01

362 33 0
                                    

"Kringgg... Kringggg"

Tepat setelah jam 06:00 alarm Nanon berbunyi. Nampak tangan Nanon yg sedang meraih alarmnya yang berbunyi tapi tak dapat Ia raih. Dengan terpaksa Nanon membuka matanya dan mematikan alat menyebalkan itu, yang selalu mengganggu tidurnya.

"Hoaaam....". Nanon menguap dengan posisi duduk di tepi ranjang sambil meregangkan badannya.

" Ceklek ".

Nampak pintu kamar Nanon yg dibuka oleh sang Bunda.

"Eh anak manisnya bunda udah bangun, buruan mandi gih habis itu turun sarapan. Ayah udah nunggu tuh dimeja makan, Nanon juga masuk pagi kan?".

"Iya Bunda".  Nanon menjawab dengan mata yang masih terkantuk .
New yang melihat hal tersebut sangat gemas dengan putra sematawayangnya itu.

"Ayo mandi dek ntar telat loh". Nanon hanya mendengus dan langsung berdiri menuju kamar mandinya. Ini masih pagi tapi sang bunda sudah sangat cerewet. New hanya menggelengkan kepala melihat tingkah menggemaskan putranya. Ia pun keluar dari kamar Nanon dan melanjutkan kegiatan memasak yang sempat Ia tunda tadi.

15 menit setelah Nanon mandi..

"Pagi yah!". Sapa Nanon ke Ayah Tay yang masih duduk di meja makan sambil membaca koran harian di tangannya. "Pagi juga dek", "Tumben bangun pagi, biasanya kesiangan", Jawab sang Ayah yang membuat Nanon langsung cemberut sambil memanyunkan bibirnya.

"Bangun pagi salah kesiangan juga salah, emang semerdeka Aki-aki ini aja udah" -ucap Nanon dalam hati.
Ya kalo ngomong langsung bisa di potong uang jajannya Nanon, kan sayang.

"Oh ya, Yah ntar Nanon ikut nebeng sama Ayah ya?".

"Tumben adek mau ikut sama ayah biasanya juga sama temennya" Saut Bundanya yang berjalan ke arah ayah dan anak itu sembari meletakan hasil masakannya di atas meja makan.

"Yaa.. Adek males aja nunggu si Mon. Lama, ntar keburu telat". Ucap Nanon sambil menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Oo.. Yaudah ntar habis sarapan langsung berangkat ya dek". Nanon hanya mengangguk dan melanjutkan sarapannya dengan khidmat.

Di luar ayah Tay sudah siap dengan motor bebeknya dan siap untuk berangkat kerja. Motor tersebut merupakan hasil kerja kerasnya. Ayah ngumpulin uangnya lama loh sampai bisa kebeli nih motor.

Nanon yang sudah selesai mengikat tali sepatu langsung pergi berpamitan pada Bundanya.

"Dadah bunda..." Ucap Nanon dari atas motor sambil melambaikan tangannya ke arah sang bunda, yang kemudian dibalas lambain balik oleh sang bunda New.

"Hati hati yah.. bawa motornya jangan ngebut ngebut!!". Teriak sang bunda dari teras depan rumah.

"Iya sayang".

Dan mereka berdua pun mulai berjalan sampai menghilang dari pandangan New.

"Huh.. Lanjut cuci baju nih". Keluhan New dan langsung masuk kedalam rumah.

(Jadi soal pekerjaannya Ayah Tay PNS ya, dan buat Bunda New sesekali buka eskul bimbel, itupun klo ada waktu luang).

Laju motor ayah Tay menurun menandakan Ia sudah sampai di depan Universitasnya Nanon.

"Dek udah sampai, kok belum turun?" Tanya sang ayah.
"Hehe..". Nanon hanya terkekeh sambil turun dari motor. "Kalo gitu nanon masuk dulu ya Yah dadah" Ucap nanon berpamitan. Ayah tay hanya mengangguk dan menyalakan mesin motornya kembali, dan langsung melesat ke tempat kerjanya.

Sesampainya Nanon diruangan tempat dosennya mengajar, sudah lumayan banyak  yang datang dan sudah duduk di mejanya masing masing. Tetapi satu orang yang Nanon ga liat, siapa lagi klo bukan Chimon Teman gosip dua rebuannya. Wkwkw

Nanon langsung berjalan menuju bangku kosong deket jendela dan langsung mendudukan pantat semoknya. Sembari menunggu Chimon yg belum datang, Nanon membuka hpnya dan lanjut scroll Tik Tok. Tak lama kemudian tengkuk lehernya digeplak oleh seseorang. Nanon yg merasa kegiatannya terganggu langsung menoleh dan mendapati Chimon dengan raut muka masamnya.

"Kenapa lo??, Pagi pagi mukanya udah masem aja". "lu sih" jawab Chimon dan langsung mendudukan dirinya dekat Nanon. "Gw?, Emang gw kenapa Mon?", "Lu main tinggal aja anjrit, untung dosennya juga belum masuk" Timpal Chimon. "Yee.. Gw kira apaan mon, makanya berangkat tuh yg pagian biar gak telat!" Saut Nanon. Chimon yang siap menjawab sautan dari Nanon langsung mengurungkan niatnya saat melihat kedatangan dosennya.

"Pagi anak-anak"

"Pagi juga pak" - jawab mereka serentak.

Tanpa ba bi bu sang dosen pun langsung menjelaskan materi yg diajarkannya.


















TBC.

3. Chimon Abysta Mahendra

𝓚𝓲𝓼𝓪𝓱 𝓴𝓲𝓽𝓪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang