Jatoh.

152 19 8
                                    

Attention!
Part ini mengandung unsur OOC
dari masing-masing character maupun
suasana dan tata bahasa.!

((BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA))
Jangan lupa kasih komen gais.
~

Tok! Tok!

       Pintu kamar terbuka, nampak sosok gadis berponi muncul dari celah pintu dengan wajah yang berantakan, jelas sekali jika gadis ini baru saja selesai menangis. Terlihat dari matanya yang sedikit sembab, membuat kedua sahabatnya terkejut bukan main.

"Astaga, lo kenapa Guin." Gadis cempreng itu langsung memaksakan diri masuk ke kamar milik Guinevere. Fanny hanya ikut mengekori dari belakang.

"Gapapa lagi pengen nangis aja." Jawab Guin seadanya.

"Lo kenapa bolos kelas Bu Esme coba? Lo tau gak, lo hampir kena masalah tau!" Kini Fanny angkat bicara, bokongnya mendarat sempurna pada ranjang kesayangan Guin.

"Eh iya! Kita berdua sampe bohong ke Bu Esme kalau lo mendadak sakit." Layla menimpali.

"Jadi, gue gak kena masalah?" Pertanyaan itu langsung diberikan anggukan mantap oleh kedua sahabatnya, lantas Guin memeluk mereka sebagai tanda terimakasih.

"Makasih banget! Gue sedikit lega, akhirnya."

"Tapi lo harus tetep cerita kenapa lo nangis." Ucap Fanny sedikit kesal, ia melepaskan pelukan hangat itu.

       Ingatan Guin jadi kembali mengingat kejadian tadi siang, dimana kejadian itulah yang membuat moodnya berantakan hingga menangis hampir sepanjang hari. Guin mengingat ketika ia bertemu pria asing itu, pria yang berani membentaknya.

Ada secarik rasa penasaran terbesit oleh pikir, sebenarnya pria itu siapa? Kenapa Guin tak pernah sekalipun melihat pria itu dikampus barang sekali saja? Apa dia bukan mahasiswa di Universitas Moniyan? Apa jangan-jangan dia adalah anak salah satu dosen? Jika iya, Guin pasti sedang berada dalam masalah.

"Woy!" Suara cempreng memengangkan telinga itu hampir membuat Guin jantungan, sungguh. Suara Layla jika sedang teriak sangat tidak enak untuk didengar.

"Apaan si La, ngagetin mulu."

"Ya lagi, lo ditanyain malah diem aja. Kenapa sih lo?" Ketus Layla tak mau kalah.

"Gue lagi mikir, tadi siang gue ketemu satu cowo."

"Terus lo suka?" Potong Fanny penasaran.

"Gue belum selesai ih!"

"Ya— yaudah maaf."

"Abis gue ambil buku, gue lari terus gak sengaja nabrak itu cowo. Sumpah gue ga sengaja, gue juga minta maaf. Tapi... gatau kenapa, mungkin karena gue panik takut telat masuk kelas Bu Esme, gue ngebentak dia." Jelas Guin, nadanya terdengar lirih.

"Terus cowo itu balik ngebentak gue." Wajah imut itu kembali terlihat murung.

"Yaelah, jurusan mana sih itu orang? Perlu gue samperin gak? Gak gentle banget cowo ngebentak cewe!" Fanny menepuk bahu Guin perlahan guna memberi semangat pada sang empu.

"Tapi Fan, emang guenya yang salah kok. Gue ngebentak dia duluan."

"Terus, terus? Abis itu gimana? Dia siapa sih." Timpal Layla makin penasaran.

This girl ( GRANGER x GUINEVERE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang