🍁~ Jihoon ~ 🍁

741 42 5
                                        

Happy reading 💜

_______________

Lee Jihoon
Namja mungil itu sedang duduk dipinggir sungai ditemani dengan buku catatan yang berisi beberapa lirik lagu

Sesekali namja itu menghela nafas, pikirannya jauh melayang, dia teringat saat ayahnya meninggalkannya, jihoon saat itu masih berusia 5 tahun, bukan bukan ayah nya tidak tiada hanya saja ayahnya saat itu sedang kekurangan biaya, dia tidak sanggup untuk merawat Jihoon, jadi dia menelantarkan Jihoon begitu saja dipinggir jalan, ibu nya?? Ntah lah dia tidak tau dimana ibunya berada, apa dia sudah menikah lagi dan punya keluarga??
Ya beruntung saja keluarga Jeonghan ada untuk menolongnya dan mengangkatnya sebagai anak.

Benci? Tentu ada rasa benci dihati Jihoon untuk ibunya

Bagaimana bisa wanita itu pergi meninggalkan keluarganya demi pria lain??

Sebesar apapun rasa benci Jihoon untuk ibunya tapi ibu nya tetap ibunya, yang melahirkan nya kedunia ini

Untuk kesekian kalinya Jihoon menghela nafas, dia mengambil ponselnya dan mencari kontak yang akan dia telfon

Tut.....Tut....

Pip

"Yeoboseyo?"


"A-ayah"

"Maaf, ini siapa?"


"Ayah, i-ini aku Jihoon, Lee Jihoon"

Jihoon membayangkan wajah terkejut dari ayahnya

"Jihoon??Lee Jihoon?? Anakku??"

"Nee ayah ini aku, apa kabar?"

Jihoon bisa mendengar suara isakan

"Kabar ayah baik, Bagaimana dengan mu?? Hiks kau pasti sudah besar sekarang"

"Kabar ku baik appa, aku...aku merindukan appa"

"Appa juga sangat merindukan mu nak, maaf karena appa menelantarkan mu dulu, maafkan appa Jihoon"

"Aku sudah memaafkan mu ayah "


"Jihoon selama ini kau tinggal dimana??"


"Ada keluarga yang mengambil ku dari jalanan, mereka yang merawatku, mereka adalah orang yang baik"

"Ah syukurlah, saat itu ayah benar benar tidak tau harus melakukan apa, ayah tidak mau kau hidup sengsara, jadi ayah terpaksa meninggalkanmu dan berharap ada orang kaya yang mau mengangkat mu sebagai anak mereka, jadi kau tidak perlu hidup serba kekurangan"

"Mereka orang kaya ayah, ayah tidak perlu khawatir sekarang, kau tau ayah sekarang aku adalah seorang produser, dan aku adalah pemilik studio musik terbesar disini, aku sudah menjadi orang terkenal"

"Woahh, benarkah? Ayah bangga pada mu Jihoon, hiks anak ayah, maaf ayah tidak ada disamping mu Jihoon"

"Lain kali Jihoon akan kesana untuk menemui ayah, dan Jihoon akan mengajak ayah keseoul dan kita bisa tinggal bersama"

"Jihoon apa kau tidak bertemu dengan ibu mu disana?"

Jihoon tidak menjawab, lebih tepat nya dia tidak tau harus menjawab apa, dia bahkan tidak tau bagaimana bentuk wajah ibunya nama saja dia tidak tau

"Ayah sudah dulu nee, aku tutup telfonnya, aku sedang sibuk hari ini, lain kali aku akan menelpon ayah lagi"

"Ingat Jihoon kau jangan sampai kelelahan nee"

"Nee ayah, aku tutup dulu"

Setelah mendapat jawaban, Jihoon langsung memutuskan panggilannya

Jihoon berbohong jika dirinya sibuk, dia hanya tidak ingin membahas soal ibunya, Jihoon menatap langit yang mulai mendung, dia menutup buku catatan dan beranjak pergi dari sana.

Bagaimana bisa Jihoon tau nomor telepon ayahnya?
Itu bukan hal sulit bagi Jihoon, dia punya teman yang ahli dalam melacak dan menemukan sesuatu, jadi dia menyuruh temannya untuk mencari nomor telepon ayahnya

🍁~ Jihoon ~ 🍁

"

Nee, nee Jeonghan Hyung, kau tenang saja"

"......"

"Hemm, aku akan pulang cepat"

"......"

"Aku tutup dulu"

Tut


"Ah kenapa kepala ku sakit sekali??"

Jihoon duduk bersandar dibawah pohon, dia memejamkan matanya berharap rasa sakitnya akan cepat hilang, tapi sakitnya tak kunjung hilang sampai ada usapan lembut pada kepalanya, usapan itu terasa sangat nyaman dan rasa sakit itu perlahan menghilang

"Usapan lembut dari seorang ibu, bisa menghilangkan rasa sakit woozi"


Jihoon membuka matanya

"I-bu" gumamnya dan langsung menoleh kebelakang

"Apa kau baik baik saja??"

Jihoon sempat terpaku sebentar tapi dia segara sadar

"nyonya Choi"

"Aku melihat mu tadi, jadi aku menghampiri mu, apa kepalamu sudah tidak sakit??"

Jihoon hanya mengangguk, dia merasa familiar dengan usapan itu, apakah dia adalah..... Tidak mungkin! Jihoon segera menepis pikirannya itu

"Jihoon, kau serius tidak apa apa? Kau terlihat pucat" tanya nyonya Choi khawatir

"Apa kau sudah makan??" Tanya nyonya Choi lagi

"Belum"

"Kalau begitu ikutlah, kita makan siang bersama"

"Tidak, terimakasih nyonya Choi, saya sedang sibuk jadi lain kali saja" tolak Jihoon

"Ingat lain kali jika aku mengajakmu, kau tidak boleh menolak" kata nyonya Choi

Jihoon mengangguk

"Saya permisi" Jihoon pergi dari sana

Nyonya Choi menatap punggung Jihoon yang mulai menjauh

"Dia mirip dengan seseorang"








Duh maaf, aku gak jadi up kemarin, soalnya mood lagi jelek

Semoga gak ngembosenin ya





🍁~ Swapped Couple ~🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang