Rintik Hujan

3 2 0
                                    

"Mentari tidak sehangat biasanya bisakah aku merasakannya lagi?"

Pagi ini jalanan macet untuk beberapa ratus meter, seorang perempuan menggerutu pelan di dalam mobilnya entah sampai kapan akan berjalan.

   "Ah ya Tuhan kapan ini akan berakhir bahkan ini tidak berujung" gerutu perempuan cantik itu masih berlanjut hingga mobilnya berjalan maju perlahan.

Perjalanan panjang yang seharusnya hanya 20 menit dari rumahnya menjadi 45 menit sekarang, karena pembangunan berkelanjutan yang terjadi.

  "Akhirnya aku keluar dari penantian panjang itu setelah ini"

Dari depan kantornya Sania berlari untuk memasuki lobby perusahaan tempatnya bekerja.
  "Selamat pagi pak Hartono" ucap Sania kepada satpam berumur yang sedang mengawasi pintu depan lobby perusahaan.

  "Selamat pagi neng, ndak usah berlari pak bos belum sampai" balas pak Hartono
  "Iyakah pak? Syukur deh, kalo gitu Sania masuk ya"
"Silahkan neng"

Sania melanjutkan jalannya memasuki ruangan minimalis yang menjadi kesehariannya. Tampak figura berdebu dan etalase penuh berkas menyambutnya pagi ini. Sampai sebuah suara menginterupsi langkahnya.

  "Baru dateng Lo San, tuh berkas udah gue tanda tangan sama semuanya gue kasih atas meja Lo"

Itu temannya sejak kuliah Rania, gadis cantik dan periang yang selalu menjadi tempatnya disaat lelah menghadapi kerasnya kenyataan.

  "Ah Ran ketuk atau gimana kek, kaget gue" protes Sania
  "Gue udah ketuk Lo nya aja yang kuping ditutup korden" sanggahnya
  "Lo udah selesai berkas kemarin?" Tanya Sania penasaran
"Udah kemarin malem dan dibawa pak Bayu" jawab Rania dengan mulut sibuk mengunyah makanannya

"Gak capek Lo makan Mulu, ih jorok tau" tanya Sania dan dijawab Rania yang menggedikkan bahu tanda acuh
  "Gue pergi" pamit Rania
"Pergi aja gak peduli gue" jawab Sania
"Awas ya kalo panggil gue" jawab Rania ketus kepada temannya itu. Dan temannya pun hanya tertawa menanggapi Rania yang mengomel sambil berlalu keluar.

Beberapa saat kemudian Sania teringat berkas yang dikatakan temannya tadi dan mengecek satu-persatu dari tumpukan itu.

  "Banyak banget nih berkas kapan selesai gue ngeceknya" gerutu Sania terus menerus memenuhi ruangannya.


17:50

Sania berniat untuk pulang lebih awal dari biasanya. Dia berniat menghampiri suatu tempat sekarang. Namun sore ini rintik hujan kembali turun membasahi kota.
 
  "Apa gue pergi juga sekarang? Ah pergi aja cuma rintik gak deres banget"

Sania pergi menaiki mobilnya ke taman yang biasanya di datangi saat mendapatkan banyak tantangan dalam hidupnya.

  "Taman ini gak berubah sama sekali ternyata, sejak gue terakhir kali di sini"
"Gue kangen suasana itu yah, kenapa ini dialami Sania sih"

Tak terasa air mata membasahi kedua mata cantik itu lagi, meluapkan semuanya. Tidak lama dari itu.

   "Siapa tuh kenapa berada di sana, dia lagi?!?!" Ucap Sania
Seseorang yang menghampiri Sania kala itu dengan langkah perlahan namun pasti. Sania berdiri dan berlari kembali ke mobilnya beranjak pergi meninggalkan taman itu.

SaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang