5 hari menuju 2022

6 1 0
                                    

"Kenapa ya dek, sesuatu itu datengnya suka gak tepat?"

Tanya ku spontan pada pria yang baru ku kenal melalui twitter 5 bulan yang lalu. Aldeko namanya, lucu... kita berkenalan secara tidak sengaja karna dia melihat salah satu typing ku di twitter yang dianggap berpola pikir dewasa olehnya, tapi faktanya selama 5 bulan ini dia hanya melihat semua sikap buruk ku. Plot twist dari perkenalan ku dan deko adalah ternyata kita satu kampus, dia mahasiswa semester 5 jurusan teknik, ah aku lupa dia teknik apa...

Sebut saja nama ku cactus, aku mahasiswa semester satu, sebenarnya aku lulus tahun 2020, tapi tuhan baru mengizinkan aku menjadi seorang mahasiswa tahun 2021. Mungkin kebelakang aku akan bercerita soal dunia pergapyearan ku, karna deko lulus tahun 2019 dan aku lulus tahun 2020 obrolanku dan dia tidak terlu canggung untuk seorang maba dan kating. Anyway selama satu semester ini dia banyak membantu, baik dalam hal menemani nugas, bertanya soal dunia perkuliahan, bahkan mendengarkan betapa menyebalkan hari ku yang mungkin cerita itu tak bisa ku bagikan dengan orang lain, tapi bisa ku bagikan olehnya.

Deko berkali-kali ajak keluar jalan, tapi berkali kali juga aku menolak. Dia juga kerap kali berusaha untuk mengobrol dengan ku melalui telfon, tetapi tak jarang aku menolak telfon darinya. Bukan kana malu, minder, takut, atau bahkan jual mahal. Aku berpikir belum waktunya, belum waktunya untuk ku dan deko untuk bertemu secara langsung.

Oh iya sebagai seorang kating (kakak tingkat), omongan dia juga kerap kali realistis dan pedas. Dia sering kali mengatakan hal-hal yang membuatku kesal, seperti

"Lo tu selalu cari yang sempurna ca"

"Jangan jadi cewe murahan deh"

"Ini udh mau 2022 dan lo masih berkutat dengan kebiasaan jelek lo?"

 Berisik memang kating satu itu, aku kerap kali marah dengan beberapa ucapannya, tapi seorang cactus marah hanya 5 menit, aku tidak ingin mengambil hati omongan orang yang saat berbicara saja tidak memakai hati. Tapi ada kalanya omongan dia itu benar, itu sebabnya sampai sekarang aku dan dia masih berteman baik.

-

"Kalo sesuatu itu dateng sesuai apa mau lo ca, lo gak akan pernah tau rasanya bersyukur ca"

See... lihatkan omongan dia benar, mulutnya memang menyebalkan tetapi selalu ada benarnya. yeah kalo sesuatu itu datang di waktu yang tepat, aku gak akan pernah tau rasanya bersyukur, tapi... tapi kenapa si soal perasaan selalu gak tepat, selalu terhalang sesuatu.

Aku sering jatuh cinta di waktu yang salah.



AsdikambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang