Bagian 4

379 10 0
                                    

Joko tengah berdiri di lobi kantor menunggu sahabat bosnya. Dalam hati dia memanjatkan doa agar dirinya tidak kenapa napa. Saking takutnya, Dahi Joko sampai berkeringat banyak.

Tidak lama kemudian datang pengemudi motor KLX melaju dengan kencangnya lalu berhenti di depan lobi. Joko terus mengamati pengemudi itu, dia bertanya-tanya dalam hati apakah itu sahabat bosnya.

Joko terkejut saat pengemudi itu melepaskan helm full face nya dan turun dari atas motor, lalu berjalan menuju lobi. Bukan karena apa, melainkan karena ternyata pengemudi motor itu adalah seorang gadis berambut sebahu, dan sangat cantik. Joko terus saja mengamati gadis itu. Menurut Joko penampilan gadis itu sedikit aneh. Di siang terik seperti ini, gadis itu menggunakan pakaian serba hitam. Kaos polos hitam yang dimasukan ke celana kulot  jeans hitam hightwaist sobek-sobek, dipadukan dengan jaket hitam oversize sebagai outer.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaketnya, menghubungi seseorang. Joko yang berdiri tidak jauh dari gadis itu dapat mendengarkan pembicaraan gadis itu.

“ Rei, gue udah di lobi nih.” Joko kaget mendengar kata Rei, apa jangan-jangan dia benar sahabat Reina?

“....”

“ Ohya, siapa?” Gadis itu melihat kesekeliling dan menatap ke arah Joko, kemudian menghampiri Joko.

“ Kamu yang namanya Joko?” Gadis itu bertanya setelah sampai di depan Joko.

“ I i iya.” Joko menjawab gugup.

Gadis itu mengangguk lalu mematikan sambungan teleponya dan menyimpan ponsel nya ke dalam saku jaket nya lagi.

“ Kenalin nama aku Okta, sahabat Reina.” Okta mejulurkan tangan nya.

“ Saya Joko asisten Bos Rei.” Joko menjabat tangan Okta dengan gemetar. Okta yang menyadari hal itu sampai terkekeh pelan. Kemudian melepas jabatan tanganya dengan Joko.

“ Jangan dengerin apa yang di bilang Rei tentang aku. Aku nggak bakal ngapa ngapain kamu kok.” Setelah mangatakan itu, Okta malah bersin-bersin. Okta sedikit menjauh dari Joko kemudian mengambil masker hitam dari dalam tas ransel yang ada di punggungnya lalu memakainya. Setelah memakai masker, Okta kembali menghampiri Joko yang terlihat semakin gugup.

“ Nggak usah takut gitu sama aku. Aku nggak bakal nendang kamu kok. Hahaha.” Okta tertawa melihat Joko gemeteran.

“ I iya mbak.” Jawab Joko

“ Jangan mbak manggilnya, cukup Okta saja. Kayaknya kamu lebih tua dari aku.”

“ I iya mbak, eh Okta.”

“ Hahahah... kamu gemesin banget sih. Pantesan Reina si kaku itu bisa nerima kamu. Udah ganteng, gemesin, aduh pengen bawa pulang deh.” Okta mencubit pipi Joko. Joko tersipu malu mendengarnya.

“ Ka  kamu kenapa pakai masker?” Joko memberanikan diri bertanya kepada Okta.

“ Aku kurang suka sama aroma parfum kamu. Hidung aku tuh sensitif.” Joko melongo mendengar jawaban Okta.

Tiba-tiba saja ada mobil mewah berhenti di depan lobi. Tidak lama kemudian keluarlah pria yang lumayan tampan dari dalam mobil. Lalu masuk kedalam kantor. Bukanya memperhatikan pria itu, Joko malah menperhatikan mobil pria itu.

“ Nah ini nih aroma pria brengsek.” Celetuk Okta tiba-tiba. Tidak menerima respon dari Joko, Okta yang tadinya memperhatikan pria itu langsung menoleh menatap Joko. Terlihat Joko serius sekali mengamati mobil pria itu.

“ Heh Joko, kamu lihatin apa sih?”

“  Eh itu, kayaknya mobil itu mobil yang tadi pagi ngikutin mobil Bos Rei.” Jawab Joko Ragu

“ Kamu yakin?”

