"Fa, aku minta maaf." Suara Jeno terdengar sangat menyesal.
"Kenapa minta maaf? Ngerasa salah?"
"Iya aku salah, maaf ya?"
"Kalo gabisa tuh bilang. Bukan malah ngejanjiin sesuatu yang ujung ujungnya gak jadi."
Fanya kesal, karena Jeno tiba tiba nelfon dan membatalkan janjinya buat keluar hari ini.
"Bukan gitu Fa, ini beneran dadakan banget. Bulan depan aku tanding, masa sekarang gak ikut latihan?" Jeno mencoba menjelaskan alasannya.
"Yang nyuruh kamu gak ikut siapa? Orang aku bilang silahkan aja, gak ada aku larang kamu."
"Iya ngga ada, maafin aku ya?"
"Iya." Jawab Fanya singkat.
"Masih kesel? Mau donat? Nanti aku pulang mampir." Ucap Jeno sambil memasukan baju ganti buat latihan nanti ke dalam tas.
"Iya."
Jeno menghentikan aktivitasnya, terus duduk dikasur, "Fa sayang, yang panjang jawabnya."
"Panjang." Jawab Fanya.
Jeno menghela nafas berat, "coba bilang masih kesel kenapa, hmm?" Tanya Jeno, nada suaranya sangat tenang, jatuhnya malah kaya nanya ke balita.
"Kamu gak tau apa aku udah dandan rapih, eh kamu malah batalin janji seenaknya aja. Tau gini mending nonton drakor aja tadi!" Jeno udah bisa bayangin Fanya pasti ngomong sambil bibirnya manyun.
"Aku minta maaf ya? Lain kali ngga aku ulangin." Jeno minta maaf kesekian kalinya.
"Iya, aku maafin."
"Donatnya gimana?" Jeno udah berdiri, dia nyari kunci motornya.
"Emang ada aku bilang gamau?" Nada bicara Fanya mulai kesal lagi.
Jeno panik buru buru dia minta maaf, "iya iya ngga ada, maaf maaf."
"Iya, aku maafin."
"Nanti pulang latihan aku mampir, tapi jangan ditungguin takut lama. Bobo siang aja ya?" ucap Jeno sambil jalan keluar.
Diseberang telfon Fanya manggut manggut padahal Jeno mana tau, "heemm semangat latihannya, i love u."
"I love u more." Jeno nunggu Fanya matiin telfonya, kalo dia yang matiin takut ngambek lagi nanti.
..
Sama seperti siswa kelas akhir lainnya, Jeno juga merasa muak dengan tugas tugas yang menguras energi, pikiran, bahkan uang jajan.Apalagi dia dikenal sebagai salah satu siswa pintar disekolahnya, membuat bebannya dua kali lipat lebih berat karena harus mempertahankan posisi tersebut, ya Jeno emang murid yang sedikit ambisius.
"Satu suap lagi itu, masa gak abis," ucap Jeno sambil mengunyah makanannya.
Fanya menggeleng sambil megang perutnya, "udah penuh banget perut aku."
Jeno menghela napas pelan, ujung ujungnya dia yang ngabisin makanan Fanya.
Mereka selesai makan, tapi masih enggan buat pergi dari kantin.
"Aku pulang ini ada kerja kelompok, kamu mau nungguin apa langsung pulang?" Tanya Jeno.
Fanya mikir sebentar, kalo nungguin Jeno pasti lama terus juga yakin banget bakal di anggurin nanti.
"Lama ya pasti, aku pulang aja deh."
"Yaudah nanti aku pesenin grab car."
Fanya ngangguk, "sama siapa aja kerkomnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part || LEE JENO
Fiksi PenggemarBagian terbaik dalam hidup adalah ketika kita bisa bertemu dengan orang orang yang mencintai kita apapun keadaannya. "Jangan marah, aku beliin donat mau?" -Jeno "Donat alcapone!" -Fanya "Hmm, apa lagi?" -Jeno "Juss melon," -Fanya . ©Msjee_ 2021