First

25 4 2
                                    

Sebuah motor berhenti di depan rumah bercat putih, sosok pria jangkung dengan seragam SMA turun dari motornya kemudian berjalan menuju pintu. Tatapannya jatuh pada sosok gadis yang duduk di teras memeluk rantang ditangannya.

"Wendi" ucap pria itu, si gadis yang dari tadi sibuk dengan lamunannya terkejut mendengar orang memanggil namanya.

"Ngapain disini? Kenapa gak langsung masuk?" Tanya pria tadi heran.

"Aku nunggu kak Satya" jawab wendi riang. "Bi Marni pulang kampung katanya anaknya sakit, jadi Wendi disini nganterin kak Satya makanan" terangnya menjelaskan sebab-sebab kedatangannya.

"Kok bibi gak bilang?"

"Katanya hp nya gak ada pulsa kak"

"Kamu gak perlu kali repot-repot nganterin kakak makanan" Satya melangkahkan kakinya menuju pintu membukanya kemudian menyilahkan Wendi mengikutinya.

"Gak repot kok" sahut Wendi seraya berjalan ke arah dapur diikuti Satya dibelakangnya. Wendi ini udah bukan orang asing lagi bagi Satya. Mereka tetanggaan kadang Satya yang nginap di rumah Wendi kadang Wendi juga nginap dirumah Satya, jadi udah gak canggung lagi.

"Ini Wendi masak sendiri loh" ucap Wendi seraya memindahkan makanan dari rantang ke piring di rumah Satya.

"Makasih"

"Kak Satya,, untuk masalah kemarin Wendi minta maaf yah. Wendi keterlaluan banget"

"Udah gak usah dipikirin, kakak gak papa kok" ucap Satya seraya mengelus kepala Wendi.

"Makasih yah, ayoo makan"

"Kak Haris udah lama yah gak pulang-pulang?" Tanya Wendi ditengah acara makannya dengan Satya.

"Ciee kangen"

"Apasih orang cuma nanya" kesal Wendi yang membuat Satya gemas.

Selesai makan dan membereskan bekas mainnya Wendi pamit izin pulang.

"Makasih makanannya yah Wen" ucap Satya saat mengantar Wendi kedepan.

"Ihh apasih kayak sama siapa aja kak Satya tuh"

Satya hanya tersenyum memabalas ucapan Wendi.

____

"Dek"

Gadis yang tengah sibuk dengan kuas lukisnya membalik melihat sang kakak memanggilnya.

"Besok berangkat bareng kakak yah?" Tanya kaisar to the point. Gadis itu menggeleng pelan tangannya masih sibuk dengan kuas lukisnya.

"Ayolah dek, kakak gamau jemput gadis itu sendirian"

"Tapi kak.." Hani hendak menolak tapi ucapannya dipotong sang kakak.

"Gak ada penolakan pokoknya Hani besok berangkat bareng kakak, Hani kan tahu kakak gak bisa berduaan aja sama perempuan apalagi kakak gak kenal sama sekali sama tuh cewek" jelas kaisar panjang lebar.

"Udah yah selamat tidur, jangan keseringan begadang nanti jerawatan" kaisar keluar meninggalkan sang adik yang telah menyelesaikan satu lukisannya dan langsung tidur.

_____

Pagi hari yang cerah secerah senyum gadis cantik yang sudah mengenakan seragam sekolahnya padahal jam masih menunjukan pukul 05:30.

"Lahh? Neng Yura udah siap toh?" Suara pintu terbuka diikuti suara bi murni asisten rumah tangganya Yura yang saat ini hendak membangunkan Yura.

"Hehe iya bi, Yura semangat banget hari ini mau sekolah lagi" jawabnya ceria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang