4. Pilihan

673 93 0
                                    

Dua hari berlalu setelah kejadian Haechan menerima tawaran dokter yang menangani Renjun. Mereka saat ini semakin dekat dan juga tidak secanggung dulu. Karna mungkin sikap Haechan yang mudah bergaul dan juga Renjun yang nyaman di dekat Haechan.

"Hyuckiee~" Rengek Renjun saat dirinya tidak diperbolehkan bermain ponsel terus-menerus oleh Haechan.

"Tidak." Haechan tetap kekeuh untuk mempertahankan keputusannya. Tidak perduli dengan Renjun yang hampir menangis dibuatnya

"Jahat sekali."

"Demi kebaikanmu, Ren." Selanya cepat dan membuat Renjun semakin cemberut. Dia sudah tidak mood, ditambah dengan Haechan.

"Ya ya ya ya terserah." Renjun memalingkan wajahnya. Membuat Haechan menghela nafasnya sebentar. Baiklah, dia harus ekstra sabar menghadapinya.

'Mungkin saja kau menertawai ku di atas sana hyuck, kekasihmu merepotkan.'

Renjun memainkan jarinya. Haechan hanya memandangi wajah polos tersebut. Tidak mulus lagi karna terdapat bekas luka di dahi dan pipinya karna tergores. Tapi hal tersebut tak mengurangi kadar kecantikan pria ini.

Ia akui Renjun memang cantik.

"Hyuck, aku ingin- akh!" Haechan dengan sigap memegang bahu Renjun. Tapi sesaat kemudian Renjun pingsan dan membuat Haechan panik.

Ia berharap semoga ini tak merepotkan nya lagi.

•••

"Ren?." Haechan menatap Renjun yang sedikit demi sedikit membuka matanya. Renjun mencoba duduk dengan setengah tenaganya namun Haechan membantunya.

"Kapala ku sakit sekali sshh." Ringisnya yang membuat detik berikutnya mendapat usapan lembut dari Haechan.

"Kau baru siuman setelah 2 jam lamanya." Renjun terbelalak, selama itukah?

"Eum, aku harus kuliah dulu."

"Bukannya kau tidak melanjutkan kuliahmu?" Haechan terdiam, astaga dia melupakannya.

"M-maksudku untuk menemui beberapa dosen dan sebagai alumni yang baik dan anak yang pintar aku harus sering berkunjung ke sana." Untung saja.

Renjun mengangguk lalu mengecup bibir Haechan pelan. "Hati-hati." Ucapnya diiringi senyuman manisnya. Haechan mengangguk kaku lalu melangkah keluar.

Jantungnya berdegup kencang, tapi otaknya tidak mendukungnya karna perbuatannya salah.

BANGSAT KAU.

Umpatnya dalam hati.

Jangan sampai yang ia pikirkan terjadi. Huh!

Haechan berjalan santai menuju parkiran rumah sakit. Ia menjalankan motornya ke kampus dengan santai dan seakan menikmati angin yang berhembus. Dia menyukai setiap moment ini.

"Hyuck, kekasihmu melelahkan." lalu motor Haechan melaju membelah kota.

•••

"Chan." Panggil Yuna yang membuat Haechan menoleh dan memasang senyum.

"Ada apa, Na?."

"Temani aku menjenguk ibuku ya?."

Haechan nampak berpikir sebentar. Jika ia menolak, Yuna pasti curiga. Dan jika dia terima, Renjun juga curiga karna Haechan pulang terlambat. Haechan juga mengatakan bahwa dia datang ke kampus untuk alumni. Dia pusing.

Drug - hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang