One

553 67 3
                                    

Pudding-chan itu indah. Aku tidak tau lagi bagaimana aku mendeskripsikan tentang kecantikan wajahnya dan juga hatinya. Setelah aku dicampakkan Nami-san yang lebih memilih Luffy si bocah idiot, Pudding-chan hadir dan mengulurkan tangannya di hadapanku.

Aku berjanji pada diriku sendiri agar tidak pernah meninggalkan Pudding, apapun alasannya. Lagipula memangnya siapa lagi yang mau aku dekati selain wanitaku sendiri. Setelah Nami-san pergi, rasanya aku trauma. Tapi mana mungkin, laki-laki yang mencintai wanita ini merasa trauma hanya karena ditinggal pergi.

Meski begitu, memang rasanya sangat sakit. Aku tau, semua orang tau bahwa Nami-san adalah gadis yang sempurna. Dibanding Pudding-chan yang hanya anak dari Charlotte Linlin.

Ah, aku terlalu menyama-nyamai kekasihku sendiri. Harusnya aku tidak boleh seperti ini, sadarlah Sanji!!

"Pudding-chan, bagaimana malam nanti kita pergi berkencan?" Mataku berbinar-binar saat mengajak kekasihku berkencan. Pudding-chan dengan wajahnya yang lugu menatapku dengan tatapan ragu.

"Anoo, bagaimana ya Sanji-kun.."

"Iya, Pudding-chan?"

"Lain kali saja ya, aku harus menemani mama pergi karena urusan pekerjaan," penjelasannya membuat hatiku mencelos.

"Yah, mau bagaimana lagi. Tapi lain kali kita harus makan bersama lagi, ya?" Aku berusaha menutupi rasa kecewaku atas penolakannya itu. Kuberikan senyuman yang biasanya aku tunjukan padanya.

"Tentu saja, Sanji-kun. Setelah semua pekerjaan mama selesai! Aku akan menemani Sanji-kun sepuasnya." Pudding-chan memelukku tiba-tiba. Aku ikut membalas pelukan Pudding-chan dengan perasaan bahagia.

Ah, jika seperti ini terus. Rasanya ingin berterimakasih pada Nami-san yang meninggalkan aku.

***

Sebentar lagi salju mungkin akan turun, maklum karena ini sudah penghujung tahun. Lagipula udara juga sudah terasa dingin. Aku belum membeli kebutuhan rumah yang memang diperlukan di musim dingin nanti, meskipun aku hanya tinggal sendiri, tetap saja kebutuhanku terhitung banyak. Terlebih aku memang seseorang yang gemar memasak.

Jadi hari ini kuputuskan untuk pergi menuju supermarket. Aku harus membeli bahan-bahan makanan, dan juga beberapa pakaian dingin secukupnya.

Sebenarnya aku sangat ingin pergi bersama Pudding-chan, tapi Pudding-chan masih harus menemani mamanya pergi entah dalam urusan pekerjaan bagaimana. Aku tidak tau pekerjaan apa yang dilakukan orang tua Pudding-chan, yang aku tau orang tuanya selalu sibuk. Anehnya kenapa orang tua itu selalu membawa anak-anaknya pergi dalam urusan pekerjaan.

Memilih untuk tidak begitu peduli, aku segera menjalankan mobilku menuju supermarket. Aku tidak berjalan kaki, karena aku tau akan membeli banyak barang-barang. Dan aku tidak ingin aku kerepotan dengan membawa banyak barang-barang tersebut.

Sesampainya di supermarket aku segera meraih troli, dan memilih apa saja yang aku butuhkan. Pertama-tama tentu bahan makanan yang sekiranya cukup untuk satu bulan. Aku juga meraih beberapa Frozen food, meski gemar memasak tentunya ada saat di mana aku tengah malas dalam urusan dapur. Maka sebelum hal itu terjadi, aku sebaiknya berjaga-jaga untuk menyetok beberapa Frozen food.

Setelah selesai dengan bahan makanan, aku segera mencari kebutuhan yang lain. Sembari mencari sesuatu yang aku butuhkan, aku menolehkan kepalaku ke sana kemari. Terdapat banyak pasangan yang tengah berbelanja bulanan, sama sepertiku.

Aku hanya mendengus pelan, aku juga bisa seperti itu. Nanti setelah aku menikah dengan Pudding-chan!

Omong-omong tentang menikah, aku berniat melamar Pudding-chan tahun depan. Sejujurnya aku baru menjalin hubungan dengan Pudding-chan dua bulan yang lalu, aku juga belum melakukan sesuatu padanya. Hanya saja karena (mungkin) aku terlalu mencintainya, aku memutuskan untuk segera melamarnya cepat-cepat.

Aku hanya khawatir jika aku terlalu lama dan menunda hal itu, Pudding-chan akan dikenalkan pada laki-laki lain oleh orang tuanya. Sebelum hal-hal yang tidak mengasyikan itu terjadi, aku duluan yang akan melamar Pudding-chan. Aku belum mengatakannya sih, tapi aku percaya jika tahun depan aku jadi untuk melamarnya. Pudding-chan pasti akan menerimanya.

Aku sudah merencanakannya, tanggal dua puluh lima Desember, tahun depan nanti. Disaat semua orang tengah merayakan natal, semua orang juga akan merayakan pernikahan kami.

Haha, membayangkannya saja sudah menyenangkan sekali!

Cerita di Penghujung Tahun✓Where stories live. Discover now