“ Mungkin Cuma perasaan saya saja.”

“ Aku rasa kamu bener deh, ayo kita lihat, sebentar lagi pasti ada keributan.”

“ Eh...” Joko mengikuti Okta masuk kedalam.

“ Lumayan, dapat hiburan.” Okta terkekeh pelan. Joko yang mendengarnya bergidik pelan. Gila nih cewek, cantik2 tapi aneh banget tingkahnya.

“ Eh eh sebentar Joko.” Okta menghentikan langkah kakinya sebelum memasuki gedung kantor. Okta melepaskan ranselnya dan mengambil topi hitam dari dalam ransel lalu memakainya.

“ Nih tolong bawain tas aku!” Okta memberikan tasnya kepada Joko. Joko yang kebingungan hanya menurut saja. Okta melepaskan jaketnya dan memasukan jaket itu kedalam tas yang ada di tangan Joko.

“ Joko, dengerin aku ya. Nanti kita pura-pura tidak kenal di dalam. Aku akan berdiri di samping pintu masuk. Kamu masuk saja seperti biasa, nggak usah peduliin aku! Oke?” Okta memberitahu Joko, entah apa yang di pikirkan gadis itu.

“ Tapi kenapa? nanti Bos Rei bisa marah.” Joko menjawab takut.

“ Halah kamu nggak usah takut, biar aku nanti yang ngomong sama si Reina. Sekarang ayo kamu masuk duluan.” Joko masuk kedalam, kemudian Okta menyusul di belakang Joko. Okta benar benar berdiri di samping pintu masuk dan berdiri tegap disana dengan tangan di belakang punggung seperti bodyguard. Okta terlihat menatap lurus kedepan. Seperti benar benar sedang fokus berjaga.

Joko masih bingung dengan tingkah aneh sahabat Bosnya itu. Joko melewati meja resepsionis, dan melihat keributan disana. Joko segera mendekat dan melihat pria yang dilihat tadi sedang memarahi petugas resepsionis.

“ Maaf Tuan ada yang bisa saya bantu?” Tanya Joko sopan.

“ Saya kesini ingin bertemu dengan Reina. Tapi mereka melarang saya bertemu dengan Reina.” Ujar pria itu menujuk para petugas resepsionis.

“ Maaf Tuan, apa Tuan sudah membuat janji dengan Bos Reina?” tanya Joko lagi

“ Untuk apa saya harus membuat janji dulu untuk bertemu kekasih saya.” Pria itu tambah emosi.

“ Kalau begitu saya tanyakan dahulu kepada Bos Reina, apakah sekarang bisa di temui.” Jawab Joko dengan gugup.

“ Ya silahkan, katakan kalau Reno kekasihnya ingin bertemu.” Reno berujar sombong. Joko segera mengambil ponselnya dan menelepon Reina.

“ Halo Bos, ada Tuan Reno yang ingin bertemu dengan Bos.” Kata Joko setelah panggilanya dijawab Oleh Reina.

“....”

“ Ba baik Bos.” Jawab Joko takut. Lalu mematikan teleponya.

“ Maaf Tuan Reno. Saat ini Bos Reina sedang sibuk dan tidak bisa di temui. Lebih baik anda datang saja lain kali.” Kata Joko sambil menunduk takut. Reno yang mendengar itu pun tambah marah dan mencengkram kerah kemeja Joko erat sampai Joko panik dan ketakutan.

“ Kamu mau nipu saya ha?!” bentak Reno.

“ Tidak Tuan Reno, saya tidak menipu Tuan.” Joko menggeleng cepat.

“ Kalau begitu cepat telepon Reina dan katakan Kalau dia harus datang kesini menemui saya! Kalau tidak, leher kamu akan saya patahkan saat ini juga.” Ancam Reno. Joko segera menghubungi Reina kembali dengan cepat. Karyawan lainnya menatap prihatin kepada Asisten Bos mereka itu. Tidak bisa membayangkan seberapa tekanan yang di terima oleh Joko dari Reina dan Reno yang sama-sama keras kepala itu. Padahal hari ini adalah hari pertama Joko bekerja.



Hai...
Makasih banyak buat yang udah baca cerita aku.
Jangan lupa vote dan komen ya gaes.
Terimakasih
Bye bye...

My Sexy AngryBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang