4

7 1 0
                                    

Happy reading

"Terima kasih loh Sik udah mampir."

"Sama-sama Ibu. Tadinya kan Mama mau kesini, tapi dia repot masak mulu," jelas Dersik lalu memakai kembali helm-nya

"Bantuin tuh Mak lo, biar bisa masak," timpal Arka yang ikut menemani Ibunya mengantar Dersik sampai depan rumahnya saja.

"Kamu ih, gak usah ngeledek Dersik mulu. Kasian," ucap Lintang - Ibu Arka - dengan mengelus bahu Dersik.

"Tau, Ibu lo aja belain gua. Wle," lanjut Dersik dengan menjulurkan lidahnya.

Arka mendengus dan langsung kembali masuk ke dalam rumah meninggalkan dua perempuan yang menghakimi dirinya.

"Ck, pundung," cibir Dersik dan langsung terkekeh.

Lintang yang mendengar celotehan tersebut hanya geleng kepala dan terkekeh ikut terbawa suasana.

"Yaudah ya Bu, Dersik pulang," pamit Dersik dan menyalimi Ibu dari temannya itu.

"Hati-hati," tutur Lintang saat melihat Dersik sudah menyalakan motornya.

Dersik hanya membalas dengan anggukan dan memberikan acungan jempol 👍 tanda iya.

***

"Sik, liat Pr dong," ucap seseorang saat Dersik baru saja memasuki kelasnya.

"Dih, lo siapa?" jawab Dersik lalu kembali berjalan ke arah tempat duduknya.

Tak mau kalah, orang tersebut pun mengekorinya sampai ia duduk.

"Kok lo lupa sih, kan gue Rafka. Orang paling pinter se-dunia," lanjut Rafka - Teman sekelas Dersik - sambil melayangkan kedua tangannya berbentuk bola.

"Pinter kok nyontek," timpal Mumu - salah satu teman sekelasnya Dersik -.

Rafka mendelik tak terima. "Hush, biarkan itu urusan saya."

Dersik yang mendengar pun sesekali terkekeh karena tingkah temannya yang humoris.

Ia pun membuka tasnya dan memberikan buku yang berisi Pr-nya lalu memberikan ke Rafka tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Makaciiww yaaa, Dersik maniieezzz," lanjut Rafka lalu kembali ke tempat duduknya dan mulai mengerjakan Pr yang tertinggal.

Saat sedang asik dengan kegiatan masing-masing, seisi kelas dihebohkan oleh kedatangan perempuan yang sangat populer di sekolah ini.

"Gila, beneran cakep ya ini orang."

"Glowing bener."

"Pengen gebet gue."

"Kerjain Pr lo dulu Rafka."

Dersik yang mendengar beberapa ocehan dari temannya pun mengangkat kepalanya sejenak.

Emang sih, Dersik sedikit terpukau oleh kecantikan yang dimiliki perempuan itu.

"Hai," sapa perempuan tersebut ke arah Dersik.

Dersik sedikit kaget dengan apa yang terjadi barusan. Perempuan tadi paham akan kekagetan Dersik dan tanpa mengulur waktu ia menghampiri Dersik.

Dersik terkesiap dan langsung merubah mimik mukanya seperti awal.

"Ekhem, ada apa ya Kak?" tanya Dersik sedikit berdehem agar suasana kembali normal.

Perempuan tadi pun tersenyum lalu ia melirik ke sekitar, sedikit kaget karena dirinya sekarang diperhatikan hampir se-isi kelas.

"Gue mau bicara, apa bisa ngobrol berdua?" tanya perempuan tadi.

"Boleh Kak," jawab Dersik.

Setelah mendapat izin dari Dersik, perempuan tersebut pun berdiri yang diikuti oleh Dersik.

Mereka berjalan ke arah taman, tanpa diikuti oleh siapapun.

"Ada apa ya Kak?" ucap Dersik saat dirinya sudah duduk bersama perempuan tadi.

"Kenalin, gue Desti," ucap Desti sambil mengulurkan tangannya.

"Dersik," lanjut Dersik yang menerima uluran tangan Desti.

"Senang bisa kenalan, by the way lo pacarnya Arka?" tanya Desti yang masih setia tersenyum.

Dersik mendelik, siapa juga yang mau jadi pacarnya Arka. Walaupun ganteng sih, pikir Dersik.

"Bukan Kak, gue sama Arka tuh cuma temenan," lanjut Dersik yang membalas senyuman Desti.

"Oh ya? Padahal, sebelum lo jadi adek kelasnya. Arka tuh orangnya cuek banget. Dan sekarang, masih sih. Tapi, gue bisa liat Arka senyum karena bareng lo juga seneng kok," tutur Desti yang menceritakan isi hatinya.

Dersik yang mendengar itu sedikit kaget. Dia pikir, Arka masih belum berubah kayak dulu.

Soalnya, di depan Dersik, Arka selalu ngeselin dan banyak omong.

Ketawa aja sering apalagi cuma senyum.

"Mungkin karena kita temenannya dari kecil kali Kak," jawab Dersik seadanya.

Desti menghela nafasnya. Apa harus ia minta tolong Dersik untuk hatinya, batin Desti.

"Kakak suka sama Arka ya?" tanya Dersik tiba-tiba dan itu berhasil membuat Desti gelagapan.

"E-eh enggak kok, kan cuma nanya," alibi Desti walau masih menutup kemungkinan Dersik percaya.

"Bohong."

Kan. Emang gak bakal ada yang percaya.

Kring....

Mereka menghela nafasnya. Yang satu lega, yang satunya lagi kecewa.

"Udah bel nih, sana masuk kelas. Nanti dihukum aja," ucap Desti lalu berdiri dari duduknya.

Dersik yang melihat Desti berdiri pun ikut berdiri, dan mereka kembali ke kelas masing-masing.

***

Tbc

Omg so sorry ya up nya hari minggu.

gapapa kali telat sehari, xixi.

Kenalan sama Mumu yuuu.

Kemukus Cendana Atthallah

Kemukus Cendana Atthallah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana nich kaka kaka

Okey yang belum vote mari vote biar berkah.

Yg mau tau versi rp-nya, langsung yuks intip di ig: whosniissaa

DERSIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang