Happy Reading yaaww
Semoga kalian suka dengan setiap chapter nya <3
****
"Hai Alisha." sapa Fillia kepada Alisha yang sedang merapihkan beberapa helai rambutnya di depan kaca toilet.
Alisha menengok ke sebelah tubuhnya untuk melihat keberadaan Fillia dan Agna, 'Duh, mereka ngapain ke sini si.' batin Alisha lalu memalingkan wajahnya.
Fillia menghalangi Alisha dengan tubuhnya agar tidak bisa keluar dari toilet, "Eh mau kemana Alisha? Kita udah lama loh gak ngobrol."
"Permisi, sebentar lagi bel masuk." Alisha masih berusaha untuk berjalan menuju pintu toilet.
Fillia menggenggam lengan Alisha cukup keras, "Sekarang lu sendiri dan gak akan ada yang bisa belain lu, apalagi Ghazi." Fillia menyuruh Agna untuk menutup pintu toilet.
"Fill lepasin." Alisha berusaha untuk melepaskan genggaman Fillia yang cukup kasar.
"Kenapa? Sakit ya? Sakit ini gak sebanding sama sakit hatinya gua pas tau kalau bokap lu selingkuh sama nyokap gua, Sha." ucap Fillia santai lalu mendorong tubuh Alisha hingga terjatuh.
****
"Ghazi!" panggil Clara saat melihat Ghazi yang berjalan sendirian di koridor kelas.
Ghazi menghentikan langkahnya di hadapan Clara, "Kenapa?"
"Gak bareng sama Alisha? Gua nungguin dia banget soalnya pak ridwan mau pinjam buku gua yang lagi ada di Alisha."
"Lah? Alisha udah berangkat dari tadi, Ra."
"Hah? Kok gak ada ya." Clara terdiam sejenak, "Mungkin dia mampir ke kantin dulu kali ya, yaudah deh makasih ya." Lanjutnya sambil meninggalkan Ghazi sendirian di koridor kelas.
"Dhal!" panggil Ghazi sambil berjalan menjuju Afdhal yang sedang berdiri di depan kelas 12 IPA 1, " Titip tas gua bawa ke kelas ya, thanks."
"Bentar lagi bel Zi, lu mau kemana?"
"Nyari Alisha." Ucapnya lalu berjalan cukup cepat menuju lantai bawah.
"Mau kemana dia?" tanya Arkan yang baru saja tiba di sekolah.
"Gak tau, gak kedengeran."
"BUDEK LU!"
Ghazi berjalan cepat menuju kantin, tetapi saat ia tiba di kantin ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan wanita tersebut. Ia memutuskan untuk berjalan menuju perpustakaan, lagi-lagi ia tidak juga melihat Alisha di sana. Ghazi benar-benar gelisah kali ini, bahkan ia berfikir bahwa ini adalah ulah usil Fillia.
Hingga akhirnya Ghazi melihat Agna yang sedang berada di depan pintu toilet wanita, mimik wajahnya cukup aneh seperti orang yang sedang cemas.
"Kenapa?" tanya Ghazi
Agna semakin keringat dingin saat melihat Ghazi yang sekarang berada di hadapanya, "Gua?" hanya kalimat itu yang dapat keluar dari mulut Agna.
"Bukan lu, pintu nya." Ghazi terdian sejenak, "Kenapa lu jagain?" lanjutnya sambil menatap mata Agna.
"Emmm...."
"Minggir!" Ghazi sedikit mendorong tubuh Agna dan membuka pintu toilet tersebut.
Terlihat Alisha yang terjatuh di bawah dengan keadaan basah kuyup, pandangan Ghazi beralih kepada Fillia yang masih menggengam sebuah gayung kosong di tangannya.
"Psikopat!" bentak Ghazi sambil berjalan menuju Alisha dan Fillia.
"Ghazi." Pangil Alisha dengan nada pelan.
Ghazi membantu Alisha untuk bangun, "Lu punya masalah apa sama Alisha sih Fil?"
"Kenapa sih lu selalu belain dia?"
"Kalau emang lu marah gara-gara bokapnya Alisha selingkuh sama nyokap lu, lu harusnya marah sama nyokap lu bukan sama Alisha!."
"Dia penghancur hidup gua zii."
"Ngaca! Nyokap lu yang ngambil cowo kakak kandungnya sendiri, dan harusnya Alisha yang marah sama keluarga lu" Ghazi langsung menuntun Alisha untuk keluar dari toilet.
****
"Pusing gak?" tanya Ghazi saat melihat Alisha yang baru saja ganti baju di toilet yang berada di dalam UKS.
"Sedikit."
Ghazi mengambil satu obat pusing di dalam lemari obat dan berjalan menuju Alisha yang telah duduk di salah satu kasur UKS. Untung saja hari ini Ghazi ada pelajaran olahraga, sehingga Ghazi membawa baju ganti yang bisa Ghazi pinjamkan kepada Alisha.
'Triingg.... Triingg.. Triingg..'
"Udah bel, Ghazi gak ke kelas?" tanya Alisha setelah meminum obat yang di berikan oleh Ghazi.
Ghazi mengambil gelas yang Alisha genggam dan menaruhnya di meja, "Temenin lu." Singkatnya.
"Nanti di cariin sama guru loh Ghazi."
"Tinggal gua WhatsApp Afdhal."
Alisha menatap mata Ghazi cukup dalam, "Alisha gapapa, Ghazi masuk kelas aja ya."
"Lu kenapa diem aja si, Sha?"
"Diem gimana?"
"Ya kenapa perlakuan Fillia ke lu gak lu balas? Gue yakin kok lu bisa lebih dari dia."
"Kata mama, kalau orang jahat jangan di bales jahat."
"Ya tapi ini udah keterlaluan Sha, gimana kalau tadi gua gak nemuin lu di toilet? Lu tuh boleh kali Sha nge berontak dikit dengan perlakuan Fillia ke lu. Lagi pula harusnya lu inget dong, kan ibu nya dia yang...."
"Tumben bawel." Potong Alisha, "Ke kelas sana, Alisha gak mau di omelin sama guru gara-gara jadi alesan Ghazi buat bolos."
Ghazi mengelus lengan Alisha, "It's okey?" tanya nya.
"Gapapa Ghazi."
Ghazi mengeluarkan handphone nya lalu ia besarkan volume ringtone di handphone nya dan menghadapkan handphone itu ke arah Alisha, "Volume ringtone gua udah gua gedein, kalau ada apa-apa call gua aja ya." Ucapnya lalu berdiri dari posisi duduknya.
Alisha tersenyum lebar melihat tingkah Ghazi saat ini, "Iyaaaa Ghaziiii Pranataaa."
Ghazi menghelus kepala Alisha, "Gua ke kelas ya, Alisha." Lalu melangkahkan kaki menuju pintu UKS.
****
Aku minta vote dari kalian ya <3
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIAZI
Teen Fiction"Ghazi!! Alisha nebeng yaa!!" "Ghazi temenin Alisha nanti malem yaa" "Ghazi punya 10 kepribadian ya!?" "Kalau Alisha punya pacar boleh?" Alisha Esmira. Wanita paling beruntung kata Ghazi, wanita yang tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya sedang han...