Anomisteri 3

5 2 0
                                    

Ajak teman-teman kalian untuk mampir ya
Siapa tau alurnya pas dengan selera mereka
Makasih juga udah mampir hingga part 10 ini di up

Jangan lupa⭐ 💬 biar Ulan makin semangat up TACENDA.


Selamat Membaca

El-Vanda Gutama berjalan di pinggir trotoar sambil menundukkan kepala dengan seseorang mengekor dari belakang.

Krtek*

Sebuah kaleng bekas terinjak cukup keras, membuat Vanda mengangkat kepala dengan malas lalu berbalik.

"Pergi, aku ingin sendiri" usirnya.

Lawan bicara dibikin kaku tak bersuara.

"Kita bukan siapa-siapa lagi, jadi tinggalkan aku. Jangan mengekor karena jika ada yang melakukan sesuatu padamu, aku tidak perduli."

"Jangan salahkan aku" tegas Vanda.

"Iya Va Maaf" Aku ingin bersamamu Va, berjalan beriringan.

Gadis itu melambaikan tangan pada supirnya yang ternyata menunggu majikannya di belakang sana. Sungguh Vanda tidak habis pikir dengan gadis yang pernah mengisi hatinya.

Andriani Sukma Henderik.

"Kamu gak mau pulang bareng Va?" ajaknya sedikit ragu karena dia yakin Vanda akan menolak tawarannya.

"Aku tidak serumah dan searah denganmu" begitu juga hatiku tidak lagi ditempati dirimu.

Va, kamu kok cuek banget sih. Apa aku jahat yah mutusin kamu.

Batin Ariani dengan wajah mulai memerah menahan diri agar tidak menangis.

Tak mau membuang waktu, Vanda kembali berbalik melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

Hari ini Vanda di buat badmood karena Reylan. Gadis itu tidak juga membalas pesannya waktu jam pelajaran pertama. Padahal Vanda ingin mengajaknya jalan-jalan ke beberapa pusat jajanan namun tidak kunjung di balas.

Setelah bel istirahat berbunyi, ia coba menghampiri Reylan di kelas dengan alibi mengajaknya makan bersama di bawah pohon besar namun gadis itu sudah tidak ada di kelas. Kata ketua kelas, Reylan izin pulang karena tidak enak badan.

Mendengar itu Vanda di buat panik, hingga segala cara ia lakukan dari menelepon dan mengirimkan pesan pada Reylan tapi tidak kunjung di respon. Ada apa sebenernya dengan Reylan hari ini.

Gadis itu sejak pagi tadi cukup berbeda dari hari lainnya.

"Lan, setidaknya pesanku di balas. Jangan buatku panik seperti ini." lirih Vanda mendudukkan diri di halte yang sudah sepi hanya beberapa orang saja di situ menunggu bis.

•••

Kepulan asap putih nan halus mengudara dari secangkir gelas putih berukiran bunga dandelion berisi cokelat panas.

Di sebelahnya ada Reylan yang sekitaran jidatnya sudah tertempel 5 guntingan salompast. Berbaring dengan mata terfokus pada layar ponsel yang sejak pagi tadi lowbat karena ia lupa meng-carger setelah semalaman dirinya mengurung diri dengan menonton drama Korea.

Tring*

Tring*

Tring*

Tring*

10 panggilan tak terjawab dan spam chat dari Vanda terpampang nyata pada notifikasi di ponsel Reylan begitu data seluler dihidupkan.

TACENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang