2. 𝗦𝗠𝗔 𝗕𝗛𝗜𝗡𝗔𝗕𝗔𝗞𝗧𝗜

496 282 872
                                    

Bara Valderon Alfareez (Bara)

Bara Valderon Alfareez (Bara)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melati Vie Haliza (Melati)

Melati Vie Haliza (Melati)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

SELAMAT DATANG DI SMA BHINABAKTI

Tulisan besar itu terpampang jelas di gapura samping gerbang SMA Bhinabakti. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah melewati libur selama dua minggu. Sekaligus pindah kelas baru, lebih tepatnya kenaikan kelas. Mereka berlari dengan semangat kecuali Melati-Dia berjalan lesu layaknya siput-dengan tubuh yang sedikit dibungkukkan.

"MELATI!" teriak seorang cewek dari arah lapangan sekolah. Melati yang samar-samar mendengar teriakkan tersebut, lantas menoleh ke belakang-melihat siapa yang meneriakinya- nampak cewek berambut panjang nan lurus berlari pontang-panting.

"Budeg apa gimana, sih!" sungutnya.

"Gue teriakin dari tadi kagak nyahut-nyahut," lanjutnya sesekali menyibak anak rambut yang menusuk kelopak matanya.

"Lagian yang suruh teriak-teriak siapa?" ketus Melati meneruskan perjalanan.

"Lemes banget, Mel. Lo sakit?" tanya cewek itu penuh kekhawatiran. Dia adalah Gizca Almanda, teman sebangku Melati sewaktu kelas sepuluh.

"Enggak. Gue cuma males aja buat berangkat sekolah hari ini. Hari berlalu begitu cepat," hembusan nafas kasar keluar begitu saja dari mulut Melati.

"Baru juga hari pertama," ucap Giza.

"murid bodoh kayak gue bakalan dapat kelas sebelas apa ya?" keluh Melati sambil mengigit kukunya sendiri. "Gue yakin pasti kayak dulu lagi. Kelas yang tingkat paling terendah," inisiatif Melati.

"Gak boleh pesimis gitu. Gue selaku sahabat sejati lo bakal selalu nemenin lo dimanapun lo berada. Gue juga yakin kalo kita bakalan sekelas lagi. Sama-sama bodoh, kan?" ucap Gizca dengan menepuk pundaknya sesekali tertawa girang.

Memang terdengar aneh teman satu-satunya Melati ini. Hidup Giza terlalu bodo amat dengan peringkat. Sekalipun itu berada di paling bawah. Bagi Giza berangkat sekolah dan mendapatkan ijazah, sudah lebih dari cukup. Soal urusan pintar atau enggak itu belakangan.

POSESIF BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang