-Darel

2 3 0
                                    


Darel suka hari ini. Pagi pagi sudah hujan. Jadi? Butuh payung. Nggak. Butuh nya senyum kamu.

Berangkat sekolah pake motor pulang jalan. Sering kali begitu. Darel suka lupa dengan motor hitam kesayangannya itu.

Sengaja pagi ini ia hanya memakai hoodie tanpa mantel. Padahal hujan gerimis agak deres dikit. Mau caper sama kepsek. Caper kok sama cewe sama kepsek lah. Biar meanstrim.

"Pagi mas Darel." Teriak satpam dari posnya. Hujan jadi tidak ada yang menunggu didepan gerbang.

Darel menghentikan motornya di depan pos satpam sekolahnya.

"Kok Ndak pake mantel mas?."

"Hujannya cuma Aer mas boy."

Jawaban membagongkan. Satpam itu sudah hapal dengan sikap Darel yang akan menjawab pertanyaan semaunya sendiri.

"Yasudah ini motornya taro sini aja nanti biar mas boy yang parkirin. Nih pake payung. Udah basah itu bajunya."

"Ya namanya juga kena Aer mas boy."

Darel mengambil payung milik mas boy. Namanya Bayu Santoso. Tapi Darel lebih senang memanggilnya dengan sebutan mas boy. Tidak tahu kenapa tapi mas Bayu tak pernah protes dengan panggilan itu.

"Darel bawa dulu ya mas boy."

"Iya siap." Jawab mas boy dengan mengacungkan jempol.

Darel mungkin sosok yang asik dijadikan teman. Tapi sudah lama mas boy kenal darel baru beberapa kali melihat senyum Darel. Bukan irit senyum atau pelit. Takut saja dikira bahagia.

Darel berjalan dikoridor sekolah. Dia bukan cowo ganteng yang bisa membuat gadis tergila gila. Tapi sekali senyum bisa bikin gila.

"Pagi ganteng." Sapa Mita. Teman sekelas Darel.

Sudah saya bilang Darel bukan cowo ganteng. Tapi yang satu ini memang gatel aja.

"Pagi jelek."

"Anjing."

"Cewe ga boleh ngomong kasar."

Mita mendengus kesal. Niatnya pagi pagi ramah menyapa dengan senyum semanis empedu. Malah ditolak mentah mentah dibayar tunai.

"Rel.. ke kelas bareng yuk." Ajak Mita

"Boleh."

Mita mulai berjalan disamping Darel. Seperti biasa tak ada sedikitpun rasa tertarik terhadap gadis yang berjalan disampingnya ini. Emang calon calon gay.

"Rel Lo tau-"

"Nggak."

"Gua belom selesai ngomong anjir." Mita mengerucutkan bibirnya 5 centi. Masih pagi Lho ini.

"Rel.... Kenapa Lo ga pernah senyum si. Padahal Lo ganteng pake banget kan kalo senyum."

"Mager."

"Mager?. Kan tinggal tarik pipi kanan terus pipi kiri kesamping apa susahnya si. Lo jadi serem tau kalo ga senyum. Padahal. Kan Lo ganteng."

"Susah banget." Darel berjalan lebih cepat meninggalkan Mita.

"Darel tunggu...." Teriak Mita yang sudah tertinggal jauh dibelakang.

Darel sampai didalam kelas. Beberapa temannya sudah ada didalam kelas. Ia melepas Hoodie nya. Baju seragamnya memang tidak basah. Jadi lebih baik ia lepas saja Hoodie nya.

"Darel cisss...."

Cekrekkk

Suara kamera ponsel milik Fahmi. Teman Darel.

Happy 20 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang