Selamat.

145 13 8
                                    

Attention!
Part ini mengandung unsur OOC
dari masing-masing character maupun
suasana dan tata bahasa.!

((BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA))

Jangan lupa kasih komen gais.
~

Sayup-sayup terdengar suara kicau burung pada rungu, gadis itu menggeliat; meregangkan sendi tubuhnya agar lebih rilex.

"Hoaam." Diraihnya jam wecker yang terletak di nakas sebelah ranjang, gadis itu ingin melihat pukul berapa sekarang. Jam 9 pagi, rasanya ada yang janggal.

.....

........

............

"ASTAGA GUE TELAT!" Tentu saja gadis tersebut melonjak, serta melompat turun dari ranjang tuk siap-siap kekampusnya. Ia lupa kalau jam 9 ia ada janji bertemu dengan Kakak tingkat di kampusnya.

Buru-buru Guinevere keluar dari kediamannya dengan berlari kencang. Tak perduli jika nafasnya kini sudah memburu, ia sungguh takut jika Kakak tingkatnya akan marah.

Untung saja jarak kampusnya tak jauh, hanya membutuhkan 15 menit untuk berlari akhirnya sampai juga. Langkah kakinya ia sempatkan tuk berhenti, cape bang.

"Hosshh—hossh." Lalu kembali melanjutkan lari menuju lobby dimana ia ada janji bertemu dengan Kaka tingkatnya.

"KAK!" Teriak Guinevere sesaat setelah melihat Kakak tingkatnya berdiri bersandar ditembok. Ia berhenti persis di hadapan pria itu, tubuhnya membungkuk. Sebelah tangannya dinaikan satu mengisyaratkan si pria tuk diam sebentar, Guinevere masih butuh mengambil udara banyak-banyak.

"Elah, Guin. Ngapain kamu lari-lari sih." Ucap pria itu sedikit khawatir.

"Hhhossh— maaf Kak, maaf telat. Aku kesiangan."

"Oh? Jadi itu yang bikin kamu lari-lari?" Guin hanya mengangguk sebagai bentuk jawaban.

Detik berikutnya pria itu terkekeh pelan, "astaga.. padahal aku baru aja dateng loh. Santai lah."

"Kak Hanzo, aku bener-bener minta maaf."

"Gapapa kali. Oh ya, panggil aku Hanzo aja ya, umur kita gak beda jauh kok." Ucap Kakak tingkat yang ternyata namanya adalah Hanzo.

Hening setelahnya, tak ada sepatah katapun yang keluar dari belah bibir keduanya. Guinevere yang masih sedikit terengah-engah menatap Hanzo yang melihatinya dengan manik tajam.

"Jadi... ada apa?" Kali ini Guinevere memberanikan diri buka suara.

"Ah? Oh— enggak, aku cuma mau ngajak kamu jalan nanti pas kamu pulang kampus, mau gak?"

Ada sedikit rasa kesal menyesaki relung hati gadis berponi itu, ia ingin meninju pria yang berada dihadapannya ini. Kenapa tidak mengajaknya lewat ponsel saja, sih? Ia bahkan rela berlari selama 15 menit lamanya untuk ke kampus, biasanya ia naik bus.

".... Guin?"

Lamunan Guin buyar, "ah— iya Han, boleh saja. Nanti ku kabari ya." Ucap gadis itu dengan terpaksa.

This girl ( GRANGER x GUINEVERE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang