"Mama, aku pulang!!" Seperti biasa, Nana berteriak seolah-olah tidak akan ada yang mendengar kalau berbicara dengan volume sedang.
"Wahh, ntah kenapa aku benar-benar ingin melakban mulut itu agar tidak berisik lagi." Rara mengeluh dibelakang Nana sambil mengorek-ngorek kupingnya.
"MA! KAKAK JAHAT TUH!!" Nana berlarian menghindari kejaran sang kakak.
Tidak lama kemudian, sang mama keluar dari toko yang berada disebelah rumah mereka.
"Eh, mama lagi di toko? Mama buka toko lagi?" Nana bertanya sambil berusaha keras keluar dari kekangan Rara.
Rara tertawa puas karena tenaga sang adik tidak ada apa-apanya dibanding dirinya. Nana yang melihat itu merasa kesal, dan langsung mengigit lengan kakaknya.
"Iya, kan kak Rara mumpung lagi disini. Jadi mama nggak jemput kamu. Dari pada diam-diam nggak jelas, lebih baik mama buka lagi tokonya." Mama menghampiri mereka berdua yang sedang bergelud dengan senyuman yang lembut sambil membawa 2 jenis bunga yang berbeda.
"Coba berhenti dulu berkelahinya. Mama mau memberikan bunga ini kepada kalian. Ini, bunga hydrangea untuk Naura. Karena kamu mama sangat terbantu sekali. Terimakasih ya nak." Mama tersenyum dan memberikan bunga jenis hydrangea berwarna biru kepada Naura.
"Makasih Mama." Rara langsung membuang Nana yang tadi dijepitnya, dan mengambil bunga itu lalu memeluk mama.
Nana yang melihat itu langsung menghampiri keduanya, balik mendorong Rara dengan sekuat tenaga, dan mengadahkan tangannya kepada mama.
Mama terkekeh melihat tingkah anak bungsunya itu. "Ini. Bunga lily kuning memang paling cocok untukmu Nazhan."
Nana menerima bunga itu dengan riang gembira. Lalu memeluk mamanya dan menggoyangkan ke kanan ke kiri.
"De, kamu nggak bosan apa? Sepertinya mama sering sekali memberikanmu bunga itu." Rara bertanya sambil memainkan bunga yang ada ditangannya.
"Nggak dong, lily kuning itu melambangkan keceriaan dan kegembiraan. Kata mama bunga lily kuning sangat menggambarkan diriku, jadi aku akan menerima sebanyak apapun itu." Nana menjawab pertanyaan kakaknya sambil menyelipkan satu bunga lily ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I
FantasyKata mama, aku terlahir sedikit berbeda dari orang lain. Awalnya aku tidak menyadari apa yang berbeda. Tapi berjalannya waktu, aku menyadari itu. Saat aku menyadarinya, ada satu pertanyaan baru yang mendiami pikiranku. "Apakah yang mama sebut 'berb...