4. Birthday

404 81 6
                                    

Naruto disclaimer Masashi Kishimoto

Saya tidak mendapatkan keuntungan materiel dari cerita ini selain kepuasan

Naruhina Fanfiction special for #NHmonth #NHmonth2021

Hinata Birthday - The Proposal

.

.

Dingin yang menusuk tak membuat si Uzumaki muda mengurungkan niatnya untuk menemui sang kekasih--Hyuga Hinata. Iya, setelah kejadian bulan hendak menabrak bumi, ia telah menyadari arti Hinata bagi hidupnya.

Terlalu banyak benang merah yang telah ia lewatkan. Ia baru menyadarinya ketika dalam pengaruh genjutsu yang terhubung langsung dengan memorinya. Hanya Hinata yang mampu menerimanya apa adanya. Hanya Hinata pula yang rela mempertaruhkan nyawa demi dirinya.

Mencengkeram erat syal merah yang melingkar di lehernya, hati Naruto menghangat. Syal ini, pemberian sang kekasih. Syal yang paling berharga setelah syal peninggalan mendiang sang ibu. Syal yang menyalurkan rasa hangat bukan hanya karena ketebalannya, namun karena makna yang terkandung di dalamnya. Hinata menyalurkan segala perasaannya selama ini ke dalam syal rajutannya. Perasaan tulus yang dapat ia rasakan membuatnya lebih hangat dari syal tebal manapun di dunia ini. Euforia yang dirasakan tak dapat dibandingkan dengan apa pun.

"Naruto-kun sudah lama menunggu?" Naruto berbalik ketika suara sang kekasih menyapa pendengaran. "Maaf, aku tadi memastikan keadaan tousama dulu." Wajah yang sebelumnya dipenuhi rasa bersalah, kini berubah penuh dengan kecemasan ketika mendapati wajah Naruto yang memucat.

Hinata menangkup wajah Naruto dengan kedua tangannya, "Astaga, Naruto-kun sudah menunggu berapa lama? Wajahmu pucat ... sangat dingin."

Naruto menggenggam kedua tangan Hinata yang berada di pipinya. "Tidak sedingin yang Hinata pikir. Aku merasa hangat karena memakai ini," tunjuk Naruto dengan lirikan mata pada syal yang melilit di lehernya.

"Tetap saja, aku khawatir nanti Naruto-kun kena flu. Saljunya turun lebat."

Bibir Naruto melengkungkan senyum, kepedulian Hinata yang tulus selalu membuatnya bahagia. Dari dulu hingga sekarang, gadis itu tak berubah sama sekali. Kepeduliannya, perhatiannya, perlakuannya, semuanya begitu tulus tanpa mengharap balasan.

.

Jika ada yang bertanya apa yang diinginkan Naruto sekarang ini? Maka dengan tegas ia akan menjawab Hinata.

Menjalin jalinan kasih bersama Hinata selama beberapa bulan, membuatnya begitu bahagia. Ruang kosong yang selama ini mengisi relung hati, kini terpenuhi dengan kehadiran Hinata. Naruto yakin, Hinata adalah belahan jiwanya.

Cuaca dingin seakan tak pernah bersahabat dengannya. Dulu cuaca dingin disertai hujan deras menjadi saksi betapa menyesalnya ia karena telah membuat Hinata kecewa.

Kini, dingin disertai hujan salju kembali mengejeknya. Kencan yang sudah ia rencanakan dengan apik, harus direlakan begitu saja karena kepingan es itu turun begitu lebatnya hingga menciptakan badai. Akibatnya reservasi di sebuah tempat makan harus dibatalkan. Semua toko dan tempat makan, tutup lebih awal.

Gemiricik air keran menyadarkan Naruto dari rasa kecewanya. Hinata pelakunya. Kekasihnya itu, terlihat sedang mencuci sayuran untuk dimasak. Naruto tersenyum tipis, Hinata tidak marah dan menyarankan makan bersama di apato kecil milik Naruto. Tentu Hinata yang memasak. Namun, tetap saja ia merasa tak enak hati karena seharusnya kekasihnya itu tinggal duduk manis di hari spesialnya.

Just Two Of Us ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang