Bab 1: Dia Sekali Waktu
"Hei, tolong ambilkan bolanya!" teriak seorang lelaki berambut gelap dari pinggir lapangan. matanya yang sama gelapnya tengah mengarah pada seorang lelaki yang sedang duduk sendirian di bawah sebuah pohon besar yang terletak jauh dari lapangan tersebut. Kedua tangannya berada di pinggang dan ia terlihat tak sabar.
Pria itu perlahan-lahan menurunkan buku yang sedang ditekuninya dan menoleh ke arah pria yang berteriak itu. Ia melihat pandangan pria tersebut dan melihat bola yang berhenti tak jauh dari kakinya.
Mata pria itu kemudian kembali pada lelaki berambut hitam dan teman-temannya yang menunggu dirinya untuk menendang bola itu kembali ke lapangan. Keraguan langsung menyapu dirinya saat ia menyadari siapa pria itu beserta teman-temannya.
Lee Jeno bersama teman-temannya yang populer.
"HEI, KENAPA LAMA SEKALI? CEPATLAH!" teriak salah seorang teman Jeno yang berambut pirang.
Mendengar teriakan laki-laki itu, si lelaki sontak berdiri dari tanah kemudian dengan pelan menghampiri bola tersebut. Buku yang sedari tadi ia baca terpeluk aman di belakang. Ia tidak pernah jago dalam olahraga. Ia pun tidak yakin apakah tendangannya akan mencapai lapangan.
"Wow, lihat siapa itu! Itu si culun!" seru seorang laki-laki yang lain dari lapangan sambil menunjuk ke arah Haechan.
"Wah wah," si pria dapat mendengar Jeno tertawa. "Ayo kita lihat apa dia bisa menendang bola." Katanya keras-keras kemudian serta merta mendapat sorakan dari teman-temannya. "Hei culun cepat tendang bolanya kesini!"
Orang-orang bisa mendengar cemohan-cemohan yang mulai bermunculan dari orang-orang di lapangan. Sambil menggigit bibir, dia pun mengambil ancang-ancang kemudian menendang bola tersebut.
Hanya saja sasarannya tidak mengenai tempat yang seharusnya dituju.
Kehilangan keseimbangan, si pria pun jatuh terjengkang. "Ouu!" serunya.
Tawa meledak dari grup laki-laki yang sedari tadi mengamati Lee Haechan. Beberapa di antara mereka berteriak-teriak, "Ya ampun, bodohnya." Beberapa yang lain mencemoh, "Lihat, bahkan menendang bola saja dia tidak bisa. Dasar idiot!"
Si pria hanya terdiam menelan cemohan demi cemohan yang mereka mainkan. Secepat mungkin ia mengumpulkan buku, kotak makan siang, serta tasnya yang tergeletak di dekat batang pohon, kemudian menuju gedung tempat kelasnya yang berikutnya berada.
Jika saja ia menoleh sekali lagi ke arah grup laki-laki yang masih tertawa itu, ia akan melihat seorang laki-laki yang tidak ikut tertawa bersama teman-temannya.
Laki-laki itu kemudian berjalan menuju tempat dimana si pria itu tadi duduk untuk mengambil bola sepak yang tadi tertendang keluar oleh Jeno.
Hanya saja, ia tidak menemukan bola sepak saja di bawah pohon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawles (Remake) Markyuck
FanfictionJika dengan membuat Mark Lee menyukainya bisa membuat Lee Jeno berhenti mengganggunya maka Haechan akan bersedia melakukan apapun agar Mark bisa menyukainya, namun Haechan tidak tahu apa yang menantinya didepan sana.... Karya bukan karya original sa...