"kenapa sih ini pagi-pagi udah manyun" itu suara Lisa yang baru masuk langsung disuguhi Wendi dengan wajah nempel ke meja sembari ditekuk manyun."Gue tuh keseel tau gak Lis, kak Satya tuh makin kesini tuh makin susah dibilangin. Gue cuma kangen kak Satya yang dulu yang selalu tersenyum" ucapnya sebal.
"Yah Lo sabar dong wen, pelan-pelan aja kak Satya tuh masih butuh waktu Nerima kenyataan" Lisa duduk disamping Wendi, Lisa itu teman dekatnya Wendi disekolah satu lagi ada Raina tapi kayaknya belum datang. Dia itu spesialis telat datang juga lemot alias ngeselin.
"Sabar gimana lagi coba gue, 4 tahun Lis. Emang dia pikir dia doang yang kehilangan Sean" kesalnya.
"Dia bukan hanya kehilangan kak Sean Wen, dia juga kehilangan ibunya dan sekarang ditambah ayahnya yang semakin menggila. Harusnya Lo bisa yakinin dia, bikin dia nyaman. Bukan malah neken dia"
"Gue terlalu neken kak Satya yah? Gue ngelakuin karena gue sayang dia" Wendi mengangkat wajahnya, menatap Lisa melas.
"Its okeyy niat Lo baik Wen, tapi Lo juga harus pikirin posisi kak Satya, Lo harus bisa ngerasain gimana kalo itu Lo yang diposisi dia" tambah Lisa dia tidak tega dengan temannya satu itu. Ia tahu kisah mereka bertiga. Satya Sean Wendi.
"Thanks Lis, gue akan minta maaf sama kak Satya. Dia pasti sakit hati banget sama ucapan gue kemarin" Ucap Wendi seraya memeluk Lisa erat, Lisa menepuk-nepuk bahu Wendi menenangkan.
Liz dan rei
(Lisa & Raina)
Teman wendi_____
"Hey my brader Satya!!" Itu suara Azka teman sekelas sekaligus teman sebangku Satya. Dari kelas 10 dia nemenin Satya, walaupun Satya sekarang sangat cuek dan anti sosial tapi Azka yakin kalau Satya itu aslinya baik dia selalu care sama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
unconditionally
Fanfiction𝙐𝙣𝙘𝙤𝙣𝙙𝙞𝙩𝙞𝙤𝙣𝙖𝙡, 𝙪𝙣𝙘𝙤𝙣𝙙𝙞𝙩𝙞𝙤𝙣𝙖𝙡𝙡𝙮 𝙄 𝙬𝙞𝙡𝙡 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙪𝙣𝙘𝙤𝙣𝙙𝙞𝙩𝙞𝙤𝙣𝙖𝙡𝙡𝙮 𝙏𝙝𝙚𝙧𝙚 𝙞𝙨 𝙣𝙤 𝙛𝙚𝙖𝙧 𝙣𝙤𝙬 𝙇𝙚𝙩 𝙜𝙤 𝙖𝙣𝙙 𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙗𝙚 𝙛𝙧𝙚𝙚 𝙄 𝙬𝙞𝙡𝙡 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙪𝙣𝙘𝙤𝙣𝙙𝙞𝙩𝙞𝙤𝙣�...