Part One

5 1 0
                                    

Sapaan mekar dari bunga Sakura. Menandakan bahwa telah usainya musim salju, meski begitu. Tak jarang akan terlihat bila salju mulai mencari sedikit, demi sedikit.

Langkah kaki tak beraturan, menjadi khas sendiri hingga membuat jalanan selalu terlihat padat. Bahkan untuk seorang lelaki surai krem itu, mulai mengerahkan kemampuannya. Agar tak terdorong dalam kerumunan jalan yang padat seperti ini.

Segelintir memori mulai mendorong masuk pikiran. Berharap pemuda tersebut bisa mengenang kembali masa lalu. Ingatan bisa saja dengan mudah dilupakan, meskipun hal itu kedengaran akan menyakitkan, bagi pendengarnya.

Apalagi, jika orang tersebut merupakan bagian dari memori itu. Tepatnya seusai musim salju, perpisahan mulai berjalan sesuai iramanya. Lelaki itu tetap mengulas senyum kecil, kala mengingat masa-masa itu.

Walau kenyataan terasa pahit, seolah diri pun tak dibiarkan mendapat kesempatan kedua. Seseorang dalam ingatan memorinya, telah pergi meninggalkannya.

Ah, tentu saja karena dulu sekali masih menginjak usia anak-anak. Pindah rumah adalah salah satu alasannya. Tidak mungkin perpisahan dikarenakan oleh cinta, bukan?

Terlalu banyak melamun, sampai-sampai diri terperanjat kaget, ketika diri ternyata telah berjalan menuju sekolah. Helaan napas panjang, sepertinya dia terlalu memikirkan hal itu, hingga membuat figur tersebut berbicara demikian.

"Yahoo~ Nayuki-chan."

Terdengar suara yang menurut diri familier, lantas diri menolehkan kepala, melihat sosok siapa untuk memastikan tebakannya. "Aaa, ohayou Toraishi-kun," balasnya menyapa kembali.

Dilihat netra kuningnya itu, pemuda yang baru saja tiba sebagai Toraishi, mulai tersenyum simpul. "Ohayou~ omong-omong, kalian tak pergi bersama, ya?" tanya Toraishi, dia terlihat sedikit penasaran.

Bila diingat, terkadang ia akan berangkat ke sekolah bersama dengan teman sekamarnya itu, Hoshitani Yuuta. "Untuk hari ini, sepertinya Hoshitani-kun akan datang terlambat." Nayuki hanya tertawa renyah, tidak tahu harus beranggapan seperti apa lagi.

Memiringkan kepala, mencoba mengerti apa jawabannya Nayuki tadi. Kemudian berakhir saling tatap lagi, Nayuki yang kini mulai pembicaraan bertanya balik, "Oh ya, Toraishi-kun tidak bersama yang lain?"

Mengusap leher belakangnya, ia pun mulai menceritakan sesuatu. "Awalnya kami bersama, tapi Inumine sudah pergi menghilang dari sana. Pada akhirnya, kami biarkan saja dia," terang Toraishi dan Nayuki pun terdiam karena perkataan itu.

"Ahaha, apakah itu tidak masalah nanti?" Nayuki bertanya lagi.

Toraishi terkekeh di sana, kemudian ia membalas pertanyaan itu, "Maa, bagaimana pun hal itu sudah menjadi kebiasaannya …."

"He? Sebentar … bukannya itu Inumine-kun?"

To be continued

MEMORY! Nayuki Tooru. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang