Saat membaca ini, barangkali kamu sudah lelah dan hampir menyerah. Tentang hidup yang seolah-olah tampak memuakkan bagimu, tentang hidup yang terlihat tengah tertawa melihat kamu tersiksa.
Kamu kesepian, ingin mencari teman yang bisa diajak bertukar rasa sakit. Tapi, tidak. Kamu tidak menemukan orang itu, orang-orang itu tampak tidak perduli dengan rasa sakit yang kamu rasakan.
Semakin kesini kamu semakin terlihat seperti orang yang gagal, semakin kemari banyak orang yang melihat mu dengan tatapan menghinakan.
Kamu ingin lari, tapi entah kemana. Seolah-olah ada bilik kaca besar yang mengurungmu sendirian, dan hanya pengap yang mampu kamu rasa, sesak. Kamu berteriak, menjerit, meronta, hingga lelah. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang mampu mendengar.
Sedangkan tanpa aba-aba monster itu mulai mendekat, bersiap untuk melahap. Menelanmu habis tak tersisa.
Monster itu tinggal beberapa senti di hadapanmu, ia datang membawa beberapa perkakas. Masalalu, kenangan buruk, trauma dan lain-lain dalam bentuk benda tajam.
Kamu menatapnya ngeri, tubuhmu semakin meronta. Memukul-mukul bilik kaca berharap ia bisa pecah. Satu dua orang melihatmu, tiga dan empat. Mereka melihatmu menangis ketakutan, lantas memberikan ekspresi prihatin. Tapi, mereka hanya diam, tidak melakukan apa-apa. Seolah-olah hanya melihatmu berperang melawan angin, menyebutmu si gila. Beberapa di antara mereka juga terlihat melihatmu dan menunggu, seperti tengah menonton film fantasi bergenre thriller.
Kamu menatap sangsi, tubuhmu melemas. Napas monster itu mulai terdengar di telingamu, kamu pikir semuanya sudah berakhir. Matamu memejam erat, tidak berkutik.
Perkakas berjatuhan monster itu ingin, kamu mengakhiri dirimu sendiri dengan benda tajam itu. Atau jika tidak, dia sendiri akan menelanmu. Kamu tersenyum, mulai menggengam perkakas bernama 'trauma' dengan erat. Tanganmu berdarah.
–
Dalam harap, kamu masih ingin seseorang datang. Mendobrak bilik kaca yang membelenggu, menggengengam tangamu dan mengatakan jika kamu baik-baik saja atau setidaknya mempercayai tentang kisah monster yang kamu hadapi. Kamu masih berharap, dapat merasakan musim semi dalam hidup. Meski cuma sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggelam (Telan)
De TodoSelamat datang di duniaku yang entah aku harus menyebutnya berantakan atau apa. Kau menemukan kata yang lebih tepat untuk mengambarkan ketidakteraturan? Saat memabaca ini semoga kau masih ingat jalan pulang, jangan sampai tenggelam atau bahkan tert...