Bab V : Campurkan perasa wacana holidae

204 42 35
                                    





〰️〰️〰️〰️〰️
〰️〰️〰️〰️〰️

"Yo, bawa korek?"

Lio nengok sekilas kearah Jemi disela dia ngebales chat dari ceweknya. Nggak kerasa udah tiga bulan dia pacaran sama Raya.

"Di tas." Sahutnya singkat. Abis itu dia kembali fokus ke hapenya untuk beberapa saat, lalu segera meletakkan hapenya diatas meja.

Senyuman miring terlihat dari bibir Jemi waktu dia ngebuka-buka tas selempangnya Lio.

Mereka lagi ada di tongkrongan langganan mereka. Biasa tempat anak kopi, anak ayah bunda ngumpul. Nama tempat ngopinya adalah Senandung Rindu.

Biasanya ada Adam dan Ilham juga, cuma makhluknya belum pada dateng. Masih kencan.

"Lo jadi betina sekarang, cuk?" Pertanyaan Jemi ngebuat Lio mengerutkan dahinya sembari menyeruput kopi pas lagi panas-panasnya, bukan pas lagi sayang-sayangnya.

Perlahan tangan Jemi mengambil sesuatu dari dalam tas Lio. Sesuatu berbentuk persegi, dengan kemasan putih, teksturnya empuk kaya roti waktu ditekan.

Pembalut.

"Bajingan!" Umpat Lio sambil dengan segera merebut tas dan pembalut tersebut dari tangan Jemi. Sialnya Lio lupa kalo tadi Raya sempet nitip pembalut di tasnya.

Buru-buru Lio masukin benda itu lagi ke tempat semula, terus nutup rapet tasnya. Sekilas kecium itu aroma khas pembalut Charm Extra Comfort Cooling Fresh. Aromanya seger sampe bisa meredakan hidung mampet seketika. Canda.

"Bucin, asu! Hahahaha!" Jemi paling seneng nih kalo godain Lio.

"Mana ada dua lagi.." masih aja ketawa Si Jemi.

"Berisik!" Sahut Lio setengah malu.

Temaram lampu dan senandung lagu Korea Selatan menemani malam mereka dengan secangkir kopi dan seputung rokok. Curiga kayanya pemilik kafenya suka kipop. Soalnya tadi Lio juga sempet kedengeran lagu NCT Dream yang Be There for You. Eh, kok Lio tau? Iya, soalnya lagu itu sering diputer Raya akhir-akhir ini.

Tempatnya ada yang outdoor, ada juga yang indoor. Lio dan kawanannya biasanya milih yang outdoor. Sengaja, biar bisa ngerokok.

Pengunjung silih berganti, tapi Lio dan Jemi masih setia berada disana. Kebiasaan kalo belum jam satu tuh mereka belum pulang. Dan ini masih jam sebelas.

"Siapa lo?!" Sarkas Lio atas kehadiran Ilham yang dateng cuma koloran, terus atasannya pake hoodie.

Yang disarkasin bukannya bales sarkas, malah nyengir. "Ya maap maap aja nih kakanda baru hadir. Nunggu adindanya tidur dulu soalnya." Kata Ilham seraya duduk disebelah Jemi sambil mengeluarkan sebungkus rokok, korek, hape, dan kunci motornya dari dalam saku hoodienya.

Pamit sama pacarnya bilang, 'Aku tidur dulu, ya.', padahal maksudnya, 'Aku main dulu, ya. Kamu cepetan dong tidurnya'. Itu bukan tipe badboi namanya, tapi memang begitu insting kebanyakan laki-laki. Asal mainnya nggak main cewek, ya aman-aman aja.

Setelah itu disusul dengan kehadiran Adam dengan raut lesunya. Segera menjatuhkan pantatnya di kursi sebelah Lio dengan agak tidak berdaya.

"Ngapa nih temen lo?" Tanya Lio ke Ilham sambil melirik kearah Adam.

"Biasa, masalah rumah tangga." Sahut Ilham nyeleneh sambil ngeraih koreknya untuk nyalain rokok yang sudah terselip diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

Jemi dan Lio ketawa. Sudah biasa Adam seperti itu. Derita dapet cewek dominan ya gitu. Ceweknya nggak mau kalah maupun salah.

"Pacaran gelud teroos!" Kata Jemi.

How to get herTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang