Koridor kelas sudah sangat sepi karna memang waktunya masuk kelas, namun berbeda dengan gadis satu ini, ia sedang menuju kantin untuk mengisi perut kosongnya. Namun, ia melihat ada seorang pemuda yang terlihat keletihan karna baru selesai dihukum lari dilapangan.
"Capek?" Tanya gadis itu lembut dengan senyum ramahnya.
"Iya ze, habis dua puluh kali keliling nih" Keluh pemuda itu membuat Zema terkekeh kemudian merapikan rambut yang basah karna keringat.
"Makanya gas lain kali gausah buat ulah".
"kesiangan Ze, lo mau kemana?".
"Kantin" kemudian Zema langsung pergi.
"Ikut zema" Teriak Bagas mengikuti Zema yang agak jauh dengannya.
Bagas adalah salah satu temen Zema dari SMP hingga SMA, jadi wajar saja mereka berdua sangat akrab yang membuat banyak orang berfikir mereka pacaran diam-diam seperti di novel-novel.
"Mbak Runi, Bagas mau pesen baksonya ya kaya biasa tapi 2 porsi buat Zema soalnya" Teriak Bagas mendapat acungan jempol dari mbak Runi.
"Dih kaya lo bayar aja".
"Astaufirullah Zema, mon maap ni gue bayar ya" ujar Bagas tak terima.
"Masa?" Goda Zema mulai jahilnya.
"Didapur!" Jawab Bagas dengan ketusnya sedangkan Zema hanya tergelak dengan wajah masam yang diberikan oleh Bagas.
"Santai gas".
"Liat aja gue ntar bayar langsung kok" Kata Bagas sok angkuh.
Tak lama mbk Runi akhirnya datang membawa dua porsi bakso dan dua es jeruk dinampannya.
"Ini pesenan adek Bagas dan adek Zema" Ujar mbak Runi meletakkan pesanan di meja.
"Yaudah mbak, Bagas mau langsung bayar" Ujar bagas sambil menyeringai kearah Zema yang sudah mulai memakan bakso pedasnya. Mbak Runi langsung mengeluarkan ponselnya kemudian berfoto ria beberapa kali dengan Bagas membuat Zema bingung.
"Ngapa malah foto?" Tanya Zema yang kelewat bingung.
"Kan lagi bayar cantik" Ujar Bagas mengedipkan satu matanya pada Zema.
"Iya Zema, sii Bagas bayar dengan cara mau foto sama mbak" jelas mbak Runi yang sudah kembali dengan sumringan membuat Zema sudah terbatuk-batuk karna tersedak Bakso pedasnya.
"Dug hati-hati dong Ze" ujar Bagas panik langsung memberikan es jeruknya, setelah reda Zema langsung mencubit perut Bagas membuat sang empu meringis.
"Lo kok ga kasian sama mbak Runi sih, malah dibegoin gitu" Ujar Zema tak terima.
"Gue ganteng Ze, jadi bukan salah gue kalo dia bego" Jelas Bagas dengan cengiran tanpa dosanya membuat Zema hanya bisa menghela nafas kesal kemudian melanjutkan makannya.
.....
Ketika bel pulang sekolah masih banayak anak yang mengelilingi lapangan sekolah untuk melihat anak basket yang digadang-gadangkan tampan itu sedang latihan karna beberapa minggu lagi akan diadakan pertandingan basket di sekolahnya yang menjadi tuan rumah.
"Ih gila! Risky ganteng bener" Ucap diah tanpa sadar.
"keringatnya pengen gue elap deh" Timpal Sindy.
"Inget Reza sin" Peringat Reza menghembuskan nafasnya heran dengan sikap sahabatnya ini.
"Astaga El! Tapi beneran saxy tuh anak".
KAMU SEDANG MEMBACA
EL-ZEMA
Teen FictionTerkadang jadi orang yang terlalu peduli dapat menimbulkan kesalah pahaman, ada yang merasa di spesialkan misalnya. Hal ini sering dialami oleh El-Zema Ciavata Albara, seorang gadus dengan sejuta kebaikannya yang membuat terkadang ada orang yang sa...