01 | Tentang Sagara

34 4 0
                                    

"Sagara!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sagara!"

"Sagara!"

"Gara!"

Pria tinggi bernama Sagara itu beberapa kali dipanggil tidak digubrisnya. Terlihat bibir merah itu tersenyum miring berulang kali dengan mata tajam menatap fokus tujuannya.

"SAGARA BUDEG BAT ANJING!"

Gestara dengan tidak sabar menarik pundak laki-laki itu sambil meneriakinya.

"Sagara anjing, lo budeg? Cewek lo nyariin lo bego!" bentaknya.

Laki-laki itu terdiam sambil menatap Gestara santai lalu tersenyum miring, lagi. Sagara dan Gestara sudah bersahabat bertahun-tahun lamanya. Ralat bukan hanya dua orang, Aksara. Mereka bertiga sudah lima tahun lebih bersama, beberapa kali melakukan kencan buta dan hanya Sagara yang mendapat takdir yang bagus.

"Bentar, satu jam lagi, Tar, nanggung banget anjing, jangan ganggu gua." Laki-laki itu kembali sibuk dengan papan billyard, membuat Gestara mengusap rambutnya kasar. Pasalnya Sagara seakan tidak peduli dan acuh pada pacaranya.

"CEWEK LO TOLOL!"

Plakk

Satu tamparan keras melayang ke pipi kanan Sagara. Sagara tersenyum simpul sebelum kemudian tertawa keras di depan wajah Gestara.

"Kacau, pacarin aja deh cewek gua, Tar, kayaknya lo perhatian banget sama Sadhara."

"Anjing bego! Jam berapa ini bangsat, cewek lo nungguin karena lo janji mau jemput, anjing!" Emosinya memuncak. Bagaimanapun juga Sadhara adalah wanita yang tidak seharusnya pulang sendiri di jam yang sudah sangat larut.

Tangan Sagara melambai-lambai lalu berjalan sempoyongan. Laki-laki itu berjanji akan menjemput seorang wanita dengan keadaan mabuk. Gestara pikir Sagara sudah gila melebihi batas wajar.

Beberapa detik laki-laki itu berlalu dari hadapannya, ketika Gestara berbalik, Sagara sudah tergelepak tak sadarkan diri karena pengaruh minuman keras. Gestara mengembuskan napasnya kasar sebelum kemudian mengangkat tubuh laki-laki itu lalu membawanya masuk kedalam mobilnya.

Mau tidak mau, Gestara lah yang akan menjemput Sadhara dan ditambah lagi mengantar Sagara. Ia tidak masalah menjemput Sadhara, tapi Gestara begitu jengkel dengan sifat Sagara yang acuh. Ia tahu bagaimana sifat orang yang sedang mabuk, tapi seharusnya Sagara tidak berencana meminum minuman keras jika mempunyai janji menjemput Sadhara.

Begitu sampai, dilihatnya perempuan dengan rambut diikat sambil terus menatapi layar ponselnya.

Perempuan itu seketika menoleh begitu cahaya lampu mobil menyinari dirinya.

"Gestara? Ngapain, Sagara kemana?"

Laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung bagaimana ia menanggapi Sadhara. "Aduh, bocah bego setelah pulang nganter lo tadi Sagara mabuk karena saking begonya, Ra," jelasnya dengan sedikit canggung.

HESARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang