Selama ini Hana selalu penasaran dengan pakaian Sekar yang selalu terlihat indah. Ternyata, Sekar belajar menyulam pakaiannya sendiri di kelas menyulam Bunda Suji. Karena penasaran, hari ini Hana datang ke kelas menyulam bersama Sekar untuk ikut belajar.
Di tengah-tengah semak brokoli kuning, sudah ada para peri duduk rapih dan fokus pada pekerjaannya. Mengikuti Sekar, Hana ikut duduk dan mempersiapkan peralatannya.
"Gugup?" Sekar mengedipkan matanya.
Hana tertawa kecil. "Sedikit," jawabnya.
Seorang peri yang baru memasuki kelas membuat Hana sedikit terperangah. Vassa. Si Pasukan Peri Kuat. Hana kira, Vassa bukan peri yang suka dengan hal-hal seperti ini. Dengan wajahnya yang selalu serius, Ia terlihat lebih suka berlatih pedang dan panahan. Karena bertatapan, Hana melambaikan tangannya untuk menyapa. Vassa hanya merespon dengan anggukan kecil.
Vassa mengambil posisi duduk di depan Hana dan Sekar. Namun, entah mengapa satu per satu peri-peri yang ada sekitar mereka pindah. Hana melihat sekelilingnya dan merasa bingung. Kenapa peri-peri lain terkesan menjauhi Vassa? Kedatangan Bunda Suji sebagai tanda bahwa kelas akan dimulai membuat Hana berhenti memikirkan kejadian tadi.
Hana memperhatikan kelas dengan seksama. Sesekali, Hana bertanya pada Sekar jika belum paham. Sekar dengan senang hati mau memberinya beberapa contoh.
Sebuah gulungan benang terlihat menggelinding melewati Hana. Karena bingung, Hana membiarkannya. Hingga terdengar suara Vassa bicara padanya.
"Hana, ambilkan benangku," pintanya.
Hana memungut gulungan benang itu dan memberikannya pada Vassa. Setelah menerima benangnya, Vassa kembali fokus pada pekerjaannya. Begitupun dengan Hana.
Beberapa menit kemudian, Vassa menepuk bahu Hana dan bertanya, "Kau membawa benang putih?"
Hana menggeleng dan menunjukkan benang di tangannya "Saya hanya punya benang merah."
"Vassa, aku punya benang putih," ucap Sekar.
"Aku pinta sedikit." Sebelah tangannya tertadah di depan Sekar.
Setelah menerima segulung benang putih dari Sekar, Vassa langsung kembali ke tempat duduknya.
Hana dan Sekar berpandangan. Hana merasa, sikap Vassa aneh sekali. Sepertinya, tidak tepat jika Vassa bersikap sedingin ini pada peri yang membantunya. Tapi alih-alih kesal, Sekar hanya mengangkat bahu dan tersenyum kecil.
"Selesaikan pekerjaanmu, Hana," Sekar mengingatkan.
Hana berusaha fokus pada pekerjaannya tapi Hana terus merasa terganggu. Sesekali Hana melirik pada Vassa. Vassa terlihat kesulitan padahal ia selalu terlihat percaya diri saat bertugas.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana : Peri Kecil Bersayap Putih
FantasíaHana adalah seorang peri yang lahir dari bunga anyelir yang baru mekar. Banyaknya anak-anak yang mempercayai keberadaan peri, membuat peri-peri di Taman Bunga Kilau menjadi semakin bertambah banyak dengan ragam warna dan bentuk sayap yang indah. Say...