Aku adalah seorang penulis novel yang namanya setidaknya dibahas dua kali sehari dalam berita karna karya-karya yang kutulis berbeda dengan penulis lainnya. Perkenalkan aku Lee Donghyuck, penulis yang paling pesohor diantara yang lainnya. Yeah, setidaknya aku bisa membanggakan orang tua serta keluarga ku dengan prestasi yang ku raih.
Lee Donghyuck, panggil aku Donghyuck saja dan tidak perlu menggunakan embel-embel lainnya seperti-
"GEMBUL HYUCKIE, AKU MERINDUKAN MU!." Ya, dia kekasihku. Pria manis pecinta moomin ini menarik perhatian ku selama 7 bulan lamanya dan membuatku tidak tenang karna melihat tingkah gemasnya.
Baiklah mari kita pindahkan sudut pandang ini.
"KAU TIDAK LUPA ULANG TAHUN KU KAN?!." Teriak si pemuda berhoodie kuning kebesaran pada Donghyuck. Dan Donghyuck menggeleng sebagai jawaban.
"Aku menunggu hadiah darimu sayang, jangan lupa ya! Aku pergi dulu, sampai jumpa hyuckiee." Ucapnya sembari melambaikan tangannya lalu melangkah keluar dari ruangan pribadi Donghyuck.
"Hyuck." Kepala Donghyuck kini terangkat kembali, guna menatap sang lawan bicara.
Itu Lee Haechan, kembaran sekaligus adiknya. Tenang, mereka hanya selisih 7 menit saja. Serupa namun tak sama, itulah pribahasa yang tepat untuk kembaran ini.
Lee Donghyuck adalah penulis handal dan pintar dalam pelajaran bahasa dan sastra. Baik dan tidak suka membuang waktu atau menghamburkan uang hanya untuk kesenangannya sendiri ataupun hal yang tidak perlu. Benar-benar baik dan cerdas walau dipandang dari sudut pandang manapun.
Sedangkan, Lee Haechan merupakan kembaran Donghyuck atau adik Donghyuck adalah mahasiswa yang to the point, tidak banyak bicara dan suka membuang waktu atau uang hanya karna hal tidak penting.
Jika Donghyuck adalah S1 seni sastra dan bahasa, berbeda dengan Haechan yang merupakan lulusan S1 sarjana hukum dan kini tengah menempuh S2 nya. Ya memang mereka sama-sama pintar, tapi sikap Haechan berbanding terbalik dengan kakaknya.
Cita-cita pertama Donghyuck dan Haechan hampir identik yaitu pengacara dan jaksa. Lucu bukan jika yang membuat keputusan adalah Haechan dan Donghyuck yang membela korban atau terdakwa? Sangat menyenangkan.
Namun, Donghyuck kini telah booming dan tidak melanjutkan kuliahnya karna sibuk dengan wawancara dari awak media, diundang ke acara tv, menulis novel edisi terbarunya, dan mempertimbangkan tawaran para produser yang ingin menjadikan novel karyanya ini agar diangkat menjadi film.
Haechan terlihat begitu tidak peduli dengan sekelilingnya. Dia lebih memikirkan dirinya sendiri dan teman-temannya dibanding keluarganya. Dan Haechan menjadikan Donghyuck sebagai ATM berjalan baginya, toh Donghyuck tidak masalah karna mungkin ia pikir uang yang dia serahkan pada Haechan untuk menghilangkan stress dari tugas kuliahnya.
Okay, back to topik.
"Ya? Ada perlu apa Chan?." Donghyuck mendongak dan menatap Haechan dengan setelan preman nya. Sedangkan, yang ditatap memutarkan bola matanya.
"Aku butuh uang mu, untuk menghilangkan penat ku." Donghyuck tersenyum tipis menanggapi nya. Lalu membuka telepon genggamnya.
"Sudah ku transfer separuh dari gajiku kemarin, ada apa apa lagi?." Donghyuck menaikkan alisnya.
Haechan tersenyum lalu menggeleng, "Ah tidak, by the way terimakasih kak." Haechan lalu keluar dari ruangan Donghyuck dan segera menjalankan motornya.
Donghyuck hanya menggelengkan kepalanya lalu melihat jam di ponselnya. Sudah jam 3 sore rupanya, dia akan menjemput pacarnya yang berada di Gramedia setelah dari rumahnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drug - hyuckren ✓
Fanfic[SELESAI/SHORT STORY] "Aku hanya obat mu, Ren. Maafkan aku." "Tak apa hyuck, aku mengerti. Terimakasih telah mau menjadi tempat berlabuhnya rasa ini walaupun sementara." Renjun, pemuda manis yang mengorbankan orang lain untuk kesembuhannya sendiri d...