HAPPY READING
Kring... Kring... Kring...
Suara alaram terus berbunyi nyaring di kamar sang gadis yang masih setia dibalik selimut tebalnya. Dengan mata yang masih tertutup, tangannya meraba jam kecil yang berada diatas nakas. Lalu mematikan, sangat mengganggu bukan? Enak-enak mimpi indah namun dibangunkan oleh alarm sialan. Gadis cantik yang bernama Melati, mengusap-usap matanya. Sesekali menguap karena kantuknya tak kunjung hilang.
"Aaaa...!" teriak Melati kaget, saat melihat Bara yang sudah berada di kursi riasnya. Dia terus menatap Melati dengan mata tajamnya.
"Keluar!"
"BARA, KELUAR!" teriak Melati semakin kencang dan memukulinya dengan boneka keropi. "Lo mau macem-macem ya sama gue?" sambung Melati menuduh Bara.
"Berisik," ketus Bara merebut boneka keropinya. "Masak, gue laper!"
"Masak sendiri, main nyuruh-nyuruh aja!"
"Mau gue aduin Papa Mama?" ancam Melati seraya meraih ponsel yang berada di samping tidurnya. Sial, lagi-lagi ponsel Melati direbut cowok brengsek dihadapannya.
"Tukang ngadu."
"Bara, kembaliin ponsel gue!" pekik Melati mengejar Bara yang sudah berlari keluar kamar.
Bara tersenyum miring saat melihat Melati terus mengejarnya. Saat sudah di ruang tamu, dengan sengaja Bara mengangkat dan memutar ponsel Melati di tangan kanannya. Berhubung tubuh Melati lebih pendek dari Bara, membuat Melati kesulitan untuk merebut kembali ponselnya.
"Bara, gue mohon kem-" ucap Melati terhenti saat mendengar ponselnya berdering.
Bara menurunkan ponsel Melati dan melirik siapa yang menelpon. 'Mama Agnes' tulisan indah itu tertera di layar ponsel. "Mama video call," ucap Bara memandangi Melati. Bara segera mengangkat video call dari Mamanya.
|'Hallo, morning!'| sapa Agnes sembari melambaikan tangan lewat telepon. Di belakang Agnes terdapat Jack yang sedang mengobrol bersama orang asing.
|'Melati, sayang? Kenapa wajah kamu cemberut gitu?'|
|'Ma, Bara ta-'|
|'Ma, anak kesayangan Mama ini tidak mau memasak untuk Bara. Dan Mama tau? Dia ingin Bara mati karena kelaparan.'|
Melati mengepalkan tangan. Ingin sekali menonjok mulut Bara yang penuh kebohongan dan dramatis. Bara tersenyum miring melihat wajah Melati yang kesal tak terkontrol. Agnes hanya tertawa melihat tingkah laku kedua putra-putrinya.
|'Bohong, justru dia yang mau bikin Melati mati karena kelakuannya,'| Tegas Melati mendekatkan mulutnya pada ponsel. Sebenarnya Agnes pun tahu bahwa apa yang diomongkan putranya tadi tidaklah benar.
|'Sudah jangan berantem, kalian itu sudah pada dewasa. Oh ya, Mama menelpon kalian cuma mau ngabarin, kalau Mama dan Papa pergi ke Bandungnya sampai dua minggu. Jadi Mama mohon kalian jangan beradu mulut terus, Okay?'|
|'Ma, ini semua gara-gara dia!'| jawab mereka bersamaan. Mereka Saling berpandangan layaknya dua musuh.
|'Sudah-sudah. Mama dan Papa cukup lama perginya. Jadi buat Bara, kamu sebagai laki-laki harus lebih sopan dengan perempuan dan mengalah.'|
Melati tersenyum senang saat mendengar Agnes menegur Bara dan menyuruhnya untuk mengalah. Bara hanya merotasikan bola matanya malas.
|'Melati juga, sebagai perempuan harus lebih belajar mengenal alat-alat dapur dan memasak untuk Bara selama Mama dan Papa tidak dirumah. Paham?'| Sial. Giliran Melati yang diejek oleh Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF BARA
Novela JuvenilHARAP FOLLOW SEBELUM BACA Ini kisah MELATI VIE HALIZA si gadis malang yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan tujuh tahun yang lalu. Semenjak itu Melati mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Dirinya yang selalu cemas saat pik...