CHAPTER 03

283 72 12
                                    

ASSALAMUALAIKUM

ANNYEONG SENG²KU, APA KABAR?

HAPPY READING
.
.
.
.
....


Sabyna bangkit dari tempat tidurnya, meregangkan tubuhnya setelah itu menghidupkan ponsel untuk melihat jam.

Duduk di pinggiran kasur, menatap Bumi yang tidur dengan muka polosnya. Kemudian berjongkok, untuk membangunkan lelaki itu.

"Bumi bangun!!" Ucapnya, menggoyang-goyangkan badan Bumi. Cowok itu tak kunjung bangun, hendak melayangkan pukulan, suara deheman terdengar.

"Hmm." Bumi bergerak menyingkap selimutnya, menampilkan roti sobek yang terpampang jelas di hadapan Sabyna.

Masih pagi loh...

Reflek tangan Sabyna menampar pipi Bumi, kala cowok itu menariknya untuk dijadikan guling.

Sabyna memberontak, namun apa daya, tenaganya tak sekuat Bumi. Cowok itu tersenyum tipis, membuat Sabyna ingin menaboknya lagi.

"Bumi bangun, entar telat sekolahnya." Ucapnya, sambil berusaha memberontak.

"Gak usah sekolah dulu, males nih." Bukannya dilepas, Bumi malah mengeratkan pelukannya.

"Gue ada pr, nanti dikumpulin."

"Justru itu gak usah sekolah, lagian lo gak ngerjakan tadi malam."

Akhirnya Sabyna lega, Bumi melepaskan pelukannya. Cowok itu menaikkan selimut dan tidur membelakangi Sabyna.

"Gue gak kayak Lo yang sukanya dadakan." Sabyna menarik selimut cowok itu.

Bumi akhirnya membuka matanya, menatap tajam pada Sabyna yang kini sudah beranjak mengambil seragamnya di lemari.

"Ya udah, siapin seragam gue juga." Titahnya, menarik selimutnya kembali.

"Gue hitung Sampek tiga kalo gak bangun, gue jual gitar Lo. SATU, DUA, TIG-"

"Iya iya nih bangun, puas!!"

Wajah bantal dan Kesalnya jadi satu, membuat Sabyna tak bisa menahan tawa. Apalagi rambut cowok itu yang seperti brokoli. Dengan langkah malas menuju kamar mandi.

"Udah sana, ngapain liatin gue?" Tanya Sabyna yang sedang menyiapkan seragam Bumi beserta pelengkapnya, lantaran cowok itu masih berada di pintu kamar mandi.

"Mandi bareng yuk."

Dan lemparan sandal itu tepat mengenai kening Bumi, Sabyna pelakunya.

"Ngomong lagi gue gunting burung Lo." Ancamnya.

Cowok itu mendesis, menutup pintu kamar mandi dengan keras. Membuat Sabyna mengelus dada.

"Sabar Sabyna, orang sabar jodohnya ganteng."

Gadis itu mencoba memasak sesuatu sembari menunggu Bumi selesai mandi.

Meskipun dirinya tak pandai dalam memasak, tapi ia masih tau sedikit resep makanan simple yang ia pelajari dari bundanya.

Sudah lama ia memasak, akhirnya jadi juga. Nasi goreng kecap, simplekan.

"Cil, Lo bisa masak?"

Sabyna menoleh ke belakang, ada Bumi yang sudah memakai seragam sekolah. Tapi tunggu, kemana dasinya?.

"Gue cewek, ya bisalah."

"Santai kali, By, ngegas mulu."

Cowok itu duduk di kursi makan, mengambil piring dan menyantapnya.

SABUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang