ilard.
Aku mengerti maksud perkataan Ksatria Ilard. Aku mengangkat kepala, "Pelayan tidak memberikannya padaku," gumamku kecil.
"Hmm, mereka pasti lupa. Akan aku bawakan ke sini," lanjut Ksatria Ilard.
Ksatria Ilard pergi mencari Pelayan untuk mengambil teh. Lalu dengan cepatnya Ksatria Ilard kembali ditempatku.
"Cepat... sekali?" gumamku tidak jelas.
"Pfft. Ini tehnya, Ksatria Agneta," Ksatria Ilard masih tertawa melihatku linglung saat berbicara.
Aku meminum teh itu. Beberapa menit kemudian teh itu bekerja, dan Ksatria Ilard berada di sampingku.
"Loh, Ksatria Ilard masih di sini?"
"Iya," jawabnya.
"Jadi dari tadi Ksatria Ilard menungguku agar aku sadar sepenuhnya?"
"Benar sekali," lanjut Ksatria Ilard.
Aku terperangah mendengar perkataan Ksatria Ilard. Memalukan sekali hidupku. Ksatria Ilard menyeringai melihat diriku dari tadi.
Aku kesal dan malu karena Ksatria Ilard. Aku berharap ia adalah orang yang pandai menjaga rahasia sekecil apapun.
"Tolong jangan beritahu sikap saya saat mengantuk tadi. Sekarang hanya anda yang tahu dan ini rahasia," ucapku.
Ksatria Ilard tersenyum, "Baiklah, mari kita gunakan janji kelingking."
Kita berdua saling mengaitkan jari kelingking. Ya sudahlah, lagipula ia hanya orang yang biasa saja padaku.
"Baiklah, saya pergi dulu. Selamat berjaga, Nona Tidur," jahil Ksatria Ilard.
"Dasar tukang jahil!" balasku memukul punggung Ksatria Ilard.
"Aduh!" seru Ksatria Ilard. Padahal itu tidak sakit sama sekali.
***
Matahari mulai muncul di langit, Tuan Putri sudah membersihkan dirinya dan melakukan kegiatannya.
"Selamat pagi, Agneta!" sapa Tuan Putri.
"Selamat pagi juga, Tuan Putri," balasku.
Tuan Putri memerhatikanku. Ia melihat baju yang sudah aku ganti dan lencana penghargaan yang telah dilepas.
"Hari ini Agneta lepas lencana ya? hehe," canda Tuan Putri.
"Haha. Iya, Tuan Putri."
Tuan Putri memerhatikan diriku sekali lagi. Wajahnya berganti menjadi kusut setelah melihat wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald-eyed Lady Knight
ФэнтезиBlurb : Agneta Bresia seorang perempuan yang kuat mampu menandingi prajurit kuat lainnya. Di saat perempuan lainnya memakai gaun dan belajar etiket bangsawan, Agneta berlatih keras untuk menjadi pengawal karena paksaan ayahnya. Setelah menjadi penga...